Selasa, 03 Oktober 2023

Recruitment Guru (1)

Tiba-tiba saja .. kok jadi nulis tiba-tiba saja sih 🤭 yups, karena pas lagi merenung teh tiba-tiba teringat saat-saat rekrutmen guru di sebuah sekolah dimana kami biidznillah Allah berikan kesempatan untuk membangunnya. 

Jadi begini ceritanya.

Jreng jreng jreeeeng... Musik latar pun bergema menandai cerita mau dimulai 😂

Hmm sebenarnya saya ingin melupakan fase ini, tapi kemudian saya berpikir untuk merelease dengan membagikan kisah alih-alih melupakan, semoga membagikan kisahnya akan lebih bermanfaat dibandingkan melupakan dan menutup seolah tidak pernah ada jejak seperti itu.

Kisah di mulai dari .. saya ceritakan dari awal kisah saja ya? 

Sabtu sore di bulan itu kang Wawan memberitahu sekaligus menanyakan,"Ummi, axa seseorang yang meminta bantuan ummi, ummi mau membantunya?" 

"Tergantung sih bi, kalau ummi memiliki kemampuan untuk membantu maka insyaAllah ummi bantu. Kalau ummi merasa tidak mampu yaaa wayahna nggak bisa ummi bantu." Jawab saya diplomatis.

"Dia meminta bantuan ummi untuk bersama mengelola lembaganya."

Aha.. awal kisah itu akan saya cukupkan sampai di sana dan mari saya ajak untuk melihat proses rekrutmen guru yang menjadi domain saya di tempat saya mengabdikan diri saat itu. Hmm itu salah satu syarat yang saya minta waktu menerima permintaan kawan tersebut. Salah satunya adalah saya memiliki hak khusus untuk rekrutmen guru. Keren banget ya tugasnya 😂 

Jadi tidak ada yang bisa menerima guru tanpa izin dari saya, ah ini mah kepala sekolah oge di bikin , "muhun itu hak penuh teh Dede. Pemilihan kepala sekolah ataupun pengkondisian guru juga wilayah teh Dede dan tidak boleh ada yang mengintervensi." Yah, begitulah otoriter nya saya, jadi kalau ada yang mengatakan, "teh Dede bageur." Hmm kayaknya kurang tepat deh, saya itu tipikal pengatur skenario yang otoriter 😂🤣. Duh kenapa saya harus memberi emot ketawa? Karena setiap bagian hidup yang terkesan berpotensi bikin kesel orang lain teh justru suka bikin pengen ketawa.

Saya, suami, pak Agus (Allohu yarham), 2 orang dari yayasan, dan 3 orang lain yang saya rekrut di awal kemudian menjadi titik awal kisah di mulai. 3 orang saya rekrut? Yah, sekali lagi,  rekrutmen adalah domain saya secara penuh. "Abi, ummi mau merekrut A, B, C." Kalimat ini adalah bentuk perintah, buat sekedar sharing biasa atau minta persetujuan atau minta pendapat. Seotoritator itukah saya? Yups seotoritator itulah saya. Masih kurang yakin kalau saya itu berpotensi bikin orang kesel?

Saya ceritakan lagi lanjutannya..

Kepala sekolah awalnya ditujukan kepada seseorang, lalu saya mengangkat tangan da menyatakan ketidaksetujuan dengan menguraikan beberapa pandangan, bahwa saya tidak setuju bukan karena tidak memiliki alasan . Ada alasannya yang saya sampaikan sedetail mungkin. Tentu saja saya tidak dulu ambil pusing apakah orang yang awalnya disodorkan untuk jadi kepala itu akan tersinggung ataukah tidak, ini majlis musyawarah dan semua yang hadir di sana tidak boleh untuk tidak berpendapat, sepedas apapun pendapatnya. Itu juga yang saya sampaikan di sana. 

Hey, yang mau dicalonkan menjadi kepala sekolah duduk tepat di samping bapak-bapak lain yang duduk melingkar di depan saya. Perempuan hanya berdua; saya dan 1 lagi dari yayasan. 

Padahal saya juga kan direkrut? Tentu tidak, pilihan hari itu ada pada kendali saya. Jadi ketika saya memilih untuk say yes dengan sekian banyak syarat, artinya hari itu saya. Memiliki kendali dan bukan sebagai rekruter.

Cerita ini saya lanjutkan nanti ..

Balananjeur, Rabu, 4 Oktober 2023

Hhhh