Jumat, 16 Februari 2024
Hari Ini
Saya menyelesaikan semua pekerjaan rumah termasuk mencuci dan menjemur pada jam 8 lebih 5 menit, yaah 5 menit lebih lambat dari perkiraan karena sebelumnya menargetkan jam 8 tepat selesai semua pekerjaan karena setelah itu saya ingin duduk minum secangkir coklat berdua bersama Akang. Sambil menikmati udara pagi yang mulai jarang dilakukan berdua. Tidak, kali ini tidak lagi berbincang tentang sunyi atau sesuatu yang membuatku mengais pedih namun tentang hari esok yang sedang diikhtiarkan bersama.
Bukan, bukan hari esok yang berkaitan dengan kami yang duduk di beranda menanti anak cucu seperti yang sering saya ceritakan, namun harapan yang membumbung dalam doa agar Allah rahmati dan berkahi anak (dan menantu serta cucu dan keturunan kami kelak) dengan muqiimas shalat, yang menunaikan shalat, yang Ridha kepada Allah dan Allah pun Ridha kepada mereka, yang bermanfaat bagi ummat ini. Yang berbahagia dan istiqomah dalam keislaman. Hari esok dengan harapan yang membumbung ke angkasa agar berkumpul kembali di syurgaNya Allah.
Saya menyelesaikan pekerjaan lebih pagi dari biasanya dengan harapan bisa kembali berbincang banyak berdua bersama Akang. Alhamdulilah Allah berikan kesempatan itu.
Kami berbincang tentang aktivitas anak-anak, kali ini tanpa air mata kehilangan lagi. Oh ok, ini memang hanya tentang waktu dan kebiasaan, meski tidak jarang netra tetap saja kembali basah. Alasannya beragam, kadang hanya karena mengingat tak lagi ada cucian pakaian anak-anak saja bisa membuat pipi basah. Tapiii, kali ini tidak semelankolis itu. Meski nyatanya saya masih suka mengulas kenangan namun insyaAllah tahu kapan harus berfokus pada esok dan juga hari ini.
Hari ini adalah harapan dan kenyataan yang sedang dijalani dan masih bisa diperjuangkan agar lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok seperti juga hari ini adalah buah usaha kita di hari yang telah lalu. Tentu saja dengan izin Allah saat semua itu terjadi.
Apa kabar hari ini?
balananjeur, 17 Februari 2024
Setelah Pemilu 2024 (part 2)
Lupa lagi mau nulis apaaa kemaren teh, tapi saya merasa harus menulis dan akan tetap menulis.
So, meneruskan tentang pemilu tanggal 14 februari kemarin yang kok kayaknya bikin tambah .. hmmm entah apa definisi yang paling tepat untuk menggambarkannya. Yang pasti sudah semakin di luar nurul eh nalar.
1. Tadi pagi waktu baca postingan sesebapa yang dulu menjabat sebagai gubernur di satu provinsi, otak saya auto mikir, "ni orang bener-bener ngejilat ludah sendiri." See, saya gemes bin kesel nglihat sitkon saat ini dimana hal-hal yang sudah jelas keliru malah dianggap paling benar daaaan malahan diaminkan para pendukung yang mencintai dengan membabi buta.
nih ya, saya tuliskan di sini beberapa hal yang saya garisbawahi dari postingan beliau.
- Katanya siiih beliau mendukung paslon tersebut karena oh karena balas budi. Wah ramailah orang memuji beliau sebagai orang yang tahu diri. Uhuk datanglah jiwa nyinyir, "gitu ya?" padahal saya masih sangat ingat bagaimana perjuangan kader-kader suatu partai yang all out memperjuangkan beliau untuk menjadi walikota saat itu. Balas budi? pada siapa? apa nggak salah sasaran tuuuh?
- Nah kalau yang ini mah bukan baca dari postingan beliau jadi nggak tahu valid atau tidak nya. Kebayang kalau benar-benar valid... enggak banget tuh. Konon katanya sudah ditawari pilihan 3 posisi apakah sebagai gubernur daerah khusus, ataukah gubernur di provinsi sebelumnya ataukah menjadi menteri.Woww... penghitungan suara masih belum final tapi sudah jumawa saja. Silakan berbagi jabatan dan kekuasaan, toh semua akan mendapatkan kesempatan berjumpa di pengadilan Allah. Selamat bersenang untuk sementara bagi siapapun yang sedang berjuang di atas rasa sesak orang lain yang diberikan kesulitan oleh orang yang dijunjung.
- Mungkin akan ada catatan lainnya yang menyusul entah kapan. Jiwa julid saya memang tidak terlalu baik, jadi masih harus mikir panjang terkait apa saja sih yang harus dijulidi.. Tapi nawaitunya insyaAllah lillah.
Kamis, 15 Februari 2024
Setelah Pemilu 2024 (part 1)
Eh bentar deh, ada beberapa jejak waktu pencoblosan kemarin yang ingin di simpan di sini :
1. Pernah nggak, ngarahin orang buat milih? saya kayaknya masih gitu deh, terutama pada anak-anak, saudara dan ibu. hahaha... Nggak tahu deh kalau ada yang tahu gimana saya waktu mengintervensi, mungkin saja akan tampak enggak banget, tapi its oke lah karena saya yakin dengan pilihan untuk mengintervensi.
2. Horeeee... kali pertama Umar mencoblosnya barengan Abi, duduk di bangku yang sama sambil nungguin di panggil. MasyaAllah.. dan diaa dengan polosnya bilang oke saat saya bilang, "jangan lupa ya Nak." padahal dia bukan anak yang bisa dengan mudah bilang oke dan terpengaruh oleh siapapu, ibunya sekalipun.
3. Ini juga kali pertama A Quthb mencoblos. Tadinya sempat bilang nggak mau ke TPS, tapi akhirnya tetap datang setelah di suruh sama Abi. Bukan milih golput tapppiii kayaknya Aa menghindari datang ke sekolahnya dulu, Finally diantar Ummi menjelang detik berakhir masa pencoblosan. Kesana bareng Cepi dan Cecep juga.
4. Ketemu desinta sama de Syarofah yang mau nyoblos, TPS nya di masjid Al Furqon, kalau saya mah kan di diniyah Al Ali.. MasyaAllah jadi ingat sama teteh Aufa, qodarullah tetehmah belum 17 tahun jadi belum ada kewajiban nyoblos.
5. Jajan kupat wa Momoh. Niatnya sih beli agak banyak, eh tapi anak-anak sudah makan jadi tinggal saya sama kang Wawan dan beli sebungkus juga buat di bawa ke rumah. Mau beliin buat Mamah eh katanya nggak usah, jadi yaah sudahlah,
6. By the way about Mamah, beliau sangat antusias untuk pemilihan presiden dan legislatif kali ini. Sampai nangis dalam do'a dan harapannya. Begitupun bi Ara dan beberapa kakak eh kayaknya sekeluarga deh. Mamah mencoblos bersama di TPS yang sama Alhamdulillah.
7. Ego saya agak terusik saat ada seseibu yang kok ngaturnya asa berlebihan. Saya tanya kang Wawan, "emang ada petugas yang bagean ngatur selain kpps sama hansip? tps sama saksi aja cuma tamu, kan? trus dia sebagai apa?"
Ngantuk, lanjut part 2 nanti yaa..
Balananjeur, 15 February 2024
Sabtu, 03 Februari 2024
Pasang Listrik (lagi)
Karena selama ini listriknya jadi sering ngajepretan jadilah kami (awalnya) berencana menambah daya, karena daya yang ada tidak kuat kalau misal mau masak sama nyetrika aja harus pilih salah satu, belum PC yang sedang dipakai nak shalih buat ngdesain. Akhirnya, ngajepret lagi dan lagi..
Waktu mau tambah daya, akang dari instalasi listrik teh menyarankan pasang baru saja jadi bukan tambah daya. Eh sebelumnya sempat kepikiran juga buat pasang baru, jadi pas ketemu saran gitu teh langsung klop aja and deal lah buat pasang baru. MasyaAllah dari pemesanan sampai pemasangan teh nggak lama, 2 hari sudah beres total. Harganya juga tidak terlalu memberatkan, yaah sesuai pasaran lah.
Alhamdulillah sejak kemaren area dapur semuanya sudah total dari instalasi baru karena pemasangannya memang diperuntukkan di area belakang termasuk dapur. Buat masak, nyuci, air, nyetrika, dll. Waktu pertamakali pasang listrikteh sekitar 10 tahun an yang lalu saat anak-anak masih kecil. Setelah pemasangan listrikteh anak-anak pada heboh nyalain kulkas yang sempat nggak dipakai karena rumahnya belum di pasang listrik. Aa dan adik-adiknya langsung bikin es teh, es bubur kacang dan banyak yang lainnya.
Sekarangmah sudah tidak ada kehebohan itu lagi, tinggal Ibu yang berbahagia karena bisa nyuci sambil masak atau nyetrika tanpa khawatir listriknya ngajepret.
Balananjeur, 4 Februari 2024
-
Ada 3 perkara yang pahala kebaikannya tidak akan pernah terputus dan akan selalu mengalir meski tubuh kita telah kembali menyatu...