Again? Part terakhir? Yeah, here it is part terakhirnya disini. Karena sesi SNMPTN sudah berakhir, maka berakhir jugalah kisahnya tentang SNMPTN. Well, keseluruhan kisah yang saya tulis bukan terfokus pada informasinya tapi pada jejak-jejak dan pengalaman yang ingin saya simpan. Untuk mendapatkan informasi mah mudah, bisa googling di internet atau tanya-tanya yang lebih mafhum, namun catatan saya menyimpan sudut lain dari kisah yang ada di balik kisah-kisah itu. Eh ieu naon ? hahaha.
Pada tanggal 22 Maret tepat jam 15.00 tidak kurang dan tidak lebih, pengumunman SNMPTN 2021 resmi di buka. Qodarullah 'alaa kulli syaiin, diantara 2 pilihan tidak satupun yang lolos. Sebagai informasi, Aa mengambil sastra arab dan sastra sunda di form pendaftaran karena melihat peluang kesana jauh lebih besar. Eh sebenarnyamah bukan hanya karena itu, tapi karena siaga kemungkinan lolos SNMPTN.
Guru BK Aa merekomendasikan UNSIL dengan peluang lolos jauh lebih besar di banding peluang ke universitas lain. Itu pasti bukan hanya sekedar prediksi tanpa alasan, dan kami meyakininya. Namun karena peluang masuk itu juga lah akhirnya Aa (setelah musyawarah dengan kami) memutuskan mengambil universitas yang tidak direkomendasikan. Kok gitu? Alasannya adalah karena SNMPTN mah kalau lolos teh kan harus di ambil dan tidak ada peluang mengikuti UTBK setelahnya. Jadi peluang Aa hanya akan sampai di sana. Jadi keputusan memilih ke unpad dengan harapan kalau lolos tak perlu ragu ngambil karena jurusannya sesuai minat Aa, kalaupun tidak lolos juga tidak apa-apa karena masih ada peluang-peluang lainnya, baik itu lewat UTBK ataupun madiri.
Beberapa teman sekelas Aa lolos SNMPTN ke UNSIL. Sebagian lagi tidak lolos termasuk Aa, tapi kami dan termasuk Aa bersyukur karena arrtinya Allah buka peluang lainnya untuk Aa. Kalau lolospun tentu bersyukur dan tidak perlu riweuh ikut UTBK, tapi karena Allah taqdirkan tidak lolos maka yang akan kami lakukan adalah mengucap hamdalah setelahnya. Laa ba'sa bih insyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar