Minggu, 19 September 2021

Rabu, 15 September 2021

Aa Quthb dan Aa Umar sudah sejak lama terbiasa mencuci pakaiannya sendiri. Abangpun kalau tidak di larangmah pasti bakal nyuci sendiri tapi kalau Abang nyuci pakaiannya sendiri atuh nanti amal baik yang bisa saya lakukan jadi semakin berkurang, sudahmah sedikit tambah sedikit kalau ladang pahalanya di ambil mah. 

Jadilah saya minta padanya, "please, biarkan aku tetap mencuci pakaian." And he said, "ok, tapi jangan terlalu sering!"

Mungkin kalau tiap hari mah nyucinyamah jadi sedikit dan bisa menghemat waktu tapi kondisi syaraf tulang belakang yang qodarullah dengan ujiannya tidak bisa seperti itu. Saya memiliki waktu seminggu untuk memulihkan kondisi fisik setiap ba'da mencuci, apakah cucian itu banyak atau sedikit, tetap saja sakitnya MasyaAllah. Jadi untuk menghindari hal seperti itu saya memilih seminggu sekali untuk mencuci baju. 

Hari rabu saya pilih untuk jadwal mencuci, opsih seisi rumah dan melakukan banyak hal di hari itu.

Dan inilah hari Rabu yang saya jalani. 

Mengawali hari dengan masak, mencuci baju, opsih seluruh rumah, menyapu halaman dan menulis untuk suatu event. 

Ikut event terutama untuk melatih keistiqomahan dan kesabaran, itu yang utama untuk saya saat saya memilih mengikuti suatu event. 

Setelah menulis saya izin ikut Abang ke Pagerageung sekalian beliau mau ngajar ke Mts di cideres, kebetulan Abang hari ini berencana ngambil rute ciawi untuk ke cideres. 

MasyaAllah sungguh maha baik Allah menghadirkan sosok ini yang akan selalu faham kapan istrinya butuh me time, couple time, family time and social time  And today i need social time and he know it so well jadi dia tidak melarang dan bahkan mendukung, "siapa yang sedang ingin dijumpai istri Abi hari ini?" Tanyanya. 

"Emak and ummi ingin ketemu seseorang yang berperan besar dalam proses berpikir ummi." I mean, tahu ghazwul fikri dari beliau 🤭

Masih sekedar rencana berjumpa beliau, namun yang pasti yang ada di benak saya adalah hari ini mau ngobras kain buat kerudung, trus jalan kaki ke rumah Emak. Membayangkan sepanjang jalan bisa bertemu dan menyapa banyak orang membuat saya bahagia. 

MasyaAllah sungguh tidak sulit menghadirkan bahagia. 

Finally benar saja, ngobras kain and then walking di jalan Pagerageung yang qodarullah hari itu agak panas (inginnya sih saya tulis panas pisan 🤭). 

Tapi, saya ingin ketemu murobbi saya, "mumpung ada kesempatan." Pikir saya. 

Ah ya, kita tidak pernah tahu apakah akan ada hari esok ataukah tidak, karena itu memanfaatkan waktu adalah dengan menjadikannya seolah itu adalah hari terakhir kita. Berusaha menjadi sebaik-baik hamba, berkhidmat yang baik (sebagai istri dan juga ibu). 

Mungkin saja ini hari terakhir kita

Saya nulis sambil nundutan dan tidak tahu harus nulis apa lagi 😌

Oh ya, Alhamdulillah finally bertemu murobbi saya saat di SMA dulu. Terakhir kali ketemu teh kapan nyaa 🤦‍♀️ MasyaAllah Alhamdulillah Allah berikan kesempatan hari ini untuk menyapa dan silaturahim ke rumah beliau. 

Setiap perjalanan adalah pelajaran, adalah sekolah dan sarana tholabul ilm. Hari ini saya mendapatkan banyak insigh ilmu dari perjalanan tadi. Tapi karena mata sudah sangat mengantuk, nulis juga asa nggak tahu ini teh lagi nulis apa. Jadi dicukupkan sekian dulu jejaknya, InsyaAllah insight ilmu nya di share saat sudah fit lagi. 

Alhamdulillah 'alaa kulli haal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh