Selama ini bisa, sekarang pun pasti bisa. Laa haula walas quwwata illaillaa billaahil 'aliyyil 'adziim, ada doa yang membantu menguatkan keyakinan.
Bismillah, saya ingin melakukan sesuatu.
Waktu masih kecilmah seringnya kalau mau berangkat ke sekolah teh pakai jalan ini, nunuturkeun eteh..
Eteh ka jalan ini, saya ikut. Eteh ke jalan dekat madrasah, saya juga ikut. Adik eteh pisan pokoknyamah🤭
Masuknya melalui jalan setapak di depan rumah bi Emay lalu lurus melewati galengan tambak ikan Mang Nono, pak Guru dan kang Maman. Ada jembatan kecil yang terbuat dari tembok melintasi sungai lalu langsung masuk ke tanjakan tepat dibawah rumah kang Iing. Disisi kiri ada kebun awi dan disisi kanannya tambak ikan kang maman, menurut saya mah lumayan curam untuk sampai ke tambak.
Lurus ke depan hingga sampai di jalan raya. Bukan jalan besar hanya jalan raya desa.
Aslinya hari ini teh agak takut jatuh saat melewati ke jalan ini, soalnya tubuhnya sedang kurang fit lagi dan lumayan lalanggeongan. Jadi sepanjang jalan teh berdo'a, "ya Allah, bantu aku. Aku teh pengen pisan lewat jalan ini." Alhamdulillah biidznillah Allah bantu sampai keluar di jalan depan.
Hal yang saya sukai dalam sebuah perjalanan adalah.. Saya bisa berpikir dengan bebas tanpa perlu khawatir ada yang mengintervensi, "Robbanaa maa kholaqta haadzaa baathilaa. Subhaanaka faqinaa 'adzaabannaar."
Ada banyak ayat bergema di kepala hingga banyak hal yang ingin di tulis, berharap ingatan itu menjejak dalam catatan. Tentang langit, tentang bumi yang menghampar, tentang gunung dan pepohonan, tentang sapa dan senyum.. Banyak hal.
Robbanaa.
Saat pandangan tiba-tiba kabur, Allah hadirkan orang baik yang memberiku tumpangan. MasyaAllah sungguh Maha Baik Allah. Semoga Allah berkahi ia yang mengantar hingga ke tujuan.
Di setiap perjalanan, engkau akan selalu berjumoa orang yang baik. Atau engkau sendiri orang baik itu?
Kebaikan itu bukan menunggu, tapi .. lakukanlah! Bahkan meski engkau sendirian diantara fitnah hidup.
Hari-hari ini merindukan saat berjalan kaki, merasakan kehilangan beberapa episode yang tlah berlalu..
Hari-hari saat menggendong dan menuntun anak-anak melalui jalan gank menuju ke nagrog.
Hari-hari itu. Kadang berkawankan tangis namun selalunya bertemankan tawa. Selalu membahagiakan bersama anak-anak di hari itu.
Kenangan, menyisakan sembab saat slidenya terpampang di balik ingatan
Tapi ini bukan di ujung berung, ini juga bukan jalan ke nagrog. Ini jalan menuju rumah seorang teman yang akan ku tanya, "kapan libur?" Saking sibuknya dia 😅
Dia, teman yang kutemui saat kelas 1 SMA. Teman yang tiba-tiba nelpon, tiba-tiba datang ke rumah.. Temanku yang sangat baik.
Pagi ini mendapati kabar ia libur, menghalau sesak yang sedang singgah aku pun berlari kesana.. Melafaz tanya, "apa kabar, teman? Banyak hari yang sudah berlalu rupanya. Semoga engkau selalu sehat dan bahagia." Do'aku
Sampai di sana disuguhi liwet dengan lauk pauk yang beraneka ragam, MasyaAllah hadza min fadhli Rabbi.
Sepupu lain mengantarkan sayur lompong, MasyaAllah favorit pisan inimah.
Katanya ini ranginang yang terbuat dari kentang, raos pisan MasyaAllah.
Berangkat dengan tangan kosong bahkan perut pun kosong, pulang dengan perut penuh bahkan sekeresek kunyit pula. Oh ya, saya ingat, saya kesana buat nyari kunyit🤭
Semoga masih ada pertemuan lain di hari selanjutnya.
Oh ya, aku sedang mencoba melakukan banyak hal lain yang belum pernah kulakukan; beradaptasi dengan hal baru, mengisi denting dalam sepinya kehilangan.
Pulangnya di jemput Abang di depan kaum Pagerageung lalu lanjut minum kopi di salah satu kedai di daerah cipacing, kopi sachet namun menjadi terasa istimewa saat dinikmati bersama kekasih hati.
Balananjeur, 11 September 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar