Harusnya kalau photo nya sudah disimpan di sini mah photo yang di galeri teh tinggal di hapus biar memorinya nggak terlalu berat tapi tetap saja sayang buat menghapus photo, seburam apapun photo yang ada disana jika itu photo anak-anak mah jari teh susah banget buat nghapusnya, kalaupun akhirnya harus di hapus pasti nyari yang paling buram.
Padahal sudah di save di blog atau di media lain, tetap saja di galeri oge diamankan.
Oh well, here it is seorang ibu ya 😄 alasan yang paling mungkin untuk dikatakan da emang gitu kenyataannya.
Sekarang saya mau cerita tentang alasan saya menuliskan cerita video call an sama aufa, "yang gitu aja harus di tulis, emang nggak ada bahan tulisan lain!" Menanggapi komentar ini membuat saya ingin menyampaikan alasannya di sini, saya tidak berniat menjawab pertanyaan yang bukan pertanyaan (apa ini 😅), ya karena itu kan opini jadi saya bisa menjawab dengan opini juga. Karena saya bukan tipe yang beropini via ngobrol ngariung dengan tetangga, jadi saya memilih beropini (sebenarnya sih tetap dalam rangka menjawab, hee) dengan menuliskannya disini.
Selain aman menyimpan jejak; tidak ada tambahan atau bumbu penyedap seperti saat kita ngobrol by lisan ke orang lain, juga bisa di baca anak cucu kelak. Ibu atau nenek atau uyutnya ini mengungkapkan banyak rasa atas pernyataan yang katanya pertanyaan itu.
Julid? Maybe, meski saya beranggapan bahwa kalimat seperti itu bagian dari perhatian namun tetap saja ada beberapa hal yang perlu saya luruskan dan tuliskan disini agar anak cucu saya kelak tahu alasan atau apa yang mendasari ibu atau nenek atau uyutnya ini bahkan menyimpan catatatan kisah vcall bersama teteh.
Kenapa saya menuliskan jejak vcall aufa juga? Ini dia dasar saya menyimpan jejak vcall aufa disini:
1. Saya ingin mengabarkan pada Aufa di masa depan tentang syukur yang tidak boleh diingkari, salah satunya adalah diberi kesempatan untuk melakukan video call setiap akhir pekan biidznillah karena wasilah dari SCB. Agar ia (dan kami) mengingat bahwa ada harta ummat yang mengalir dalam dirinya yang harus ia jaga dengan menjadi pribadi yang menebar manfaat bagi ummat.
2.saya ingin mengabarkan pada aufa di masa depan tentang kisah yang bundanya simak di hari ini.
3. Saya ingin mengabarkan pada aufa di masa depan tentang kerinduan dan bahagia yang kami rasakan saat menanti lalu menerima telpon darinya.
4. Saya ingin mengabarkan pada aufa di masa depan tentang pemikirannya yang ummi simak, harapannya dan cita-cita yang ia panjatkan di hari ini.
5. Saya ingin mengabarkan pada Aufa di masa depan bahwa catatan ini, cinta bunda untuknya.. Sejauh apapun jarak, ayah bundanya ada untuknya, menemani langkah dan mendukung serta tak henti mendoakannya InsyaAllah.
Itu saja alasannya? Ya, semoga bisa difahami 😍
Balananjeur, 10 September 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar