Saya ingat dimasa kecil pernah berjalan mengikuti mamah dari belakang, kadang saya yang di depan. Mamah membawa wadah berisi beras untuk dijadikan tepung beras di pasar Pagerageung.
Wadah berisi beras itu 'disuhun' mamah. Tangan kanan beliau memegang wadah dan tangan yang satunya lagi sesekali menuntun saya yang kesulitan berjalan diatas galengan sawah.
Ya, ingatan saya sedang beranjak ke hari itu. Hari saat mamah berkebaya biru muda dan rok dari kain sarung juga kerudung sejenis khoas yang dililit. Kami berjalan menyusuri galengan sawah melewati rumah bi Inar yang berada di dekat area pekuburan, lalu berjalan melewati sawah mamah yang padinya sedang menghijau. Ada sungai di dekat sawah mamah, airnya sangat bening.. Kami melewati jembatan kayu yang di seberangnya ada tangkal pinang dan tangkal cengkeh, kami duduk dulu sebentar disana karena mamah harus membenarkan aliran air ke sawah. Saya duduk melihat mamah, senang sekali bisa bepergian ke pasar hanya berdua dengan mamah. Biasanya kami pergi dengan adik atau kakak-kakak saya, saat itu saya bisa sendirian menikmati kebersamaan bersama mamah. Satu hal yang akan selalu saya kenang, seperti hari ini saya mengenang kembali.
Mamah bercerita tentang masa-masa saat mamah seusia saya, menunjukkan jalan yang bisa dilewati dan yang sebaiknya dihindari, mengajak saya melihat banyak hal selama perjalanan untuk kemudian merekamnya kuat di ingatan.
MasyaAllah masa kecil..
#semuatentangmamah
Catatan tanggal 31 Oktober 2020, di tulis ulang hari ini, Ahad, 31 Oktober 2021 jam 4.25 pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar