Senin, 15 November 2021

Bukan Keluarga Bergelimang Harta

Kami tidak lahir di keluarga yang bergelimang 'harta' kecuali harta mendapat karunia seorang ayah dan ibu yang memberi kami harta terbaik dalam hidup : mengenalkan dan menuntun kami mencintai Allah dan RasulNya.

Kami tidak hidup di keluarga yang bergelimang 'harta', meski kami tidak pernah kekurangan materi... Istilah orang2mah berkecukupan alias cukup untuk menghidupi keluarga dan cukup untuk menunaikan tugas lain sebagai seorang hamba (zakat, infaq, shodaqoh).

Ayah kami (Allohu yarham) aktif berdakwah ilalhaq bukan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah, meski saat itu penghasilan nominal guru PNS tidak sebesar hari-hari ini dan cenderung untuk gali lobang tutup lobang. 

Dakwah ilalhaq adalah kewajiban, dan mencari nafkah untuk keluarga juga kewajiban, dan memudahkan kesulitan seorang hamba adalah kewajiban saat kita mampu.

Gaji PNS saat itu terbilang kecil... Ayah sendiri bahkan membagikan sebagian gajinya pada guru honorer yang mengajar di tempat ayah mengajar.. Sehingga nominal gaji yang sampai ke mamah secara kasat mata tak mungkin bisa untuk memenuhi kehidupan 10 anak (minus yang sudah menikah) untuk jangka waktu 1 bulan sampai datang hari gajian bulan kemudian...bahkan tidak pernah berhutang. Bahkan cukup untuk berinfak fii sabiilillah... Bahkan cukup untuk bershodaqoh... Bahkan cukup untuk mencukupi kebutuhan sekunder lainnya..

Ah, akal kita yang selalunya berfikir terlalu pintar seringkali mematahkan fakta seperti itu, meski itu benar terjadi akal yang tak terbendung iman seringkali menggugat fakta dengan tanya,"ah, bagaimana mungkin?"

Dan mungkin memang tidak benar-benar mungkin.. Meski ini benar adanya.

Allah memberikan rizkiNya pada siapapun yang DIA kehendaki. 
Bukan hanya dari arah yang kita yakini sebagai arah datangnya rizki itu...

Berjualan telphon rumah, berjualan buku dan masih banyak perniagaan lain yang dilakukan ayah di luar tugas dakwahnya yang cukup padat waktu itu.

Tidak sedikit yang terjual, meski juga tidak terlalu banyak, namun dari setiap usaha itulah kami di tarbiyah untuk beriman dengan ,"sami'na wa atho'na. Just believe Allah." 
bukan dengan, "oh ternyata jika seperti ini akan berakhir seperti ini atau akan menghasilkan ini."
Kami di didik untuk berusaha dengan segenap kemampuan kami bukan hanya untuk urusan dunia kami, tapi untuk bekal di kehidupan sebenarnya...di akhirat kelak.
Kami dibimbing untuk mencintai yang kami lakukan tanpa perlu terpengaruh hasil akhirnya seperti apa...namun tetap dalam koridor berjuang karenaNya dan untukNya

Kami dididik untuk mencari penghidupan yang halal dan thoyyib dengan tetap menjaga iffah kami..
Kami dibina untuk bershabar dan bersyukur, yang itu adalah kunci kebahagiaan seorang hamba..
Kami di ajarkan untuk tidak mengeluhkan yang sedikit dan pongah pada yang banyak
Kami di perkenalkan pada banyak hal dalam kehidupan melalui usaha yang dilakukan ayah dan senyum kesyukuran mamah..

Yaa...meski kami tidak pernah bisa benar-benar menjadi seperti yang mamah dan ayah ajarkan. Tapi, kami tahu bahwa hampir semua da'i dan ulama mengajarkan hal yang sama...
Mereka berdakwah karena dan untuk Allah..
Dan mereka tidak melupakan kewajiban mencari rizki yang halal dan thoyyib untuk keluarganya dengan cara yang halal juga thoyyib.

Iman...tertanam didalam hati
Ia, terucap di lisan
Dan ia, terealisasikan di amal nyata

Iman pada Allah bukanlah hanya sekedar mengatakan, "tentu saja saya percaya pada Allah." tapi hati mengembara terlalu bebas menafikan iman yang pernah terucap itu sendiri.
Tapi sikap bertolak belakang dengan iman yang terucap di lisan itu sendiri.

Allahu Arrozaak... Allahu Al ghoniy.. Allah maha pemberi rizki, Allah itu maha kaya.. Allah itu maha penyayang..

Jadi, apa maksud tulisan ini? Hmm... Saya membaca salah satu postingan tentang kesederhanaan vs gelimang harta para asatidz, dan jujur saja, itu melukai perasaan saya.

Baper? Mungkin saja...hee...

Dan inilah poin yang ingin saya sampaikan, "anda tidak akan tahu dan tidak akan pernah tahu tanpa anda pernah merasakannya. Ini adalah iman..dan tidak akan merasakan kecuali orang-orang yang punya rasa itu sendiri." (rasa versi aa gym dan i do agree with it :) )

Dan berlalulah fitnah..
Dan tersingkaplah kebenaran...
Sehingga semua mata terbelalak..
Namun pintu-pintu telah tertutup rapat..

#istandbyulama #saveMUI #islamisawayoflife

16 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pra PKKMB