"Dimana dik? Abi kesana. Tunggu disana!" Saya terbiasa bertanya tanpa membuat jeda 😅
Setelah menyebutkan alamat, Ayah langsung meluncur dengan motor satunya lagi. Khawatir si Nomor dua kesiangan, Ayah langsung bergegas sesaat setelah mendapat kabar.
Rencananya motor yang dipakai Ayah mau dipakai Umar ke sekolah, and then si hijau mau diperbaiki lalu dibawa pulang. But oh no, si hijau benar-benar ngadat nggak mau beranjak.
Umar sudah berangkat dengan motor X-Ride yang ditumpangi Ayah dan Ayah terjebak di kampung yang lumayan jauh dari rumah kami. Akhirnya Ayah berinisiatif menitipkan motor di warung teman kenalan kami dan berniat membawanya di sore hari.
Persoalan lain muncul, bagaimana cara pulang? Tentu saja kalau pakai angkot butuh 3 kali naik angkot sedangkan Ayah harus segera bersiap ke sekolah. Jam sudah menunjukkan angka setengah 8 saat beliau memintaku mencari bantuan.
Permohonan bantuan pun disebar kepada beberapa orang yang terlintas di kepala, Biidznillah mang Kais siap membantu menjemput. Laa Haula walaa quwwata Illaa billahil 'aliyyil 'adziim.. Alhamdulillah 'alaa kulli haal.
Ayah tentu tidak bisa berangkat ke sekolah yang jaraknya cukup jauh dari rumah dengan berjalan kaki, ke sekolah pun tak ada akses angkot jadi beliau menghubungi kakak saya dan meminjam motor yang kebetulan sedang tidak di pakai.
Hujan turun dengan deras, motor masih di warung kenalan kami. Saat hujan agak reda, Ayah pamit kajian dengan putrinya, kebetulan tempat kajiannya dekat dengan warung tempat kami menitipkan motor, "mau sambil memperbaiki motor." Katanya.
Saya kurang yakin soalnya hari masih hujan dan kajian biasanya sampai isya. Dan ternyata memang benar, motor belum keburu diperbaiki karena kemalaman.
Finally keesokan harinya yakni hari ini sambil menjemput adik Umar, Ayah kembali kesana memperbaiki motor. Oh ya tadi pagi Umar berangkat diantar Ayah sampai gerbang SMK, pulang di jemput lagi..
Pulangnya sihijau kembali dipakai adik Umar dan Ayah berkendara X-Ride.
Motornya sudah sembuh? No, belum. Itulah karenanya motor cepat-cepat dipakai Umar karena motor harus tetap nyala setelah diperbaiki. Alasannya? Aku nya mati.
Sampai rumah, Ayah langsung membeli Aki seharga sekian rupiah dan memasangkannya ke si hijau dibantu Umar.
Sekian cerita si hijau hari ini. Hee... Semoga Allah mudahkan urusan kita semua
Balananjeur, Kamis, 25 November 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar