Berbeda dengan Ummi yang dikit-dikit bilang dan ngasih tahu apa yang terasa sakit, pengen apa termasuk manggil-manggil Mamah. Dan Abi, semenjak menikah setiap kali sakit tidak pernah minta untuk bertemu bahkan saudara dan keluarganya.
"Tak ada yang bertanya kabar Abi, jadi biarkan saja seperti itu. Abi sudah cukup dengan kalian."
Ah hey ini kejulidan saya hari ini yang ingin saya simpan meski penerimaan yang membacanya mungkin akan berbalik tak senang. But here it is, ini hal yang pernah saya tanyakan hingga akhirnya saya memilih diam. Ya, ada saat dimana saya bertanya, "Apakah Abi ingin bertemu atau dijenguk saudara-saudara Abi?"
Tentu saja saya bertanya, karena sepanjang lelaki ini menggamit lengan saya saat Allah mengujinya sakit, tak pernah ada satupun sapa untuknya kecuali dari teman-temannya. Kelirukah jika saya bertanya?
"Tidak apa-apa, Abi cukup dengan kalian." Kalimat sederhana yang harusnya membuat saya senang tapi justru membuat saya terluka. Saya membayangkan sudut hatinya yang mungkin saja pernah berharap namun akhirnya dia memilih mengabaikannya.
Ah, saya yang sedang dalam kondisi julid dan entah untuk alasan apa harus menuliskannya disini.
"Ini karena aku bertanya kabar saudara-saudaraku dan menjenguk saat mereka sakit. Lalu salahkah saat aku bertanya hal sebaliknya? Ini karena aku peduli padamu?"
Duhai aku kembali dengan emosi julidku .. ah perempuan ðŸ¤
Balananjeur, Ahad, 20 Februari 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar