Penumpang di bis ini hanya 7 orang ditambah sopir dan kondektur jadi jumlahnya ada 9 orang. MasyaAllah sekian banyak kursi ini dengan tujuan sepanjang ini hanya diisi 9 orang. Well, ini kali pertama lagi buat saya karena biasanya bis selalu terisi penuh.
Ah ya, sejak harga new normal penumpang memang cenderung sepi, rata -rata orang memilih menggunakan motor meski jarak lumayan jauh. Begitu kata pak sopir.
Suara pak sopir sangat mirip salah satu ustadz yang saya kenal. MasyaAllah tabarokalloh pak sopir.
Jam 00.09 seseorang berjaket hitam yang saya taksir berada di usia awal 30 an atau akhir 20 an turun di warung Jambe. Hmm, benar bukan sih warung Jambe? Sepertinya itu yang tadi saya dengar.
6 menit kemudian seseorang dengan warna jaket yang sama turun di Yasmin. Ah ya, apakah saya pernah menceritakan perjalanan saat kami turun di Yasmin dan bertemu ratusan anak kecil usia SD yang berpeci dan menggunakan sarung? Bagi saya, itu pengalaman paling excited pisan weh pokoknamah :D
8 menit kemudian seorang pemuda dengan Hoodie putih bertanya, "apakah kita sudah sampai jalan baru?" Rupanya dia ketiduran jadi tidak mendengar teriakan pak sopir yang beberapa menit lalu meminta yang bertujuan jalan baru untuk bersiap-siap.
Pemuda dengan Hoodie putih dan temannya pun turun disana.
Terakhir tersisa 3 penumpang dimana 2 diantaranya adalah saya dan kakang.
MasyaAllah pak sopir yang InsyaAllah dirahmati Allah bersedia melalui jalan menuju SCB, padahal biasanya jalur bisnya menggunakan jalan lingkar menuju terminal leuwiliang.
But wait, tepat jam 00.48 kami menyadari kalau gank menuju SCB terlewati, kami sudah melebihi jembatan cianten sedangkan gank menuju SCB itu sebelum jembatan cianten.
MasyaAllah, Alhamdulillah 'alaa kulli haal Allah berikan pengalaman si takut ketinggian ini untuk menarik nafas panjang saat harus melewati jembatan cianten yang menurut saya sangat panjang.
Saya hampir limbung karena memikirkan tinggi nya jembatan dengan sungai besar dibawah sana, mata berkunang-kunang dan nafas terasa tercekat. Kakang memegang tangan dan menghalangi pandangan saya dari pemandangan curam di sebelah kanan. Saya masih tidak bisa beradaptasi dengan ketinggian..
And then finally jam 01.59 kami sampai di masjid yang berada di depan gank menuju sekolah ananda.
MasyaAllah Alhamdulillah hadza min Fadhli Rabbi.
Bogor, Rabu, 13 April 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar