Jumat, 08 Juli 2022

Day 190

17.59

Jam setengah 5 tadi mencoba berjalan berpegangan ke dinding menuju ruang tengah, niatnya ingin memeluk kang Wawan yang sedang menonton televisi di ruang tengah.

Sampai disana langsung limbung disamping beliau, yaaa benar-benar memeluk sih tapi dalam kondisi sesak 🤭. Sekitar setengah jam an mencoba mengatur nafas, setelah tenang kembali berjalan perlahan ke kamar Aa Quthb untuk memberikan puding. Sengaja tidak memanggilnya karena saya sendiri yang ingin kesana.

MasyaAllah laa Haula walaa quwwata Illaa billah, dingin kembali menyergap, saya buru-buru kembali ke kasur yang terletak di ruang tengah. Oh see, bagaimana bisa tergesa sedangkan tubuh seolah tak bertenaga.. sesampainya di dekat kasur pun kembali ambruk. Entah bagaimana cara kembali ke kamar dengan keadaan seperti ini.

Saya belum kuat berdiri apalagi berjalan, memaksakan hanya memperburuk keadaan. Akhirnya saya minta kang Wawan untuk menggendong saya ke kamar.

"Dipayang sama Abi dan anak-anak, Mi?" Tanya kang Wawan.

"No dear, aku maunya digendong sama kamu. Berat badanku kurang dari 40 kg. Aku tidak akan membuatmu kewalahan."

Karena beliau harus menerima telpon dulu maka saya menunggunya masih dengan rebahan sambil menonton acara televisi. Kebetulan sedang ada Irfan Hakim yang sedang mengajak bicara sapi yang akan dibeli untuk hewan qurban nya. 

Takbir berkumandang, disana ditampilkan kang Irfan waktu berkurban tahun kemarin. Saya pun menangis tersedu membuat kang Wawan bergegas menghampiri, "sakit mi?" Tanyanya.

"Bukan, gema takbir membuatku ingin menangis." Saya tidak berniat meneruskan ucapan, beliaupun memilih untuk tidak bertanya jauh. Ada hal-hal yang hati kami akan saling memahami tanpa perlu menjelaskan.

"Abi gendong sekarang ya?" Tanyanya lagi.

"Serius? Can you?" Saya balik bertanya. "Abi tidak akan menyesal kalau menggendong ummi. Abi akan mendapat cinta yang jauh lebih besar dan istri Abi pasti akan segera membaik." Lanjut saya bahagia.

Saya tahu, meski berat badan saya terus menyusut dan beliau tidak mengeluh namun menggendong saya pastilah tidak mudah, tapi saya senang karena beliau tetap tersenyum, "Aku doakan untuk kebahagiaanmu." Bisiknya saat membaringkanku di tempat tidur.

"Aku tahu." Entah gemuruh apa yang berkecamuk didada. Rasanya menyesakkan mengingat beberapa hari ini hanya bisa berbaring saja.

"Aku berpikir mungkin Allah sedang memberiku kesempatan untuk istirahat total. You know that i... Hmm, sudah hampir sebulan ini tulang belikat kiri aku sakit lagi. Aku tak bisa menoleh kecuali terasa sangat sakit saat menoleh tapi aku tetap berusaha menoleh. Dadaku terasa sangat sakit saat berjalan tapi aku tetap berjalan, aku tetap beraktivitas seperti biasa hingga akhirnya Allah berikan aku kesempatan untuk istirahat seperti sekarang. Ya aku merasa bosan tapi kupikir lagi tulang belikat dan dada ku tak lagi sesakit sebelumnya. Aku mulai tidur nyenyak, aku benar-benar mengistirahatkan tubuhku meski kuakui aku tak bisa mengistirahatkan pikiranku. Otakku masih mengembara kesana kemari, memikirkan banyak hal tapi aku tetap tertidur dan aku benar-benar istirahat total saat itu."

Beberapa hari ini episode sakitnya memang terasa luar biasa tapi akhirnya saya menemukan hikmahnya selain hikmah-hikmah lainnya. Nanti saya ceritakan hikmah lainnya dalam catatan lainnya, insyaAllah.

Balananjeur, Jum'at, 8 Juli 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh