Saya sering lupa siklus, kapan terakhir kali datang bulan atau hmm biasanya datang tanggal berapa dan berapa hari selesainya. Untuk ngcek kapan terakhir kalinya biasanya cari di grup ODOJ saja 🤠hmm terakhir kali datang bulan teh 10 hari terakhir bulan November, masih normal sih kalau ternyata datang sekarang. Tapiiii, terasa aneh saja karena darahnya tidak seperti biasanya.
Saya kirim pesan ke kang Wawan mengabarkan kondisi terkini saya sambil memintanya untuk jangan dulu pulang sebelum pekerjaannya beres.
Cukup menyimak saja apa yang sedang ingin saya leraikan; apa yang terjadi dan bagaimana perasaan saya. Menceritakan itu sangat membantu menjaga agar kesehatan mental tetap terjaga.
Saya menghubungi dan memberinya kabar bukan untuk membuatnya khawatir atau memintanya segera pulang. Karena bagi saya sendirian di rumah pun tak mengapa, dalam kondisi sakit sekalipun. Itu bukan hal besar karena Allah selalu ada. Dan saya tahu, hatinya juga ada disini..
Saya berpikir bahwa dia harus tahu apapun yang terjadi dengan saya, tidak perlu menutupi kabar apapun sekiranya itu masih bisa dikomunikasikan. Terlebih jika hal ini bisa membantu menjaga kewarasan (baca: kesehatan mental).
Oh well, terutama bagi perempuan yang menyandang status sebagai istri dan ibu, apalagi di uji sakit-sakitan yang berpotensi mempengaruhi kesehatan mental (disamping fisiknya), memilih cara untuk menjaga agar ruhiyah tetap terjaga itu sangat penting, menjaga mental juga penting, agar kondisi fisiknya tidak menggangu kualitas dirinya (ehm)
"kasihan suami lagi kerja malah dikasih menu yang bikin sedih!" Hmm, kalau anda siap menanggung luka anda sendiri dan berpikir bahwa berkisah pada suami hanya akan membebaninya, maka silakan untuk memilih menyimpan kisah anda sendiri!
Namun jika anda tahu kalau anda butuh bantuan, suami anda adalah orang yang paling bisa Anda andalkan!
Jangan khawatir untuk selalu berbagi cerita dengan suami anda.. (asal bukan dengan suami orang lain 😅)
Sepertinya sudah 2 bulan lebih masalah tulang belakang ini kembali menjadi ujian kesabaran, agak ngos-ngosan sih kalau sudah berhadapan dengan gejala autoimun yang ini. Belum lagi pencernaan yang tetiba jauh lebih rame dari sebelumnya dan sendi-sendi lain yang kemudian ikut-ikutan beraksi.
Setiap menjelang tidur dan bangun tidur, kang Wawan membantu memijit bagian punggung, pijatan ringan karena kalau terlalu keras malah tambah sakit. Kalau tidak dipijat jadi susah tidur atau susah buat berdiri buat bangun.. ya, awalnya hanya tulang belakang, persis gejala yang muncul 2 tahun lalu
Aktivitas terutama mencuci mulai terganggu, dikit-dikit berhenti dulu karena kalau terlalu lama jongkok untuk ngagesrok cucian mah bukan hanya tulang belakang yang susah digerakkan tapi juga kaki yang kesulitan berdiri lagi dan tangan yang kaku. Kalau dipaksakan mah sampai pingsan karena memang tidak kuat. Jadi sesi mencuci yang bisa diselesaikan dalam satu jam an jadi membutuhkan waktu seharian untuk selesai, karena banyak di tinggalkan.
Kenapa nggak pakai mesin cuci saja? Mungkin masuk anggaran tahun depan 😂 karena mesin cuci sebelumnya digerogoti rat yang senang nyumput dan ngadem disana 😂
Tidak berhenti sampai disana, saat berjalan kaki ke pagerageung bersama de Olin, kaki kiri saya tiba-tiba serasa ditusuk ribuan jarum. Rasanya lumayan untuk saya katakan sakit karena memang sakit.. dramatis ya? Yaaa tujuan nulisnya biar terkesan dramatis saja 😂.
Saya berhenti sejenak dan katakan pada de Olin kalau kaki saya sakit, dia ngajak duduk sebentar dan menawarkan untuk memijit kaki. Saya menolak karena saat sakit seperti itu, dipijat justru semakin sakit.
Akhirnya kami duduk di base yang ada di sisi jalan sambil melafaz kalimat thayyibah dan menyimak de Olin yang menceritakan kegiatannya hari-hari kemarin
Ketika sakitnya mulai berkurang, lanjut jalan lagi ke pagerageung. Yang ada di pikiran saya adalah, "mumpung masih bisa jalan, silaturahim dulu. Siapa tahu nantimah sudah tidak sanggup.."
Alhamdulillah Allah mampukan dan kuatkan untuk mengunjungi lebih sering mengunjungi emak dan mamah. Saya bahkan sering ngaheureuyan anak emak (kang Wawan maksudnya), "aku jauh lebih beruntung lho bi, dalam keterbatasan kesehatan tapi masih bisa pulang pergi jalan kaki untuk mengunjungi emak. Tiap hari ketemu mamah.. " Tapiiii, kalau lagi ngdrop mah Alhamdulillah masih bisa nulis. Masih dengar suara mamah yang sedang masak di Hawu, atau minta kang Wawan nengok emak di ciseupan. Sakit memang membatasi gerak, itu benar. Tapi, tetap saja saya memilih untuk mengatakan, "I am ok." Or, "it's ok." Meski sesekali bilangnya sambil nangis... Karena jujur saja, adakalanya saya merasa tidak mampu.
Kali ini menulis dalam kondisi hati yang siap menerima jadi menulis pun tidak sambil nangis 😅
Oh iya, seperti saya ceritakan sebelumnya, sakit belum akan berhenti sebelum semua terasa sakit. Biasanya pola nya seperti itu sih ðŸ¤
Sendi yang diserang semakin menjalar hingga tangan dan semua kaki. Sampai menjelang keberangkatan ke Bogor, de Olin membantu menempelkan beberapa koyo di beberapa bagian tubuh. Lumayan membantu jadi bisa bergerak lebih lincah dibandingkan sebelumnya yang untuk berdiri setelah duduk saja butuh bantuan. Hee saya sampai bilang, "istrimu sayangku, tua sebelum benar-benar tua."ðŸ¤
Qodarullah wamaa syafa'alaa, sepulang dari Bogor sekitar jam 10 an siang tubuh benar-benar sudah tidak kuat. Sulit diajak koordinasi untuk bergerak, bergerak dikit aja sakitnya luar biasa. MasyaAllah Alhamdulilah 'alaa kulli haal, rupanya Allah sedang menyiapkan tubuh untuk menghadapi hari esok dengan lebih tegak jadi harus istirahat dulu. Well, it's time for take a bed rest .. hee
Kenapa saya merasa harus berbagi cerita seperti ini? Saya ingin mengabarkan bahwa masalah autoimun itu bukan hal yang ringan, saat ada orang di sekitar anda yang mengalami hal yang sama seperti yang saya alami, jagalah empati anda padanya! Itu sangat berperan penting dalam proses perbaikan kondisi nya!
Diluar dia mungkin terlihat baik-baik saja, namun kenyataannya tidak seperti itu. Dan itu akan jauh lebih berat saat tidak ada support system yang baik baginya.
Balananjeur, Rabu, 7 Desember 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar