MasyaAllah Alhamdulillah sebentar lagi gajian. Hahahaha.. ini bukan jokes karena saya mengucapkannya dengan serius. Kalau sudah mendekati tanggal awal teh ada yang akan saya ucapkan dengan penuh senang, tentang hari gajian yang seakan sudah didepan mata.
"Kalau sudah gajian, aku mau beli beras, minyak dan kebutuhan lainnya." Lalu aku berpikir apa saja sih yang dibutuhkan? Tetap saja seputar ongkos dan uang jajan harian anak-anak, lauk pauk sehari-hari selain detergen, sabun, odol dan sampo. Tidak banyak yang kami butuhkan. Yah, memang tidak banyak list kebutuhannya, biaya lauk pauk pun cukup dinamis. Artinya kalau cukupnya hanya buat beli tempe, saya tidak berpikir membeli lebih dari itu. Kalau cukupnya buat tempe dan telur, kami pun akan bercukup diri dengan itu tanpa perlu khawatir kebutuhan gizi lainnya. Yaa, nikmati saja!
Kalau saya katakan nikmati saja (ada saja nya), bukan berarti lakukan dengan terpaksa yaa.. tapi lakukan baik dengan ringan maupun terpaksa. It's ok, memaksakan diri untuk merasa cukup dan tidak ngeyel tentu lebih baik daripada merelakan diri untuk terus menerus dalam angan ingin ini dan itu, harus ada ini dan itu.
Nikmati saja!
24 Januari, hmm kalau gajiannya awal Bulan berarti tinggal seminggu an menuju gajian.
"Sayang, ku pikir aku sudah banyak berubah. Dulu aku berazzam untuk qonaah, tapi nyatanya aku tidak qonaah sama sekali. Dulu isterimu qonaah kan sayang? Sekarang isterimu tak lagi seqonaah dulu." Jangan acungkan jari telunjuk kepada isteri yang mengeluhkan keadaan dirinya, itu caranya mengurai resahnya. Biarkan saja kalimatnya tertuang agar tak ada sumbatan emosi yang membuatnya justru tidak bisa menyelesaikan dirinya sendiri. Emosi yang tersumbat juga berpotensi menjadi alasan tersumbatnya komunikasi dengan pasangan.
Izinkan isterimu untuk menceritakan luap gelisahnya padamu, wahai suami!
"Wah, penurunan dong Mi?"
"Iya, justru itu. Kayaknya harus lebih banyak-banyak beristighfar memohon ampunan Allah. Sayang, aku kan dulu nggak banyak nuntut.. dikasih berapapun aku seneng-seneng aja. Sekarang mah suka bingung. Ummi bingung ini teh harus gimana ngelolanya.. semuanya pada naik."
"Itu bukan karena tidak qonaah, sayang. Itu mah wajar dalam keadaan sekarang."
"Tapi qonaah itu tidak kenal waktu, Bi."
"Dan qonaah bukan berarti kita tidak merasa bingung. Kalau sama sekali tidak bingung mah dimana ujiannya? Bingung itulah yang menjadi ujiannya, bagaimana kemudian kita menghadapi bisik kebingungan itu."
"Apakah kita akan marah-marah dan menyalahkan taqdir dan terus berprasangka sehingga terpuruk dalam rasa kurang dan takut kurang padahal nanti Allah yang akan mencukupkan? Ataukah mengelolanya dengan penuh syukur. Syukur itu tanpa syarat ya Bi, 'alaa kulli haal seharusnya."
"Kita akan melaluinya bersama."
Kita akan melaluinya bersama. Kalimat ini terasa menentramkan.
Dan hari ini, Selasa, 24 Januari 2023 saya berbisik pelan, "sayang, sebentar lagi gajian ya?" Bisikannya dituliskan juga disini sehingga bisikan itu tidak lagi pelan karena bisa dibaca semua yang berkesempatan membaca.
"Iya, sebentar lagi gajian. Ummi senang kan?"
Saya mengangguk cepat, dan dia, lelaki murah senyum itu terlihat senang dengan larik senang isterinya.
Harapan..
Seperti itu juga lah hidup, harapan akan hari esok lah yang membuat kita bersemangat melalui banyak hal di hari ini. "Yaa ayyuhannafsul Muthmainnah." Harapan untuk menjadi Muthmainnah yang Allah perkenankan untuk, "Irji'ii ilaa robbika roodhoyatan mardhiyyah. Wadhkhulii fii 'ibaadii.. fadhkhulii jannatii."
Balananjeur, Selasa, 24 Januari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar