Yups, Kali ini yang ingin saya ceritakan disini adalah tentang rezeki berupa uang.
Sabtu pagi kang Wawan memberikanku amplop sebesar Rp.200.000,-
Seneng banget soalnya qodarullah tidak sedang memegang uang serupiahpun, jadi saat menerima teh langsung terbayang beli beras, telur, bekal sekolah anak-anak dll. Sttt jangan bandingkan dengan yang uangnya no digit yaa! Soalnya saya terbiasa senang dengan berapapun yang didapat, bahkan jika itu sejumlah 5 ribu rupiah maka yang ada dibenak adalah bahwa uang itu cukup untuk bekal sekolah anak yaaah minimal buat de Olin yang uang sakunya sebesar 5 rb perhari.
Kalau lihat di beranda IG ada lagu yang bilang bukan tas mewah atau apalah dan apalah, saya bahkan tidak terpikirkan untuk memikirkan hal-hal seperti itu. Yang terpikir sekarang hanyalah seputar anak-anak baik itu kebutuhan makan, pendidikan dan semua tentang mereka.
Qodarullah wamaa syafa'ala... Sabtu siang motor kang Wawan harus di servis dengan biaya 185 rb rupiah. MasyaAllah laa Haula walaa quwwata illaa Billah, sesaat saya menangis terbayang akan bayangan saya sebelumnya untuk mengalokasikan uang itu ke pos mana saja. Namun, inilah rezeki itu... Bukan saat kita menerima namun saat akhirnya kita mengeluarkannya kembali.
"Pasti ada hikmahnya." Inilah yang kemudian menjadi keyakinan saya dan akhirnya menerimanya, "ya sudah, memang sudah seharusnya seperti itu. Ummi Ridha." Padahal sebelumnya sempat juga berdebat sampai-sampai kang Wawan bilang, "biasanya ummi nggak marah seperti itu." Iya, saya memang sempat berdebat dengannya dan itu semata dilakukan agar saya tak menyimpan rasa kesal ðŸ¤
Wanita itu butuh berkata-kata 😂
MasyaAllah Inna nashrullohi qoriiib.
Balananjeur, Sabtu, 25 Februari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar