Namun saya kembali teringat, semua yang ada di depan kita memiliki dua sisi mata pisau yang berbeda tergantung cara kita menggunakannya untuk apa. Semuanya berpotensi menjadi jalan kebermanfaatan ataupun kesia-siaan, tergantung cara kita memanfaatkannya untuk dan sebagai apa.
Jika saya yakin bahwa usaha yang dilakukan diniatkan karena Allah, kenapa kekhawatiran yang menyapa tidak dijadikan bahan evaluasi diri setiap kali hendak menjejak sesuatu disana? Kenapa tidak saya jadikan saja itu sebagai pecut agar bebenah setiap kali hendak menjejak?
Jika saya menyerah karena khawatir, bagaimana saya menghadapi hidup yang memiliki potensi kekhawatiran yang sama?
Hey Defa, never give up!
Balananjeur, Kamis, 30 Maret 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar