Minggu, 20 Agustus 2023

Lunas

Beberapa waktu lalu saya pernah menuliskan perkara  Hutang yang terasa tiba-tiba saja, "tiba-tiba hutang." Saya pernah menyebutnya seperti itu, pernah ada perasaan kesal, marah, tapi tidak tahu cara mengekspresikannya karenanya hanya bilang, "ya udahlah," lalu memilih untuk mencicipinya selama sekian tahun dan biidznillah tepat pada tanggal 11 Agustus tahun ini hutang itu pun LUNAS. 

Seneng dooong? Pastinya. Tapi masih kepikiran juga sih gimana kalau bulan depan masih ada yang nagih alias belum merasa hutangnya sudah lunas soalnya kelihatannya di pihak sana nggak ada catatan sama sekali, buktinya kalau udah Nerima uang teh yaaa udah go aja nggak ada acara catat mencatat. Eh tapi siapa tahu kayak saya yang mencatatnya kalau sudah masuk rumah, jadi kalau sudah muamalah baru lah di catat. Hanya masih ada kekhawatiran juga sih, soalnya dulu juga catatannya jadi gejlog alias di saya mah berapa tapi di sana lebih besar dari itu.

And why saya menuliskan di sini?

1. Meski ada sedikit kekhawatiran tapi saya bersyukur karena tidak lagi merasa di kejar bayangan punya hutang, pun hutang itu tidak saya anggap sebagai hutang. Ya atuh dalam berbisnis mah kalau ada apa-apa teh masa di tanggung semuanya oleh pihak marketing, apalagi sampai memasukkan data nya dengan harga jual pasaran, kan jadinya berat atuh nya. Berat untuk pihak marketing. Udah mah nggak dapat untung, eh malah dapat beban nutupi semua yang ..oke lah bolehlah kalau di bagi 2 beban nya. 
Khawatir kenapa? Khawatir masih ada tagihan yang membuat saya berpikir untuk menyalahkan ingatan saya sendiri dengan kalimat semisal, "apa mungkin saya yang keliru, ya?" Dan pikiran seperti itu tuh kurang menyenangkan apalagi peluang kelirunya kecil karena langsung di catat setelah muamalah, pakai keterangan pula.  Intinya saya sudah berusaha tidak melakukan kesalahan yang sama seperti dulu yang beberapa kali abai menyimpan catatan transaksi dan bersikap diam saat di minta menutupi yang dirasa nggelembung pisan.

2. Suatu saat anak cucu saya mungkin akan membaca catatan ini, saya ingin mengabarkan kepada mereka untuk lebih berhati-hati saat bermuamalah. Catat baik-baik setiap transaksi, jangan asal yes I will kalau di ajak berbisnis teh tapi harus dipikirkan matang-matang, trus buat kesepakatan hitam di atas putih tentang hal-hal yang berkaitan dengan bisnis tersebut termasuk tanggungan jika terjadi sesuatu yang di luar kendali eh harapan.

3. Agar saya ingat bahwa hutangnya sudah benar-benar lunas. Ini sebagai bentuk terapi penyembuhan juga karena perkara ini pernah sangat menguras emosi. Anak-anak kami pernah melihat catatan 'hutang' tersebut lalu bertanya kenapa kami tidak melunasinya segera tapi malah mencicilnya. Saya harus berhati-hati memberikan jawaban kepada ananda dengan rasa ingin tahu yang besar yang di saat bersamaan harus di jaga adab dan akhlaqnya.
Tapi, saya juga memilih berterus terang tentang asal mula hutang itu ada lalu menanyakan pendapatnya apakah cara kami keliru dengan cara mencicil seperti ini apalagi kami tidak memiliki uang sebanyak yang di minta pihak yang menitipkan barang.
Setelah mengetahui akar masalahnya ananda berpendapat bahwa kewajiban ini harusnya tidak sepenuhnya dibebankan kepada kami apalagi dengan nominal yang tidak sama antara catatan di kami dan di kawan saya tersebut. 
Kenapa tidak ada ishlah terkait jumlah kerugian? Berapa keuntungan kami? Kenapa pihak pertama membebankan sepenuhnya kerugian karena barang yang tidak terjual atau mampetnya bayaran hanya kepada pihak kedua? Pertanyaan itu murni pertanyaan saya, namun lagi-lagi saya tidak memiliki jawaban karena saya pun memiliki andil dalam kekeliruan tersebut. Andil karena kurang teliti, respon yang kurang, dan manut saja saat tahu ada yang keliru.


Hikmah selanjutnya saya tuliskan nanti yaa... Mau beberes dulu buat berangkat ke sekolah.

Balananjeur, 21 Agustus 2023


Jumat, 11 Agustus 2023

Daily

    Awal pagi ini agak leyeh-leyeh dulu sambil baca buku, bikin story sama nypill dikit scrolling media sosial 😀. Masih dengan selimut tebal tanpa tahu kapan mau beranjak, nasi sudah di Tanak begitupun sayur mayur sudah siap hanya tinggal di eksekusi. Rencananya mau masak tumis tahu tauge, telur ceplok yang lagi kekinian yang pakai minyak bawang, sambal terasi, dan goreng ikan asin. Eh itu masih rencana karena badan sudah merasa sakit saja, meriang gejala flu sepertinya.
    Ngajak Aa buat menemani lari jadi opsi biar badan nggak terlalu sakit, entahlah setelah mulai terbiasa beraktivitas tubuh teh mulai tidak nyaman kalau di bawa diam teh. Auto sakit-sakit, atau memang kali ini mah karena gejala flu saja, Allahu a'lam. Well, Aa bersedia menemaniku jalan-jalan.
    Meninggalkan rumah yang baru di sapu dan belum di pel, cucian yang baru disiapkan tinggal menunggu di cuci, dan teman nasi yang masih berupa bahan alias perlu di racik untuk jadi makanan siap saji, dan pekerjaan rumah lain yang belum ditunaikan kami pun beranjak keluar dari rumah dengan tujuan ke rumah wa Eteh untuk bertemu Arka. Sudah lama nian tidak berjumpa anak shalih satu ini.. sudah lama juga tidak jalan-jalan di sekitar kampung. Awalnya sih mau ke rumah Emak, qodarullah Emaknya sedang dalam perjalanan ke Jatinangor mengantar keponakan yang mau kuliah di sana. Yaaa udah akhirnya rencana ke Ciseupan pun dibatalkan dan di ganti menjadi ke rumah wa Eteh.
    And here I am now, pulang dari rumah wa Eteh lanjut membuka blog yang...eh ternyata kali terakhir nulis di sini teh sudah lama pisan. Terakhir berkunjung pada tanggal 4 Agustus dan sekarang sudah tanggal 11. MasyaAllah lama sekali ya.. bukan tidak ada yang bisa diceritakan tapi pulang dari Cisayong teh pengennya istirahat. Dan dua hari ini insyaAllah ada waktu untuk menulis, so I'll writing here insyaAllah.

Balananjeur, Sabtu, 12 Agustus 2023

Jumat, 04 Agustus 2023

Mogok Lagi

Bersiap kembali menjumpa yang di rindu, Qodarullah wamaa syafa'ala motornya kembali mogok. Kata Umar sih tidak usah kaget saat mendapati motor ini mogok karena ini memang motor tua. Tapi laa Haula Walaa quwwata illa Billah, semoga bisa mengejar jadwal bis untuk memeluk ananda di bumi cendekia

Kemudian... Hari ini, saat kondisi itu kembali terulang, saya mulai menyadari satu hal; tidak boleh perhitungan dengan alasan apapun saat 'mengantarkan' anak menuntut ilmu. Iya sih niatnya biar ongkosnya lebih murah jadi sisa uang yang biasa buat ongkos teh bisa buat beli buah tangan untuk ananda misalkan. Tapi, itu bukan hal yang tepat untuk dilakukan. Sepertinya Allah memang sudah menyiapkan takaran yang tepat untuk ongkosnya jadi dibuatlah skenario yang luar biasa agar jatah itu tetap habis sesuai semestinya.

Kemudian... Hari ini, saat kondisi itu kembali terulang, saya mulai menyadari satu hal; tidak boleh perhitungan dengan alasan apapun saat 'mengantarkan' anak menuntut ilmu. Iya sih niatnya biar ongkosnya lebih murah jadi sisa uang yang biasa buat ongkos teh bisa buat beli buah tangan untuk ananda misalkan. Tapi, itu bukan hal yang tepat untuk dilakukan. Sepertinya Allah memang sudah menyiapkan takaran yang tepat untuk ongkosnya jadi dibuatlah skenario yang luar biasa agar jatah itu tetap habis sesuai semestinya.

Bersiap kembali menjumpa yang di rindu, Qodarullah wamaa syafa'ala motornya kembali mogok. Kata Umar sih tidak usah kaget saat mendapati motor ini mogok karena ini memang motor tua. Tapi laa Haula Walaa quwwata illa Billah, semoga bisa mengejar jadwal bis untuk memeluk ananda di bumi cendekia

 https://melukisaksara84.blogspot.com/2023/03/65.html?m=1

Ada yang masih ingat cerita perjalanan waktu kami ke Bogor naik motor ini? Kisah itu saya simpan dalam catatan di atas

Kemudian... Hari ini, saat kondisi itu kembali terulang, saya mulai menyadari satu hal; tidak boleh perhitungan dengan alasan apapun saat 'mengantarkan' anak menuntut ilmu. Iya sih niatnya biar ongkosnya lebih murah jadi sisa uang yang biasa buat ongkos teh bisa buat beli buah tangan untuk ananda misalkan. Tapi, itu bukan hal yang tepat untuk dilakukan. Sepertinya Allah memang sudah menyiapkan takaran yang tepat untuk ongkosnya jadi dibuatlah skenario yang luar biasa agar jatah itu tetap habis sesuai semestinya.

Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah. Mulai atai degdegan sih, jam sudah diangka 16.58, jadwal bis biasanya jam 6 kurang 5 menit .. hmm mudah-mudahan agak terlambat juga bisnya 🤭
Qodarullah wamaa syafa'ala, insyaAllah jadinya naik bis dari Ciawi. Memang sih perbedaannya lumayan jauh, kalau dari Bandung mah 180 RB PP perorang, kalau dari Ciawi 260 RB PP perorang nya. Hasbiyallah, insyaAllah Allah yang mencukupkan dan lapangkan segala urusan. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah

Di Cidahu macet lumayan...hmmm padat merayap sih 🤭 dan kami disini menunggu motor yang kembali di bongkar. Oh iya, karena tadi motornya tetiba berhenti, jadinya saya turun dari motor and then jalan kaki. Berat? Iya sih berat dengan tas tapi.. Allah itu maha baik, pasti ada hikmahNya dalam setiap kejadian. Yah, ada pasti ada hikmah dan alasan kenapa saya harus berjalan kaki hingga ketemu bengkel , harus duduk disini menunggu motor kembali jalan.. yang perlu kami lakukan hanyalah, "Rodhiitu billaahi Robba." Kami Ridha pada ketentuan Allah

 👳‍♂️ ummi nggak apa-apa nunggu lama?
💁 Laa ba'sa bih, it's ok, I'm ok
👳‍♂️ Nggak panik?
💁 Ada sih degdegan tapi aku yakin Allah punya rencana yang baik, jadi yaaa nggak panik lagi. 
👳‍♂️ Gimana kalau jadwal bis nya nggak kekejar?
💁 Aku kok yakin Allah pasti sudah menyiapkan cara untuk berangkat tepat pada waktunya. (Padahal aslinya yaa tetap degdegan sih 🤭)

Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah.

Cidahu, 4 Agustus 2023

Hhhh