Tadi malam ngobrol banyak dengan nak shalih tentang banyak hal, salah satunya bahasa cinta yang khusus dari orang tua buat masing-masing anaknya.
"kalau bahasa cinta ummi buat Aa, apa nih A?" tanya saya, penasaran sih, tapi dia berhak untuk tidak menjawab karena kami akan membahas ini pada obrolan selanjutnya.
"yang aneh itu, Mi, bahasa cinta se spesial apapun bagi sebagian di generasi kami sulit diterima sebagai bahasa cinta kalau kami misalkan tidak menyukai orang tersebut."
"termasuk pada orang tua yang memberikan begitu banyak cinta. a?"
"iya Mi, termasuk pada orang tua, Seribu ungkapan cinta bisa kalah dengan satu kata kesal."
"Kalau untuk diterima harus dengan dicintai dulu mah atuh terlalu bersyarat, a.."
"nah itu dia masalahnya, kami sering meminta agar orang tua mencintai dan menerima kami tanpa syarat. Tapi kami sendiri tidak melakukannya, bahkan memiliki syarat saat harus mencintai orang tua. Nggak adil ya Mi?"
"Sebenarnya bukan ke perkara adilnya sih, a. Tapi.. Hmm.. Aa, apa mungkin itu terjadi karena pola asuh dari kami sebagai orang tua, yang banyak kelirunya?"
"Boleh jadi karena pola asuh, tapi benar kata Ummi kalau pola asuh seperti apapun harus menyertakan Allah didalamnya. Alasan, tujuan dan saat-saat mengasuh anak itu harus menghadirkan Allah disana. Trus kaJadi kalau anak kecil itu dihidupkan hatinya dulu."
Saya kini sedang berpikir banyak...
Balananjeur, 28 Juni 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar