Beberapa hari yang lalu berbincang dengan nak bungsu, melalui panggilan telpon WA dari HP ustadzahnya, dia bercerita tentang kecamuk rasa di usianya, harapannya untuk menjaga Al Qur'an di dadanya, bagaimana jika dia harus mengambil sikap atau mengatakan sesuatu..
"Setiap orang bebas bersikap dan berucap sebagaimana aku juga punya hak bersikap kan Ummi?" MasyaAllah Nak, jika orang sibuk mendebat sikap toleransi saat ia sendiri sangat intoleran, engkau sedang belajar toleransi dengan tidak mempermasalahkan hal-hal yang dlakukan orang lain dan diluar kendali dirimu. Cukuplah bagimu tetap bersikap baik, mengatakan hanya hal yang baik.
Yang terpenting yang dilakukan adalah hal-hal yang Allah perintahkan untuk dilakukan.
Yang terpenting yang diucapkan adalah hal-hal yang Allah sukai.
Iya, Nak, seorang muslim itu akan melakukan sesuatu atau mengatakan sesuatu yang dia yakin bahwa Allah menyukai ucapan dan sikap seperti itu.. menjauhkan diri dari segala sesuatu yang tidak berguna. Bagaimana caramu tahu itu berguna atau tidak? Keimanan di hati mu akan menjadi penuntun langkahmu.. maka bertanyalah pada hatimu! Pada keimanan yang terpatri di hatimu!
Betapa banyak majlis yang didalamnya memancing untuk bersenda hingga lupa kalimat itu tiada guna.
Terluka oleh seseorang lalu mengeluhkannya pada yang lain dengan tujuan mencari supporter yang siap terluka bersama atau marah untukmu. Ah apalah gunanya? Padahal kelak setiap kata akan bersaksi untukmu, "adakah ia berguna?"
"Setap orang bebas bersikap dan berucap sebagaimana aku juga punya hak bersikap..." Begitu kata neng Shalihah beberapa hari yang lalu saat kami bersua melalui panggilan tlp WA. "Namun kita punya pilihan dan kesempatan untuk hanya mengatakan hal-hal yang baik, yang berguna.. karena seorang Muslim, tidak akan melakukan atau mengucapkan kecuali sesuatu yang berguna.
Balananjeur, 2 September 2024
#septembermenulis
#sm2024hari02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar