Do you know how rasanya? Degdegan teramat sangat. Kayak mau dapat apaa gitu..
Sebelumnya Bunda-bunda walsan yang lain sudah pada cerita kalau ustadzah sudah nelpon, beberapa belum termasuk saya. Tapi karena kemungkinan sampling, saya fikir mungkin saya salah satu yang tidak di telpon. Makanya ketika ada salah satu Bunda walsan yang tanya, "ummi Aufa sudah di telpon?" Saya jawabantara yang belum dan tidak di telpon. Karena pasti ada dua kemungkinan itu saya memberi jawaban seperti itu, tujuannya apa? Saya yakin mungkin saja ada Bunda lain yang juga khawatir tidak di tlpn saat mendengar yang lain sudah mendapat telpon. Apa saya khawatir? Sejujurnya iya. Tapi tetap saja saya azzamkan untuk, "kalau di telpon Alhamdulillah, tidak ditelpon pun Alhamdulillah." Ya, saya memang khawatir, tapi saya tidak ingin menularkan virus-virus kekhawatiran pada orang lain, jadi saya katakan dua kemungkinan itu sebagai jawaban. Sebuah gambaran sekaligus ajakan untuk, "jangan berpikir dilupakan saat tidak di tlp." Namanya sampling, nggak lucu kan kalau semuanya di telpon..
Qodarullah 'alaa kulli syaiin, pagi menuju siang ini Ustadzah menelpon. Jadwal terakhir dari rangkaian telpon yang diagendakan. MasyaAllah 'alaa kulli haal Alhamdulillah.
Kenapa saya menuliskannya di sini? Agar bisa di baca kembali oleh anak cucu saya, setiap gurat aksara akan tetap hidup bersama mereka yang masih hidup. Bahkan saat saya tlah tiada sekalipun, ini akan menjadi jejak warisan untuk mereka. Meski mungkin terlihat seolah "hanya sebuah kisah". Ini pengalaman berharga bagi saya, dan saya meyakini setiap pengalaman memiliki nilai nya tersendiri bagi siapapun yang bersedia menyibak nilai yang ada. Semoga jejak ini bermanfaat dan bernilai kebaikan yang saripati hikmah nya bisa mereka dekap.
Suara telpon nya putus-putus, saya tinggal di kampung dimana sinyal bagus sekalipun saat bertelpon akan sering berjumpa hal-hal seperti ini: suara yang tidak kedengaran, Tiba-tiba tidak terhubung dan semacamnya.
Saya cari tempat agar suara (baik dari saya maupun dari Ustadzah) bisa terdengar dengan baik, juga agar tidak tiba-tiba terputus. Alhamdulillah setelah beberapa kali berpindah tempat, akhirnya mendapat tempat di teras belakang dekat tangkal pete.
Beberapa hal ditanyakan Ustadzah, ada beberapa hal juga yang menjadi alasan saya ingin menuliskannya disini.
Banyak hal yang membuat saya kesulitan saat harus melafal dalam ucap, lalu saya merasa salah saat berucap hingga tak jarang merasa banyak hal yang tak disampaikan dengan tepat.
Banyak hal yang berubah sejak Aufa bersekolah disana. Banyak kemudahan yang MasyaAllah membuat lisan tak henti menadah tahmid, syukur yang tiada terkira.
Kami meyakini ini sebagai berkah, Barokah.
Bersambung ke bagian 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar