Kamis, 31 Desember 2020

Belajar Menulis Di KMO (bagian 2)

 

Well, seperti yang pernah saya janjikan beberapa waktu yang lalu, saya akan meneruskan menjejak kisah selama belajar di KMO.

Apa sih KMO itu?

Apa motivasi ikut KMO?

Apa sih KMO itu? KMO itu kepanjangan dari Kelas Menulis Online. Sebenarnya anda bisa googling dan searching sendiri di internet tentang KMO atau mengikuti akun media sosialnya untuk tahu lebih banyak tentang KMO. Setelah searching apalagi kalau anda mau ikut KMO nya, saya yakin anda bisa berseru kegirangan sambil mengatakan dengan penuh keyakinan, “Saya bisa menulis.” Lalu anda mulai ketagihan menulis ataupun ikut KMO batch selanjutnya. Saya sendiri sekarang berada di batch 29, tapi sudah berazzam untuk ikut batch selanjutnya insyaAllah sambil tetap mengasah kemampuan menulis. Ada yang mengatakan kalau menulis itu butuh jam terbang, jadi sambil belajar juga sambil mengaplikasikan yang sudah diajarkan.

Selain itu, menulis juga butuh keberanian. Berani mengakui diri sebagai penulis dan berani mempublikasikan tulisan. KMO menjadi kesempatan yang baik untuk mendapatkan keduanya. Di KMO kita di motivasi untuk mengikrarkan diri mengakui kalau kita itu penulis, di berikan keyakinan kalau kita bisa nulis, kita juga di tuntun untuk menulis dan berani mempublikasikan tulisan kita.

Penting ya tulisan di publikasikan?

Begini ya teman, saat menulis atau memutuskan untuk menjadi penulis, pastilah kita punya tujuan atau motivasi. Terutama bagi saya yang ingin menjadikan tulisan saya sebagai penjejak langkah membangun generasi, menulis untuk peradaban. Tak mungkin kan kalau ingin membangun peradaban tapi tulisan yang kita buat hanya bisa di konsumsi sendiri, harus ada yang tergerak dengan tulisan saya an tak mungkin ada yang tergerak kalau hanya saya sendiri yang bisa membaca tulisan saya. So, harus ada yang membaca tulisan saya.Dan KMO menjadi langkah baik bagi saya untuk mengapresiasi diri saya sendiri meski saya masih belajar dengan meyakini kalau, “SAYA ADALAH PENULIS DAN SAYA SIAP MEMBANGUN PERADABAN DENGAN TULISAN SAYA.” Saya berdebar sendiri saat menuliskan  ini, ini keyakinan yang membuat saya tak khawatir atau terbersit rasa malu  untuk tetap menulis.

Pertama kali kenal KMO dari Kak Trias, moderator pelatihan menulis fiksi dari SIP Publishing. “Ummi, barangkali mau ikut KMO?” tanya nya di chat sambil menjelaskan apa itu KMO. Saya langsung mengiyakan dan mengisi link yang kak Trias kirimkan saat saya bilang sangat ingin ikut.

Beberapa pertanyaan ditanyakan, seperti nama, usia lalu genre kelas yang akan kita ambil dan siapa yang merekomendasikan. Dengan penuh keyakinan saya tuliskan genre non fiksi, well saya fikir saya harus mengikuti kelas non fiksi dulu dengan keyakinan bahwa saya lebih mudah di genre ini. Tentu saya sangat ingin belajar menulis fiksi, insyaAllah setelah batch ini selesai saya akan mendaftar lagi untuk belajar non fiksi lagi. Lho? Saya merasa saya masih akan butuh belajar non fiksi lagi, sampai saya siap untuk belajar fiksi di batch selanjutnya lagi.

Setelah siap? Tepatnya sih saya membutuhkan lebih banyak waktu untuk berrdiam di satu kelas sampai saya benar-benar yakin saya sudah bisa mengikuti kelas selanjutnya. Sampai saya merasa cukup di kelas ini meski saya yakin saya tidak akan merasa cukup.

Kalau saya katakan saya tipe yang senang belajar atau belajar adalah hobby saya apakah anda akan percaya? Anda tak harus percaya tapi memang itulah saya. Saya menikmati saat-saat dimana saya bisa belajar dan tak pernah merasa cukup saat belajar satu hal. Saya bisa duduk berlama-lama hanya untuk mempelajari satu hal, ya satu hal sampai saya yakin saya harus mempelajari yang lainnya dan begitu seterusnya.

Agak lama saya menunggu kepastian berhasil masuk KMO atau tidak, setiap melihat WA berharap ada jawaban. Qodarulooh setelah sekian lama menunggu ada sebuah pesan WA masuk memperkenalkan diri dari KMO, kalau tidak salah dari PJ nya langsung, dari Kak Rurry Kaimuddin. Sangat ramah isi pesannya, memperkenalkan diri kalau dia dari KMO Indonesia dan meminta biodata diri saya kembali lalu memberi link telegram KMO Indonesia dan nama akun IG juga FB KMO untuk di pelajari selama saya menunggu dimasukkan group KMO. Saya langsung masuk dan menginvite link yang diberikan kak Rurry dan asyik belajar melalui yang saya baca sembari menunggu masuk group.

Masuk KMO, Kesan dan Tekad

MasyaAllah laa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziim, dan disinilah saya sekarang berada, di KMO batch 29.

PJ kami luar biasa baik dan shabar. Hee..

Usia saya mungkin sudah tidak muda lagi, loading berpikir saya kadang agak lama. Jadi saya sering japri kak PJ untuk meminta penjelasan lagi tentang banyak hal yang belum saya fahami. Kak Rurry, Kak PJ kami ini memberi penjelasan dengan penuh shabar. masyaAllah, KMO termasuk PJ dan para pemateri mematahkan anggapan sebagian orang yang sering mengatakan, “tak ada yang gratis dalam hidup.” Apalagi perkataan, “mana ada orang yang mau bagi ilmu Cuma-Cuma.” Mereka boleh saja mengatakan itu, tapi KMO mematahkan anggapan itu. Sering terpikir , “masyaAllah, luar biasa KMO ini. Berbagi illmu dan bershabar mengajari dan menuntun tanpa pamrih.” masyaAllah.

Cuma-Cuma tapi tidak percuma. Di sisi Allah tidak ada yang percuma, Allah kan mencatatnya sebagai kebaikan dan jariyah kebaikan yang pahalanya kan mengalir deras meski raga telah terpisah dari jasadnya. masyaAllah visi yang luar biasa.

Di KMO kepercayaan diri kami dibangun, motivasi kami menulis di apresiasi lalu di beri ilmu yang membuat kami semakin berhasrat untuk menulis. “Semuanya karena cinta. Cinta pada kebaikan agar tersebar luas, cinta karena manfaat yang bisa di gali pembacanya.” Kalimat ini saya dapat dari materi pertama, dari Kak Tendi Murti.

Apa yang anda rasakan saat membaca kalimat itu? Kalau saya, saya merasa di beri keyakinan kalau saya menulis itu semua karena cinta. Bukan hanya mencintai aktivitas menulis tapi juga karena mencintai perbuatan baik dan ingin agar kebaikan itu tersebar luas dan dapat di gali manfaatnya oleh orang lain.

Khoirunnaas ‘anfa’uhum linnaas, sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain. masyaAllah, dengan menulis dan menebar kebaikan dari tulisan kita, tekad untuk menjadi sebaik-baik manusia bisa terwujud.

Bismillahirrahmaanirrahiim, mungkin tulisan saya masih tak memenuhi kaidah tulisan yang seharusnya, manfaat yang diharapkan bisa dirasakan orang lain pun bahkan mungkin sekedar angan, tapi saya tak akan surut dengan kekurangan saat ini, saya akan menulis dan tetap menulis sampai jatah usia saya habis.

Seperti kata kak Tendi, “Saat kamu bilang, “oke, writing is not my passion!” saya akan jawab dengan teriak: “Hey, it’s not about passion guys.” “ ya, saya juga akan teriak dengan lantang dan katakan, “Hey, it’s not about passion!”

“Ini tentang cita-cita dan motivasi!

The question is, “why we have to write a book?”

Hobi? Gaya-gayaan? Pengen di anggap keren? Pengen terkenal? Karena pengen banget yang pengen nulis supaya di anggap keren.

Padahal, ketika kita menulis, sesungguhnya kita sedang berusaha mengubah pola pikir yang membacanya?

Kenapa kita harus menulis? Karena sudah waktunya kita membuat sebuah perbaikan.

Terlalu banyak buku yang merusak pembaca, tapi sebagai penulis terlalu sibuk dengna berpikir bahwa nulis itu bikin  kaya.

Bisa kaya, bener bisa banget. Tapi kaya ini hanya efek saja. Uang itu hanya efek dari sebuah pemikiran besar kita tentang sebuah perbaikan.Jika kita hanya terpokus pada keuntungan materil, maka Allah akan ngasih dan cukup sampai di situ saja.Tapi ketika kita punya impian besar untuk memperbaiki keadaan, banyak orang yang akan bantu kita.. masalah dana? Allah yang akan ngatur..” MasyaAllah, kalimat demi kalimat dalam materi yang disampaikan di materi pertama oleh kak Tendi Murti membuka cakrawala harapan kami akan motivasi yang sudah kami azzamkan. Hari ini disini saya mengikrarkan diri menulis untuk sebuah alasan yang agung, insyaAllah sebuah alasan yang bukan hanya berkutat seputar materitapi sebuah kebaikan dan perbaikan dengan harapan Allah Ridha dan jadikan ini sebagai hujjah di hadapan Allah kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh