Seharusnya mungkin mengikuti bujukan kakang untuk istirahat saja, tapi kalau tidak dituliskan hari ini, saya tidak tahu apa besok masih bisa menulis?!
Materi KMO tadi membahas tentang tema dan ide.
Wait, saya belum cerita tentang KMO di sini ya? Hmm, hari ini saya tidak akan menulis kepanjangan KMO atau apa itu KMO, InsyaAllah saya tuliskan itu di lain kesempatan. Sebenernya itu mah bisa googling ya, tapi karena saya ingin membuat jejak sendiri jadi saya harus membuat tulisan dari kacamata saya sendiri.
Di bagian nanti tentang KMO saya mau tulis materi pertama, kedua dan proses saya ikut KMO; siapa yang merekomendasikan, motivasi ikut, siapa pj na dan kesan selama materi pertama.
Dan hari ini, izinkan saya menuliskan dulu bagaimana saya melalui kelas hari ini.
Qodarulloh Allah kembali uji dengan sakit yang sangat sebelum maghrib nanti. Alhamdulillah kakang dan Olin sigap memberikan pertolongan pertama yang membuat kesadaran saya tetap ada, biasanya kalau telat mah suka sampai tidak sadarkan diri tapi Alhamdulillah petang tadi tidak sampai pingsan lagi. Alhamdulillah 'alaa kulli haal.
Setelah minum madu, 2 gelas air putih dan bawang putih tunggal, saya tertidur pulas. Hmm entah tidur entah pingsan sih, yang jelas saya tidak ingat apa-apa 😁. Kebetulan sedang berhalangan shalat.
Alarm di kepala saya tiba-tiba menyala saat jarum jam sudah menunjukkan angka jam 8 kurang sekian belas menit. Saya merasa terlambat dan cukup rurusuhan mengisi presensi.. Suami terlihat kaget melihat saya yang tiba-tiba bangun dan langsung mengisi presensi, "ummi sudah baikan?" Dia mengusap kepala ini lembut, memelukku seolah saya baru pergi dari mana. Apa mungkin tadi saya bukan tertidur, tapi pingsan? Ah saya tidak mau menanyakan itu karena khawatir membuatnya semakin khawatir.
"Ummi ingin menulis minimal 2 buku solo (sebelum meninggal), jadi ummi InsyaAllah baik-baik saja." Jawab saya pelan. Oh noo, suara saya sangat pelan lagi.
Lagi? Iya, saya pernah kehilangan suara setelah sebelumnya pelan. Jangan tanya saya kenapa, karena saya sendiri juga tidak tahu 😁
Well, meski dia terlihat khawatir tapi dia tahu dia tidak bisa menghentikan istrinya belajar. Sesekali dia melirikku, mengamati apakah benar istrinya cukup kuat untuk belajar.. Ah seharusnya saya menuliskan ini di bab tersendiri, tapi saya ingin menuliskannya di bagian ini.
"Sayang, jangan khawatir. Istrimu baik-baik saja! Lihat, aku InsyaAllah kuat. Don't worry ok!"
Dan.. Mulailah saya bertualang menjelajahi samudera ilmu yang sebenarnya sudah pernah saya pelajari saat masih duduk di bangku sekolah dulu, tapi kali ini terasa lain, kali ini saya menyiapkan diri menerima ilmu 🤭 tiba-tiba terpikir, harusnya para pelajar menjadikan ilmu sebagai kebutuhan pokok bukan hanya tugas atau rutinitas yang seringnya membuat mereka terbebani. Agar saat mereka mendapat ilmu, gelas mereka bisa benar-benar dikosongkan dulu untuk kemudian penuh terisi ilmu yang di dapat saat itu.
Dalam kondisi itu, ilmu yang di Terima lebih mudah di cerna dan menetap lebih kuat InsyaAllah.
Saat kita menjadikan ilmu sebagai kebutuhan, saat kita menjadikan belajar sebagai sebuah hobi, saat itu bahkan sakit dan usia atau sempitnya waktu sekalipun tak kan menjadi batasan untuk tetap mencari ilmu, untuk tetap belajar, untuk tetap menjelajahi samudera para pewaris Nabi; ilmu.
Al Ilmu Nuurun, ilmu itu cahaya. Ilmu yang kita pelajari akan menjadi cahaya bagi kita saat kita tahu bagaimana aspek kebermanfaatan ilmu ini. Dan semua itu hanya bisa di dapat saat kita sadar bahwa ilmu yang kita pelajari adalah ilmu yang kita butuhkan.
Jam sudah menunjukkan angka 22 saat saya menyelesaikan tulisan ini. Kepala saya di penuhi banyak kosa kata yang ingin saya tuliskan, well saya tipe yang ketika saya mendapat ilmu saya akan langsung praktekkan dan bagikan. Hee.. Saya senang saat bisa berbagi, inginnya sih berbagi harta, tapi untuk saat ini hanya ini harta berharga yang saya miliki: waktu dan menulis. Jadi, saya berusaha menulis demi menjejak amal shalih yang sekali lagi baru ini yang bisa saya lakukan.
Saya tidak tahu amal apa yang kelak bisa menjadi hujjah di hadapan Allah, semoga usaha kecil ini bisa menjadi hujjah bagi saya di yaumil akhir kelak.
Saya mungkin tidak pandai dalam dunia tulis menulis, saya juga tidak berpikir tentang passion atau semacamnya. Saya hanya tahu bahwa says butuh menulis, menulis untuk peradaban dan menjejak amal.. Semoga Allah Ridha.
Baiklah, kita bertemu di postingan lainnya tentang proses belajar di KMO nanti InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar