Sabtu, 30 Januari 2021

Wanita Setenang Malam (bagian 1)

Jujur saja saya baru tahu ada keterkaitan antara Wanita, tenang (ketenangan) dan malam. MasyaAllah sungguh beruntung generasi yang Ulil Albab, yang memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah dalam setiap detail kehidupan. 

Well, yang ingin saya tuliskan di sini selain kisah kami (saya dan aufa) sampai di kajian ini juga isi materinya yang menurut kami sangat menarik. Menarik versi kami mungkin beda artinya dengan menarik versi yang lainnya tapi saya tidak sedang ingin menuliskan perbedaan pendapat seperti itu, yang ingin saya lakukan adalah menuliskan semua yang ingin dituliskan di sini juga di blog saya dan mungkin media sosial lainnya. 

By the way, kajian ini kami simak melalui youtube rumah amal salman. Tentang Salman sendiri saya merasa ada sesuatu yang membuat saya merasa dekat dengannya, ada kisah di masa kecil yang menghubungkan saya dengan masjid Salman yang sejujurnya sampai detik ini belum pernah saya singgahi. Kisah itu berawal dari Ayah kami yang dahulu senantiasa berpesan, "makmurkan masjid Salman!" Demi Allah yang jiwaku berada di dalam genggamanNya, setiap waktu sepanjang usia saya sering terkenang ucapan yang dikatakan Apa (panggilan kami untuk Ayah) berpuluh tahun yang lalu. 

Apa hubungan Apa dengan Masjid Salman? Sebagian kakak saya mungkin lebih tahu cerita persisnya, saya sendiri hanya tahu Apa memang senantiasa mensupport semua yang terkait perjuangan bagi pembinaan generasi. Sebagai salah satu aktivis sekaligus da'i, masjid Salman menjadi salah satu masjid yang senantiasa beliau support. 
Apa senantiasa berkisah kepada kami tentang masjid itu, saya masih kecil saat itu hingga hanya sebagian kisahnya yang masih saya ingat. Semua itu menjadi jejak awal kecintaan saya pada Masjid itu. 

Saya jatuh cinta dengan masjid Salman melalui kisah Apa, melalui kaset nasyid anak-anak PAS yang Apa bawa, melalui binar mata Apa saat berkisah tentangnya. Saya jatuh cinta dengan masjid Salman melalui semua ingatan saya di masa kecil hingga hari ini, cara saya mencintai adalah dengan mengikuti kajian yang diadakan Salman meski melalui youtube ataupun webinar yang diadakan. Semoga suatu saat Allah mampukan saya untuk memakmurkan masjid itu dengan harta, meski saya bukan bagian dari keluarga besar Salman, meski saya tidak pernah menginjakkan kaki di masjid Salman, meski saya hanya akan tetap mencintai dan memakmurkannya dengan cara yang saya bisa. . Karena saya adalah putri Apa, ini cara saya mencintai Apa yang telah tiada, mengikuti jejak kecintaan dan perhatian beliau Allohu yarham. 

Suatu hari, Abdullah bin Umar Radhiyallohu ‘Anhu berpapasan dengan seorang laki-laki badui di jalanan Makkah. Buah hati Umar bin Khathab itu lalu mengucapkan salam kepadanya, menaikkannya ke kuda yang tadi ia kendarai dan memakaikannya surban  yang sebelumnya Ibnu Umar kenakan di kepalanya sendiri.

Melihat hal tersebut, Ibnu Dinar spontan berujar, “Betapa baik engkau terhadapnya. Semoga Allah membalas kebaikanmu. Ia adalah seorang badui, mereka adalah orang-orang yang sederhana.”

Ibnu Umar lalu menjawab, “Sesungguhnya bapak ini adalah sahabat karib Umar bin Khathtab dan aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda,

ان ابر البر صلۃ الولد اهل ود ابيه

Sesungguhnya perbuatan baik yang paling baik adalah menyambung tali silaturrahmi kepada teman-teman bapaknya sesudah bapaknya meninggal (HR. Muslim)

 

bersambung ke bagian 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh