"No." Serempak sekali mereka menjawab.
MasyaAllah hadza min fadhli Rabbi.. Bagi saya, sungguh anugerah yang luar biasa saat bisa mengikuti Webinar yang diadakan RKI hari ini. Jazakumullah khairan Katsiran kanggo Bu Ofie yang sudah memberikan informasinya, MasyaAllah insyaAllah menjadi jariyah buat Ibu.
Syukur apa yang terpanjat setelah kegiatan ini?
1. Belajar adalah kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki dan perempuan. Belajar sepanjang hayat, tidak mengenal usia ataupun tempat. Saya senang saat bisa belajar, dada saya bergemuruh setiap kali mendapat kesempatan untuk menghadiri 'majelis' tholabul ilmu.. Bukan sekedar menggugurkan kewajiban (semata). Dan inilah syukur yang kedua yang terpanjat saat mengikuti webinar ini. Saat hati masih berbinar senang mengikuti majelis keilmuan.
Syukur kedua? Ini poin pertama, tapi kok syukur kedua? Hee. Syukur pertama adalah saat Bu Ofie memberi kabar majelis yang insyaAllah diberkahi ini.
MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bi ni'matihii tatimmushshoolihaat, saya senang saat di ingat. Saya bahagia bertemu hari dimana ada sahabat yang mengingat saya saat ada majelis keilmuan, MasyaAllah ini anugerah yang luar biasa.
Ada kalimat yang pernah saya dengar, "sahabat adalah seseorang yang ada di saat sedih." Bagi saya bukan seperti itu, tetapi sahabat adalah seseorang yang mengingat, "ada majelis ilmu, oh Dede ajakan!". Seseorang yang mengajak pada kebaikan dan mengingat kita untuk berjalan beriringan dalam kebaikan serta mengingatkan kita untuk berjalan dan istiqomah dalam kebaikan.
MasyaAllah ini anugerah.
2. Belajar adalah yang darinya tidak tahu menjadi tahu.
Inilah syukur selanjutnya. Banyak hal yang awalnya tidak saya tahu dan melalui webinar ini Allah berikan kesempatan untuk tahu hal-hal yang tadinya tidak saya ketahui (bahkan semakin ingin tahu dan ingin mencari tahu 🤭 ).
Seperti? Terutama dalam pemenuhan gizi remaja. Sebagai ibu dari 3 remaja dan 1 calon remaja (🤭) saya sering mencari tahu harus seperti apa sih saya sebagai ibu, semuanya berkutat seputar sikap. Namun saya lupa hak lain yang harusnya saya perhatikan, that is pemenuhan gizi anak. Bukankah itu sangat penting.
Maksud saya adalah ilmu. Akan lebih baik saat kita melakukan sesuatu berdasar ilmu, dengan sanad keilmuan yang jelas jadi pas nyiapin sesuatu teh tidak asal. Selama ini saya menyiapkan makanan nu asanamah tos sesuai kebutuhan gizi, setelah tahu ilmunyamah (meski sedikit hee) ternyata semua itu hanya asumsi saya semata. Saya menyiapkan sesuatu yang 'asal kenyang saja', atau, 'asal mereka makan' saja dan asal-asal yang lain padahal sesuatu yang asal kurang baik. Benar sekali kata Ustadz Aris, membersamai anak itu tidak bisa asal-asalan biar hasilnya juga tidak asal, termasuk dalam pemenuhan gizi yang tentu bersumber dari ayat kuluu wasyrobuu min rizkillahii halaalan thoyyiban, yang halal dan thoyyib. Untuk tahu yang thoyyib itu butuh ilmu..
MasyaAllah RKI, mangga atuh adakan acara lanjutannya lagi tentang ini. Hee..
Inilah syukur selanjutnya.
3. Saya juga bersyukur saat bisa duduk ngariung bersama anak-anak menyimak acara meski mereka ngariungnya dipertengahan acara.
Tidak mudah ngariung bersama seperti ini apalagi saat mereka semua sedang pada PJJ dan teteh Aufa di pondok. Qodarullah hari ini RKI memberi kami kesempatan untuk menyimak bersama; ngariung, berbagi senyum dan sekaligus mendapat ilmu.
MasyaAllah seolah sayap-sayap malaikat menaungi menghadirkan berjuta senyum hingga jauh ke lubuk hati.
Biasanya hanya bisa ikut webinar bersama teteh Aufa (sejak Aufa PJJ), qodarullah ini webinar kedua setelah webinar tentang Andalusia yang bisa kami hadiri bersama.
"Teteh akan rindu dan ingat saat-saat duduk bermajelis bersama Ummi seperti ini." Tergugu kami menyimak untaian kata hati nya, diantara syukur seringkali terselip air mata dan kini saya merasakannya.
"Boleh ummi ikut diphoto nya sama teteh?" Dia mengangguk seolah tahu gemuruh hati Ibu nya, photo di webinar hari ini akan menjadi photo pertama kami saat mengikuti webinar dan mungkin sekaligus terakhir sebelum dia kembali ke pondok. Inginnya sih berphoto dengan semua anak, namun MasyaAllah mendapatkan perizinan dari mereka bukanlah hal yang semudah mengedipkan mata.
4. Syukur yang menjadi pengiring kisah ba'da webinar hari ini adalah syukur yang terpanjat dari lisan mujahidah shalihah kami, saat teteh Aufa tersenyum dengan netranya yang basah, "teteh bersyukur karena di pondok teteh, kebutuhan gizi kami diperhatikan dengan sangat baik. Kalau ada apa-apa tinggal bilang ke Ustadzah dan Ustadzah akan langsung merespon. Teteh bersyukur 'alaa kulli haal, juga atas ummi abi yang mengikhlaskan teteh disana."
Akan banyak kalimat syukur lain yang bukan hanya memenuhi ruang hati dan lisan kami tapi juga diksi saat semua itu harus dituliskan satu demi satu dalam baris-baris kalimat. Saya memilih menuliskan sebagiannya, alih-alih mengirim catatan kesan materi malah catatan perasaan. Hee..
'Alaa kulli haal jazakumullah khairan Katsiran🙏🥰
Bu Ofie dan RKI jazakumullah khairan Katsiran🙏🥰
Teh Hariyani, jazakumullah khairan Katsiran kanggo ilmunya.. MasyaAllah insyaAllah sangat bermanfaat 🙏🏻🥰
Defa S Hidayat
Balananjeur, 28 Februari 2021
Baarakallah 🥰🥰🥰
BalasHapusMasyaAllah, Aamiin yaa Allah. Wafiik Barakallah
Hapus