Sabtu, 20 Maret 2021

Pengibar Bendera

"Ummi, hari ini teteh jadi pengibar bendera. Teteh kebagian yang bilang begini, bendera telah siap. Teteh tegang, mi." sebelum berangkat ke sekolah di hari Senin, sambil memakai sepatu dia bercerita tentang agendanya nanti di sekolah.

"Subhanalloh. Teteh tegang kenapa?" saya pancing dia bicara, curhat. Wanita membutuhkan banyak waktu dan kata untuk bicara, bahkan seusia Aufa pun seperti itu. 
Dan biasanya wanita, hanya dengan bercerita dan merasa nyaman bercerita, hatinya lebih plong setelah itu.

Kadang dia curhat, bercerita tentang sedih atau gundahnya hanya untuk mengeluarkan unek-uneknya, dia akan merasa lebih baik setelahnya meski itu tanpa solusi.

Karena itu wanita, membutuhkan seseorang yang bersedia menjadi pendengarnya untuk membuat dia merasa di mengerti. Hanya di dengarkan. 

Karena saya wanita, meski tidak semua wanita seperti itu, tapi Aufa termasuk salah satu yang seperti saya: butuh bicara dan di dengarkan. Seperti saat itu, saat dia merasa gundah karena tegang menghadapi moment yang menurutnya 'luar biasa.'

Dan pertanyaan seperti itu, biasanya membuatnya berani berbicara dan mengeluarkan semua rasa kurang nyaman di hatinya. Apa yang sedang dia rasakan, kenapa, kekhawatiran seperti apa yang dia pikirkan dan semua hal yang membuatnya merasa tegang..
Saya hanya bisa mendengarkan sambil sesekali menimpali ceritanya dengan kata-kata yang biasa saya ucapkan, "oh.", " wah", "subhanalloh..", " masyaAllah." dan lain sebagainya tanpa berniat memotong curhatannya.

Saya ingin dia bercerita pada saya, hingga hilang semua kata yang ia simpan dihatinya kala gundah atau gelisah atau perasaan-perasaan kurang enak lainnya. Saya ingin dia bercerita dan tetap bercerita sepanjang kami bisa saling bercerita dan mendengarkan... 

"Sekarang teteh sudah tidak tegang lagi, Alhamdulillah. Terimakasih ya, Mi. Terimakasih sudah mendengarkan teteh. InsyaAlloh teteh bisa." dia kembali bersemangat menatap harinya, Alhamdulillah...

Hari itu, Senin 6 Maret 2017, dia tersenyum karena akan jadi seseorang yang mengatakan dengan suara lantang, "bendera telah siap." 

Catatan ini di tulis saat teteh Aufa berusia 9 tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh