Senin, 12 April 2021

Melerai Luka

         Lumayan sedih sih waktu baca kembali catatan-catatan lama tapi tidak tercantum tanggal, bulan ataupun tahun disana. Kadang saking semangat menyimpan jejak jadi suka lupa nulis penanggalan. Tapi tentu saja waktu tidak bisa diulangi dan sedih tak pernah benar-benar harus di dekap, biarkan ia muncul sebentar lalu berlalu dan menjadi pelajaran. 

        Saya senang dengan kehadiran media ini karena dengannya bisa nyaman menulis tanpa khawatir lupa menulis tanggal. 

        Saat ini saya membaca kembali buku-buku catatan harian lama saya, sudah agak kusam dan banyak yang mulai tidak terbaca. Saya ingin menyimpannya dengan benar agar bisa di baca oleh anak-anak di kemudian hari. Mungkin akan saya tulis ulang di sini atau dalam catatan harian yang lebih private di folder khusus agar catatannya bisa tetap tersimpan rapi dan tidak khawatir hilang.

        Banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini, ada rasa tak menentu yang terkadang sulit dideskripsikan dalam kata. Saya kesulitan menguraikannya hingga terasa sesak di dada.. Ah tidak, sebenarnya saya masih belum memiliki keberanian untuk menguraikannya. Namun awal Ramadhan ini saya akan mencoba menguraikan satu demi satu hingga menguap semua diksi yang selama ini menggelayut mesra di balik serpih ingatan.

        Hey, bukankah selama ini kamu menulis rasa dan ingatan?

        Iya, itulah yang saya lakukan selama ini. Tulisan saya berkutat seputar itu, tapi ada hal-hal lain yang saya simpan namun ternyata itulah yang justru menjadi alasan sesak selama ini. 

        Saya ingin belajar menguraikan hingga lerai ..

        Bismillahirrahmanirrahim, semoga menjadi ibrah bagi yang membacanya.


Balananjeur, 13 April 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh