[26/4 05.59] Kemarin kan kami silaturahim ke rumah sahabat yang punya perpustakaan dengan koleksi buku yang sangat banyak tea, trus saya bisikin ke Abang kalau ada beberapa buku yang sangat ingin saya baca, kalau diperbolehkanmah mau pinjam beberapa buku itu untuk dibaca dirumah. Nah abang bilang boleh saja, tapi selesaikan dulu buku yang sedang dihanca ini. Otak saya memang bergerak cepat kalau perihal buku teh, Buku-buku ini sebenarnya sudah dibaca berulangkali tapi saya merasa perlu membacanya lagi agar saripati ilmunya meresap dan qudwah yang terkandung didalamnya bisa diaplikasikan juga dalam keseharian. Berat sebenarnya ilmu teh, kalau tidak diamalkanmah justru nyuntrungkeun di akhirat teh. Tidak mau menuntut ilmu juga berat, karena menuntut ilmu adalah kewajiban jadi di akhirat kelak teh pasti akan diminta pertanggungjawaban, "kenapa tidak taat perintah mencari ilmu?", atau usia yang sudah dikasihteh habis buat apa saja. Namun tentu saja, tholabul 'ilm itu bukan sekedar menggugurkan kewajiban. Apa ini? Just curcol🤭
**********
[26/4 06.15] "Dee, jangan silau oleh dunia yaa!" Kalimat pembuka diary lama ini membawa ingatan pada hari-hari yang kilasan kisahnya saya tulis di diary ini. Dee, itu nama pena saya jauh sebelum teh Dee lestari muncul dengan novel pertamanya. Hahaa.. Tapi tentu saja, teh Dee lestari best pisan dalam menulis novel, kalau saya mah hanya punya nama pena tanpa karya 😅. 'Alaa kulli haal saya dibuat tertawa saat membaca lembar demi lembar buku catatan harian ini. Dulu teh ni asa lebay banget geuning nya, jadi kalimat 'dear diary'teh bukan omong kosong karena saya juga mengalaminya 🤭, "Dear diary, i feel so hurt. Ada yang membuka diaryku tanpa izin and that is so bad. I didn't like it." Salah satu curhatan yang saya temukan dibuku harian ini. Hmm jadi ketawa da baca ini teh, dulu mah mungkin terasa nggak enak, buktinya saya pakai kata hurt. Kalau saya bilang hurt itu artinya saya benar-benar terluka 🤭eh tapi yang saya pikirkan sekarang justru, "kok nggak bilang langsung ke orang yang buka-buka diary sih?malah curhat di buku"🤦♀️😀
**********
[26/4 07.25] Itu Mamah. Saat kecil saya sering menyaksikan bagaimana aktifnya Mamah, saya fikir saya bisa seaktif mamah tetapi qodarullah tidak. Allah titipkan hal lain yang membuat saya tidak bisa secangcingceng Mamah, sepower atau se-strong mamah. Qodarullah 'alaa kulli syaiin. Itu balong adik bungsu saya, airnya bersih jadi kalau mau cuci tangan juga bisa. Mamah sepertinya kapireupeunan semut 🐜 dari kacang panjang, tapi saya tidak berusaha bertanya, "mamah kunaon?" Saya ingin menyimpan jejak ini dan merekam mamah secara diam-diam..
**********
[26/4 13.51] Jika puasa dan berbuka adalah hal yang selalu seiring sejalan
Bantal dan guling adalah sahabat kenyal
Kekenyalannya membuat rindu mimpi merasuk sukma (from wag).
**********
[26/4 17.40] Dulu yang paling rajin bantuin nyiapin buat buka sama sahur teh Aa Quthb, terus ganti Aa umar, ganti lagi sama teteh Ufa dan sekarang firdausy shalihah.. "Ok." Kalimat ini yang akan dia ucapkan setiap kali saya atau abi nya minta bantuan untuk keperluan berbuka ataupun sahur. Sebenarnya sudah dua bulan ini dia mulai pandai menolak atau menjawab, "tidak mau." Saat dia tidak mau melakukan suatu hal, tapi untuk menyiapkan menu buka atau sahur mah selalu siap membantu. #bukashaumday14
**********
[26/4 17.48] Tumis tahu nya tanpa minyak atau bumbu penyedap, hanya ditambah trio bawang, sedikit garam, tomat dan sayuran (toge dan surawung), kalau tempe bacem ini paling spesial karena dibuat mamah, menu terakhir ikan bandeng goreng. Hmm mari kita berhitung angka! Tempe 4000 rupiah, tahu 3500, toge dan surawung 1000, pindang bandeng 5000. Jumlahnya 13500. Untuk apa bicara angka? Kita sedang hidup dimana segala sesuatu di ukur dengan uang/materi. Seolah nikmat ataupun kebahagiaan bisa di hitung dengan nominal yang dimiliki, semakin tinggi nominal materi yang dikeluarkan seolah makin nikmat makanan yang dikonsumsi. Atau makin banyak materi dimiliki, makin bahagia hidup.. Oh no, that is big no. Bahagia tidak ada kaitannya dengan uang/materi, begitu juga nikmat tak ada hubungannya sama sekali dengan materi. Apa hubungannya ya? 🤭🤔😅 ah anggap saja ada hubungannya 😃 wilujeng buka shaum sadayana 😍😍#Ramadhan1442day14
**********
[26/4 19.07] Katanya ini cemilan sehat buat jantung biar jantungnya sehat 💜❤. Fty tadi beli ini, saya mah bagean ngoloannya. Beda rasanya kalau ngoloan ka fty mah, lebih enak daripada beli olangan (modus nya🤫😂). Ini tanpa minyak karena di oven, tidak pakai bumbu penyedap, jadi InsyaAllah benar-benar cemilan sehat. Oh ya kata Aa Quthb mah ini teh biji rambutan 🤭.
**********
[26/4 19.35] Sebenarnya ini bukan hanya untuk yang kondisi kesehatannya sedang di uji, tapi juga bagi yang Allah berikan kesehatan yang baik. Menjaga pola makan alias teu sagala teuing breus teh sangat penting, itu salah satu cara yang bisa kita lakukan dalam menjaga amanat tubuh dari Allah ini, itu juga salah satu cara kita mensyukuri nikmatNya. Makan seperlunya alias jangan terlalu banyak, jangan sampai hidup kita seolah buat makan we terus yang dipikirin. Trus makan hanya yang halal dan jangan lupa kriteria thoyyib nya juga harus diperhatikan, itu perintah Allah. Setiap kali ada kata kuluu min rizkillahi halaalan pasti dilanjutkan dengan thoyyibaa.. Itu artinya halal saja belum cukup, ada thoyyib yang juga harus diperhatikan. Nu thoyyib teh nu kumaha? Salah satunya adalah makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar