[6/5 08.07] Oh ya saya mau cerita kejadian beberapa hari yang lalu. Hmm maksudnya sih biar kita lebih aware ke orang sekitar apalagi sekarang sudah mulai masuk musimnya pepetasan atau hmm naon teh nya nu sok ngabeledug teh 🤔🤔
**********
[6/5 08.10] Hari itu sesebapak diantar istrinya datang ke RS buat kontrol. Pas datangmah seger pisan kelihatannateh, saya pastikan Bapak itu cukup istiqomah kontrol ke RS. Biasanya yang seperti itu waktu sekolahnya tipe-tipe yang rajin, penurut dan disayang guru. Eh naha jadi kamana-mana ieu teh
**********
[6/5 08.13] Nah, sebelum masuk ruang periksa, tiba-tiba ada sesuatu yang membuat bapak itu (saya juga sih) kaget. Duarrr.. Kaget pisan weh pokoknamah. Padahal hanya suara kursi yang kejeduk atau apa. Saya reflek pegang dada nu sok ujug-ujug sakit kalau reuwasteh. Saya lihat bapak itu juga langsung pegang dada sambil meringis, wajahnya langsung pucat. Saya jadi merasa, yang saya rasakan tidak seberapa. Bapak itu kelihatan sakit pisan padahal sebelumnyamah segar bugar.
**********
[6/5 08.17] Finally tibalah saat nama bapak itu dipanggil ke ruang periksa. Tidak lama kemudian istrinya keluar lagi dengan air mata bercucuran dan terlihat tegang, menghampiri dua saudarinya yang ikut mengantar, "di echo lagi, jantungnya bocor. Katanya kejadian bocornya beberapa menit yang lalu. Jadi sekarang harus rawat inap."
Saya jadi ingat kejadian beberapa menit yang lalu saat ada suara yang bikin kaget, "ayah katanya kaget." Sambung si ibu. Saya langsung ikut merasakan duka ibu itu.. Bu, saya tahu rasanya, saya faham sakitnya
**********
[6/5 08.23] Saya jadi ingat adik sepupu saya yang meninggal menjelang hari raya. Qodarullah beliau dikagetkan suara.. Petasan atau naon atuh nya nu ngabeledug kitu teh. Setahun yang lalu saya juga drop setelah dikagetkan suara petasan nu beruntun.
Terlihat biasa dan mungkin ada yang berpikir itu berlebihan, tapi tak ada yang paham sakitnya kecuali ia yang merasakan. So, ibu dan bapak yang anak-anaknya suka main petasan atau apalah, please dijaga yaaa biar main petasannya ditempat yang 'aman'. Atau kalau bisa minta izin dulu ke sekitar atau kumaha wae lah nu penting jangan jadi madhorot yaaa.. Hee
**********
[6/5 16.57] Ummi masih ingat hari pertama saat Aa berangkat untuk seleksi jalur prestasi, tegang pisan kelihatannya. Lalu saat nama Aa masuk sebagai salah satu siswa disana, kita bersujud dalam haru bahagia bersama. Aa sudah resmi berganti seragam, akan banyak rintang menghadang dalam perjalanan Aa selanjutnya. Waktu dan jarak tempuh ke sekolah baru Aa kan jadi cerita tersendiri yang menjadi pengiring kisah Aa kelak.. Hari itu
**********
[6/5 17.01] Ummi juga ingat, menjelang hari pertama MPLS ada beberapa hal yang harus Aa bawa esok harinya. Nasi dengan 3 T. Tempe, tahu dan telur.. Ummi ingin memberi sesuatu yang istimewa, telurnya ummi buat dengan sedikit unik. Aa cerita hari pertama itu. Siapa saja yang Aa temui, ummi excited pisan mengingat Aa yang aslinya cool sama orang lain tetiba bisa akrab. Hari itu
**********
[6/5 17.09] Kemudian Aa memiliki teman, karib dan baik. Ummi bayangkan dia pasti memiliki kepribadian yang sama dengan Aa, cool dan terkesan cuek. Ya, that is you.. Tapi ternyata Aa bisa lebih terbuka berteman dengan siapapun. Ada Uly yang hmm persis kayak Aa tapi very aware pas Aa kehilangan tas di Yogyakarta waktu itu sampai bela-belain beliin tas sama oleh-oleh buat ummi dan adik-adik. Ada oteng tempat ummi ngorek kabar kira-kira ada tugas apa dari sekolah, ada Disry si jago tari yang juga jadi tempat ummi nanya-nanya. Ayuni yang tadinya mau kita borong dagangan basho acinya tapi karena uangnya nggak cukup jadi cuma bisa beli 2, Alia yang nama ayahnya biidznillah menyelamatkan Aa dan Uly waktu ke AP. Hamzah, Fahmi, dan semua yang sebenarnya belum pernah bertatap muka dan hanya ummi kenali namanya.. Hari itu
**********
[6/5 17.12] Banyak hal lain yang ingin ummi tulis disini.. Semua itu kini, menjadi cerita. Kisah putih abu mu. Aa, tunai sudah 3 tahun mu. Sebentar lagi Aa jadi mahasiswa.. Jangan berhenti belajar, Nak! Belajarlah setinggi-tingginya.. Hanya itu yang bisa kami lakukan untukmu, cinta kami untukmu.
**********
[6/5 18.31] Saya katakan pada Abang, "izinkan aku membaca lagi puisiku sendiri. Sekali saja."
"Puisinya yang sendu saja ya!" Dia khawatir jika aku terjebak emosiku sendiri saat membaca puisi.
"Justru itu. Aku ingin mengabarkan kelaliman itu lagi, mengingatkan yang terlupa. Bagaimana bisa sendu?"
Ah, rindu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar