[28/6 05.20] Jika suatu hari datang seseorang padamu dengan segudang kisah pilu nya
Jangan berkeluh saat dikemudian hari engkau dapati ia menjadi sebab luka mu
Hidup tak selalu harus mengingat baikmu
Tapi Allah Maha menghitung setiap jejakmu
Tetaplah menjejak hanya kebaikan
Dan jejakkan ia karena Allah semata
Lupakan, lapangkan!
Maafkan!
**********
[28/6 05.21] Setiap kali usai melahirkan, suami selalu memberiku hadiah cokelat. Setiap 2 tahun sekali dia memberiku 2 buah cokelat dengan rasa mete favorit saya.
Setelah melahirkan sulung, kemudian Umar, Aufa, Olin dan sampai sekarang tiap 2 tahun sekali selalu ada 2 cokelat yang diberikan. Mungkin karena sudah terbiasa jadilah kebiasaan itu berlanjut meski sudah lebih 10 tahun sejak terakhir melahirkan.
Terbiasa yang menjadi kebiasaan. Dibiasakan akhirnya menjadi kebiasaan.. Seperti itulah semua hal yang kita jalani dalam kehidupan.
Dan karena kebiasaan itu pulalah, sesuatu yang boleh jadi menurut orang lain berat untuk dilakukan akan terasa ringan.
Bisa karena terbiasa. Itu yang sering di ucapkan orang tua dan guru-guru saya dulu.
Ringan karena terbiasa. Itu juga yang sering diucapkan orang tua dan guru-guru saya semasa kecil.
Dibiasakan sholat tahajud, lalu kemudian jadi kebiasaan akhirnya tubuh akan 'menuntut' sendiri untuk selalu sholat tahajud. Bukankah tahajud akan terasa berat jika tidak dibiasakan?
Kebiasaan akan membuat kita ringan dan merasa kehilangan saat itu tidak dilakukan.
Bicara baik atau diam. Itupun akan terasa berat jika tidak dibiasakan yang akhirnya menjadi kebiasaan. Biasa berbicara baik atau biasa merasa berat untuk berkata hanya yang baik.
Bisa karena biasa, biasa karena dibiasakan (baca: dipaksakan, dilatih).
Seperti apa kebiasaan kita semasa hidup, seperti itulah akhir kesudahan kita. Dan seperti apa akhir kesudahan kita, seperti itulah kita dibangkitkan.
Hatur nuhun untuk cokelatnya, kang Wawan Wawan Ridwan ❤
Hatur nuhun untuk pelajaran hidup yang baik.
Bersamamu, aku banyak belajar banyak hal. Jazakumulloh khoiron katsiron 🙏🏻😍🌹
**********
[28/6 05.24] Untuk seseorang yang mungkin sedang merasa hidupnya seolah terhenti di sudut pahit karena suatu kondisi yang membuatnya terpaksa merelakan sesuatu yang dia harapkan dapat dia genggam : jangan pernah merasa terpaksa merelakan sesuatu yang tak pantas untukmu. Ingat, dia tidak memiliki satu kriteriapun yang membuatmu harus mengingatnya...karena apa? Alloh maha tahu yang terbaik hingga DIA jauhkan kamu darinya.
Jangan khawatir untuk masa depan..hidup ini bukan terletak pada bagaimana orang bersikap terhadapmu tapi bagaimana kamu berusaha bersikap sebaik-baiknya dan tidak menyakiti siapapun.
Ini untuk siapa? Ini untuk single(er), siapapun yang tidak harus galau atas kisah yang tak sesuai rencana. Ada rencana dari sang Maha perencana yang jauuuuh lebih baik untuk kita. Soo, hiduplah dengan sebaik-baiknya dan semakin sholehlah/sholihahlah hingga engkau benar-benar layak untuk mendapat pendamping hidup yang sholihah/sholih.
Sahabat,
Waktu bergerak terus tanpa menunggu kita selesai berbenah, ya?! Karenanya bersegera dalam berbuat kebaikan, bersegera dalam berbenah dan berbekal menuju kampung akhirat tak bisa kita abaikan dengan alasan apapun.
"Ah, masih muda ini."
"Kita mah mau santey-santey dulu aja!"
"Berjamaah di masjid atau ke pengajianmah bagean orang tua, kitamah happy-happy aja dulu. Kalau sudah tua, baru ke mesjid."
"Punya anakmah nanti, kita mau main dulu, saling mengenal, bulan madu dulu. Mungkin nanti 2 atau 3 tahun lagi baru program hamil."
"Nikah? Duh, belum kepikiran. Masih muda."
"Silaturahim? Sibuk banget, pekerjaan nggak beres-beres, ke rumah ortu aja nggak sempet."
"Dia yang susah, kenapa harus saya yang repot bantu?"
Hmmm...kalimat apa lagi, ya?
Sebenarnya, kalimat-kalimat itu disampaikan sulung saat kami membicarakan konsep waktu. Dia mengatakan, "malaikat izroil tidak akan menunggu dia menyelesaikan hajat hidupnya itu. Seolah waktu ada dalam genggamannya hingga bisa dengan mudah mengatakan kalimat-kalimat seperti itu. Nanti deh kalau, entar atau kalimat lainnya. Seorang muslim itu, do the best righ now. Now ya mi, bukan nanti. Jangan sampai saat malaikat maut datang menjemput, barulah kita sadar dan menyesal, banyak waktu yang kita lalaikan."
Soal nikah sama punya anakmah komentar dia waktu lihat TV 😁
Sahabat,
Seringkali, banyak yang ingin di tuliskan si jemari ini. Tapi, lebih banyak hal lain yang menunggu di tunaikan. Pekerjaan rumah dan anak-anak yang membutuhkan lebih banyak perhatian.
**********
[28/6 09.32] Satu dari sekian hal lain yang membuat saya bahagia dari kabar kelahiran bayi ini selain karena melihat Eteh dan bayinya Alhamdulillah sehat juga karena bisa kembali memandikan bayi kecil mungil yang MasyaAllah..
Kata Abang, saya itu pipilih, punya banyak keponakan tapi hanya beberapa yang membuat saya bersemangat memandikan 🤭 Hmm kalau dipikir-pikirmah ada benarnya juga. Ada benarnya artinya tidak sepenuhnya seperti itu ya 😄.
Ya, mungkin ikatan dengan saudara perempuanmah lebih bikin kumaha nya 🤔🤔 pokoknamah kitu weh.
Tapi sama yang lain oge tidak benar-benar acuh sih, sayangnyamah da sama. Soal mau turun ikut membantu meski hanya alakadarnya mah da karena kebetulan kondisi tubuhnya sedang fit saja, kalau sedang sakitmah apalagi membantu yang lain, menopang diri sendiri saja nggak bisa.
Saat menulis ini saya berpikir keras, "bolehkah saya menulis ini?" Saya juga memikirkan caption yang bisa menjadi ladang amal dan dakwah selain jejak yang selalu ingin saya simpan sebagai pengingat dan ingatan.
"Dede tiasa ngibakan bayi?" Tanya salah satu kerabat kami. "Tiasa." Jawab saya singkat.
Pertama kali memandikan bayi teh pas anak pertama usia sebulan, saat kondisinya sudah terasa aman untuk ku handle sendiri. Pas anak kedua mah Alhamdulillah diberi kesempatan memandikan sejak usia 2 hari, hari pertamanya mah kan masih di RS nah besoknya pas pulang Alhamdulillah bisa memandikan, begitu juga anak ke 3 dan ke 4. MasyaAllah itu pengalaman yang membahagiakan bagi saya. Meski qodarullah saat itu sedang sakit, tapi sudah bertekad untuk mengurus anak termasuk memandikannya sendiri. Pengen kenangannya dipegang sendirian 😅.
Bayi itu kalau mandi kan suka nangis, sebenarnya itu nggak masalah, justru bagus buat bayi. Tapi beda bagi ibunya, akan lebih baik jika kita membantu ibu melahirkan untuk tidak tegang termasuk dari tangisan bayi. Saya punya tips sederhana yang mungkin bisa di coba saat memandikan bayi biar nangisnya nggak terlalu kencang atau nggak nangis sama sekali.
Tipsnya adalah, memandikan bayi nya dalam pangkuan kita. Simpan alas di pangkuan, tetap gendong bayi dan buat bayi merasa nyaman. Bilas perlahan kepalanya, kasih sampo lalu dipijat pelan, bil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar