Hmm mikirin apa ya 😏 kalau kurusnyamah kayaknya memang sudah bakat, saya sendiri sudah tidak mempermasalahkan dan bahkan mensyukurinya InsyaAllah. Alhamdulillah Allah beri kesempatan masih bernafas dan berbekal untuk pulang ke akhirat, ini sudah lebih dari cukup.
Well, "mikirin apa?" Hmm, kayaknya banyak yang dipikirkan mah. Semua hal di sekitar kita adalah modal untuk tatafakkaruun, untuk berpikir. "Inna fii kholqissamaawaati wal ardhi wakhtilaafillaili wannahaari laayaatilliuulil albaab. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berpikir."
Nah, berpikir sendiri malah termaktub dalam al-quran, malah digambarkan dengan gambaran yang baik. Atuh saya teh penhen jadi manusia yang baik dalam pandangan Allah teh, mau atuh jadi hamba Allah yang ulul albab meski masih sekedar usaha dan mungkin perasaan semata (🥺).
Oh ya, siang tadi saya metik sayuran dari depan rumah lalu menghaluskan beberapa bumbu (jahe, kencur, terasi, cengek, bawang merah dan putih, daun jeruk, garam, merica, tomat dikit soalnya tomatnya lagi mahal 🤭), tumis bumbu dengan sedikit minyak, masukkan sedikit air, sayuran yang sudah di potong-potong, masak sampai matang lalu angkat kalau sudah matang.
Sebagai pelengkapnyamah ngabakar sepotong ikan asin bolocot dina arang nu seuneu na ruhay, and then di santap bareng tumis sayuran yang tadi.
Saya mulai mikir lagi, MasyaAllah sungguh maha baik Allah yang tlah menghadirkan nikmat. Coba kalau misalkan nggak ada sedikitpun bahan makanan, apa yang mau dimakan sedang kita butuh energi untuk beraktivitas? Kalau Allah tak hadirkan rasa cukup, bagaimana jadinya hidup kita yang karenanya selalu merasa kurang dan sempit. Ada sesendok nasi, minta sebaskom. Ada ikan asin, minta steak dengan taburan emas. Ada hati untuk bersyukur, minta harta yang banyak biar bisa bersyukur.
Saya juga mulai berhitung (ala emak-emak ya 🤭). Karena beberapa bumbu sudah tersedia, sayuran biidznillah hasil metik, asin bolocot juga dari mamah 😁 jadi modalnya zero tadimah. Ya saya nggak ngitung bahan yang sudah ada.
Semuanya dimasak di atas tungku kayu, mulai dari masak nasi, masak air, tumisan sama beuleum asin. MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal..
Saya tetep bakal mikir, "MasyaAllah kalau bukan Allah yang memberi dan mencukupkan, apalah kita bisa mencukupi kebutuhan kita apalagi di masa pandemi ini? MasyaAllah fabiayyi aalaairobbikumaa tukadziban. "
"Robbanaa maa kholaqta haadza baathilaa subhanaka faqinaa 'adzaabannaar.
Balananjeur, Senin, 30 Agustus 2021
Galeri hari ini.
Masak dengan beberapa kayu bakar.
Motong sayuran yang di petik dari halaman
Menghaluskan bumbu
Memasak nasi
Meuleum ikan asin
Tumis sayuran
Isi piringku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar