Suami siaga itu bukan hanya saat istrinya melahirkan, tapi juga dalam segala situasi yang didalamnya butuh kerjasama.
Kerjasama bukan hanya dalam pekerjaan domestik. Misal saat istri sakit, terlihat kerepotan karena suatu sebab ataupun saat melahirkan, siapa yang menghandle pekerjaan domestik yang biasa dikerjakan istri dan semacamnya.
Kerjasama juga dibutuhkan saat istri harus memakai alat kontrasepsi kb semisal IUD dan semacamnya _ karena alasan syar'i InsyaAllah_
Memakai alat kontrasepsi KB atau tidak baiknya menjadi keputusan bersama. Bukan hanya keputusan suami atau keinginan istri. Bukan hanya sekedar untuk saling menjaga perasaan juga, karena ta'at dan tanggung jawab hadir bukan hanya untuk melahirkan rasa saling menjaga perasaan tanpa makna lain dibaliknya.
Ada suami yang enggan istrinya di kb dengan alasan yang menjadi haq nya. Ada istri yg ingin di kb karena alasannya pula. Apa yang harus dilakukan? komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk menemukan titik paling tepat bagi dua harapan yang berseberangan itu. Sehingga ketika ada kata sepakat saat memutuskan sesuatu,keduanya bisa dijalani dengan penuh kelapangan, keikhlasan dari suami atau istri.
Masih ingat kan definisi ikhlas??
Perasaan lapang atau ikhlas itu sangat diperlukan dalam kehidupan berumah tangga, pun dalam hablumminannaas yang lain.
Dengan hadirnya ikhlas, akan timbul rasa saling menghargai, rasa bahagia, rasa syukur dan segenap perasaan baik lainnya.
Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu amal, setelah sebelumnya memiliki ilmu atas amal tersebut. Allohu a'lam bishshowaab.
Mengikuti harapan salah satu tanpa memahami alasan yang mendasarinya hanya akan berujung kekecewaan di pihak yang terpaksa mengalah.
Ingat yaa, orang yang terpaksa mengalah dengan orang yang benar-benar mengalah itu beda.
Bedanya apa? Cari tahu sendiri ya sahabat! 😁
Komunikasi memang membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dibanding doktrin ,"kamu harus seperti ini!"
Atau,"kamu harus seperti itu!"
Mengikuti harapan salah satu tanpa memahami alasan yang mendasarinya hanya akan berujung kekecewaan di pihak yang terpaksa mengalah.
Ingat yaa, orang yang terpaksa mengalah dengan orang yang benar-benar mengalah itu beda.
Bedanya apa? Cari tahu aja sendiri! 😁
Komunikasi memang membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dibanding doktrin ,"kamu harus seperti ini!"
Atau,"kamu harus seperti itu!"
Terima kasih untuk suami siaga yang dengan penuh keshabaran menungguku di bangku panjang Rumah Sakit, meski sesekali terlihat menguap menahan kantuk yang tetiba menyerang, engkau tetap memegang tanganku dan mengusap lembut ubun-ubun dan pipiku sambil mengatakan, "apapun yang terjadi, kita akan melaluinya bersama, insyaAlloh."
Terima kasih selalu bertanya,"bagaimana menurut ummi kalau.. ? "
Bukan kalimat, "kamu harus begini dan begitu! ".
Terima kasih juga untuk kalimat, " Ini sudah peraturan dari Allah, Allah tahu yang terbaik untuk kita meski seringnya hati kita menolaknya. Itu karena tidak tahu . Mari kita taati perintahNya tanpa memikirkan alasan-alasan ataupun hikmahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar