Rabu, 18 Agustus 2021

Yang Terserak (17)

Ahad, 26 Ramadhan 1442 H/9 Mei 2021 M


[9/5 07.13] Ternyata buku yang buat bikin bullet journal teteh nggak kekirim. Padahal itu sudah disiapkan sejak 2 mingguan yang lalu, ya Allah teteh Aufa sayangku hapunten Ummi yang lupa masukkan buku ke paket 📦 🙏🏻 Bullet journal teh apa? Fungsinya apa? Dll.. Nanti saya share disini InsyaAllah. Sekarang sedang senang baca ini, back to tarikh umar ibn Khattab. Untuk sahabat yang memiliki keluangan baca versi aslinya, saya sarankan buat baca versi aslinya juga ya. Judulnya فصل الخطاب في سيرة ابن الخطاب، عمر بن الخطاب رضي الله عنه karya Prof. Dr. Ali Muhamməd ash-Shalaby. Saya suka buku-buku biografi karya beliau, wabilkhusus biografi para sahabat Rasul


[9/5 09.13] Barakallah shalih, wilujeng 16 tahun yuswana.. Mugia tambih shalih, pinter, bageur, cageur, bener. Hee 'alaa kulli haal mugi yuswana penuh berkah. Hatur nuhun janten putra Ummi 💕💕💕🌹🌹🌹 dik Muhammad Umar Yashin, mugia Allah berkahi engkau sebagaimana do'a yang terukir dalam namamu ❤❤❤


[9/5 10.22] Biasanya ada yang keukeuh ngajak bikin kue buat hari raya. Bikinnya sih cuma beberapa; nastar, Kastengel sama brownies. Saya memang kurang suka bikin kue, jadi segitu juga cukup.. Asal ada saja, kebanyakanmah yang krispy dan asin kayak makaroni goreng, sistik dll. Kue semprit nggak pernah bikin, belum tertarik juga buat bikin. Sok mubadzir bikin banyak makananteh soalnya anak-anak nggak pada suka, di rumah lain juga banyak jadi meski disuguhkan tetap nggak ada yang nyicipi. Hari ini nggak lagi ada yang ngajak bikin kue, sebagai pemalas yang baik saya pun memilih diam sambil memijit kening dan leher berusaha meredakan si headache yang makin luar biasa. Mengusap rinai dengan sapu tangan rindu. Setahun berlalu, ini lebaran pertama tanpa ia yang bilang, "teteh pasti bantu ummi bikin kue.".. Teteh, ummi sekarang nggak bikin kue. Tapi de Olin sama Abi spontan ngasih ide beli jadi. . Ah etamah ummi pisan nya 🤭 #diaryummi #catatandefa


[9/5 16.59] Karena obat dari rumkit sudah habis, trus harusnya senin besokteh jadwal periksa ke SPD buat endoskopi dll tea. Tapi berhubung satu dan lain hal kayaknya jadwal ke rumkitnya di undur sampai waktu yang entah kapan(intinya sampai saya sudah siap). Biasanya sakit kepala karena tensi yang naik mah diistirahatkan juga bisa membaik, qodarullah yang sekarang justru sebaliknya. MasyaAllah maha baik Allah memberikan soal ujian ini, Allah kasih kesempatan untuk bedrest, tapi dasar saya yang memang suka mikir trus otak teh nggak bisa diminta istirahat dulu jadi weh curat coret di buku catatan bikin jejak. Finally cari opsi lain untuk meredakan sakit kepala yang kok tambah bikin lenglengan ditambah mata yang kembali mulai kabur plus sedih pisan lihat de Olin ambil alih sebagian kerjaan rumah jadi weh berangkat ke Mantri Aud. Then, minum obat lagi.. Sahabat, percayalah sehat itu nikmat yang besar. Namun saat Allah uji sakit, InsyaAllah ada banyak kebaikan dan kesyukuran dibaliknya. #catatandefa


[9/5 18.24] Saya menduga-duga sakit kepalanya karena apa.Karena tensi kah,migrain kah atau hal lainnya sampai akhirnya nyimak webinar dari rumkit pondok indah.Sudah di cek di dokter syaraf, Alhamdulillah nggak ada masalah syaraf dikepala mah qodarullah ada nya justru ditulang belakang.Terus sakit kepalanya dari mana? Itulah mungkin salah satu alasan dokter ngasih opsi Endoskopi tea.Dokter melihat ada masalah lambung yang kronis,sttt jangan salahkan pola makan saya yaa, ini ujian,Allah sedang mentarbiyah dengan caraNya.Sebenarnya saya nggak suka dikit-dikit ngomongin sakit, dikit-dikit ngomongin penyakit.Tapi setelah sekian lama akhirnya saya milih untuk menuliskannya.Tujuannya sih untuk berbagi dan menjejak,mungkin ada orang lain diluar sana yang mengalami hal serupa,ini sebagai ungakapan, "dear,you are not alone." But jangan buru-buru anggap, "duh aku punya penyakit gini." Tanpa periksa ahlinya, apalagi sampai inisiatif beli obat dengan resep sendiri ke apotek. Bahaya beb, biarlah yang berilmu yang kasih resepnya yaa 😁

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah Muhasabah Wisuda Tahfidz