Rabu, 18 Agustus 2021

Yang Terserak (19)

Selasa, 28 Ramadhan 1442 H/ 11 Mei 2021M


[11/5 04.16] Ba'da sahur beberapa hari menjelang hari raya, de Olin sigap membantu ummi menyiapkan menu. Menunya istimewa karena cuma nasi sama ayam goreng 😁. Please jangan kabari dulu tentang gizi, gizi itu penting namun mensyukuri apa yang ada jauh lebih utama. Nah karena yang ada nya itu, qonaah nya sama itu dulu. Jangan mikirin ikan asin yang nggak ada atau sop iga yang juga nggak ada. 'Alaa kulli haal sebenarnya saya bukan mau nulis ini tapi kadang suka seneng aja pas waktu sudah lewat trus baca jejak kenangan, "oh hari itu pernah gitu ya." Atau, "oh iya dulu teh kayak gitu ya." Senangnya persis waktu baca deret kenangan beberapa tahun silam saat-saat Umar kecil dengan sigap membantu membereskan meja lalu menyiapkan teh manis dan menata piring diatasnya kemudian duduk bersila menungguku yang masih di depan kompor menyiapkan lauk untuk sahur. Senangnya sama persis waktu buka lagi diary kenangan Ramadhan tiap tahunnya, "oh iya, pernah ya buka shaumnya sama tahu yang dikukus dimagic com tapi kita tetap happy."#diaryummi


[11/5 04.27] Tetiba pingin cerita tentang tahu kukus magic com. MasyaAllah hari itu hari yang luar biasa, saya senang tiap kali mengingat hari itu. Senang bukan karena  makannya ya, saya bukan tipe yang suka makan atau just mikirin makanan 😎. Saya merasa senang aja karena hari itu terlewati tanpa tangisan atau keluhan ataupun memelas pada manusia. Jadi waktu itu teh gas habis, minyak juga nggak ada, qodarullah Allah berkehendak mentarbiyah kami dengan hal-hal serupa itu. Saya bilang sama diri saya sendiri, "it's ok, kita akan tersenyum mengingat hari ini." Qodarullah uang ditangan hanya cukup buat beli tahu matang sama terasi pedas, dibelilah 2 bahan itu. Biar agak gimanaa, tahunya dikukus dibagi 2.sebagian buat buka dan sebagian buat sahur, terasi pedasnya buat penyedap saja. MasyaAllah sungguh karunia yang besar dari Allah, kami menikmati hari itu dan Allah cukupkan ruang di lambung kami hari itu. Anak-anak tidak mengeluh, mereka terlihat menerima dan mensyukurinya MasyaAllah itu sungguh rezeki yang luar biasa.


[11/5 04.42] Pada dasarnya saya itu senang nyebar virus. Saat saya berbagi kisah tentang proses menghafal, saya sedang berusaha menularkan virus itu. Saat berbagi kisah belajar ini atau itu, proses ini atau itu, saya juga sedang berusaha menularkan virus itu. Namun saat berbagi kisah sakit yang diderita, bukan sakitnya yang ingin ditularkan. Maksudnyamah cuma pingin berbagi saja, "apa yang salah dengan sakit? Yang membuat kita hidup bukan saat kita sehat saja. Yang membuat kita kaya dengan produktivitas bukan karena kita sehat saja." Meski saya.. Hmm kurang produktif sih 🀭 intinyamah sedang mendulang jariyah dari yang ketularan virusnya, biar ada bekal buat pulang ke kampung akhirat 😍


[11/5 05.18] Waktu itu mah bikin jadwalteh detail pisan. Diary initeh waktu sulung usia 2 tahun.. Oh ya dulu ternyata punya waktu buat nulis teh dari jam 10.30-11.45..waktu itu ekspektasinya mah anak-anak tidur siang trus saya bisa me time sambil nulis, realitanya nggak. Nulisnya sambil gendong Umar yang masih bayi sama sesekali ngejar sulung yang lari-larian ke luar (ke jalan). Baca bukunya bareng sama sulung jam 07.25-08.00 ekspektasinya sih buku yang memang ingin saya baca, realitanya sulung punya buku pilihannya sendiri. Baca buku juga pas menidurkan anak-anak (baca nyaring). Muroja'ah ba'da qiyamullail, ekspektasinya alone sambil muhasabah. Realitanya 2 batita sudah pada bangun.. Jam 16.00-17.00 ada sekitar 60 an anak-anak yang datang ke rumah buat belajar.Ada yang mau belajar ngaji, matematika,ipa,bahasa dll.jam itu bermetamorfosa jadi guru sagala pelajaran,sure with batita.MasyaAllah Maha Baik Allah memberi kesempatan membersamai para batita dengan segala hal yang membuat hati melafaz tahmid mengingatnya#diaryibu


[11/5 06.18]  https://anchor.fm/kalifa-firdausy-ridwan/episodes/One-Evening-in-a-Hospital-e10l48o   Saya lupa ini tulisan siapa, cuma kayaknya puisi ini ada di majalah percikan iman tahun 2000 an. Padahal biasanya kalau nulis puisi atau catatan orang lain teh suka ditulis keterangan penulis sama tanggal terbitnya, kayaknya waktu ituteh lupa atau nulisnya buru-buru. Saya kadang lupa sama tulisan sendiri oge. Waktu keponakan saya, teh Nurfa ngasih puisi yang sudah di aransemen sambil bilang itu puisi bide yang pernah di posting di FB. Saya agak bingung puisi yang manaaa πŸ€” sampai pas disimak, baru deh ngeuh oh iya ya itu mah emang tulisan saya sendiri. Jadi ada bagian dari tulisan yang saya kenal, ini gaya siapa atau itu gaya siapa. Nah yang itu mah memang saya tulis di dinding fb yang nggak ke save di file puisi di buku kenangan 🀭


[11/5 06.18]  Me, "dear,aku baca diaryku yang antara tahun 2003-2006.ternyata aku pernah selebay itu ya."

Husband,"hmm.." (Lagi sariawan jadi nggak bisa ngomong,cuma dia nunggu penjelasan 🀭). 

Me, "eh tapi dipikir-pikir, aku tuh Narative writer yang baik yaa, cerita di diary teh detil pisan. Lagi kesel, seneng, alasan plus ekspresi bahkan hal-hal disekitar dideskripsikan semuanya."

Husband, "Hmmm.."

Me, "nggak apa-apa jawab hmm juga, yang penting masih ditimpali."

Husband, "hmm.." (Sambil senyum. Shabar banget sih dengerin nu cas cis cus cerita 🀭). 

Me, "lucu ya say, kita pernah lho saling salah faham gegara orang lain. Trus baperan sampai nggak saling bertegur sapa, gara-gara apa coba?"

Husband, "hmm.. "

Me, "jadi waktu itu something happened between our sister in law and our niece. That is not our problem, tapi kok jadi kita yang baper sampai nggak bertegur sapa (sama orang lain). See, emang apa hubungannya dengan kita. Bukannya mengishlahkan eh ini malah baper. Duh.. Kekanakan pisan kan? But 'alaa kulli haal, aku harusnya banyak-banyak bersyukur deh say. Bukannya ngeluhin ini itu, dipikir-pikir apapun yang mau aku lakukan, Abi dukung ummi sepenuhnya."

Husband, "hmm.. "

Eh apa maksud cerita ini? Untukmu para istri, don't worry saat engkau cerita panjang kali lebar kali tinggi trus dapat feedback dari suami just kalimat hmm atau bahkan cuma senyum atau unggut-unggutan. Yang kita perlukan itu hanya cerita dan didengarkan, bukan ditimpali.. Kita punya kecerdasan berbahasa jauh lebih dari laki-laki, dan laki-laki punya taste of nundutan saat dengerin cerita kita. Laa ba'sa bih, cerita saja terus! 🀭😁


[11/5 07.16]  https://youtu.be/D_wZG62J9Qs

Kenapa saya suka nulis? Status wa aja ngaberebet, belum lagi kalau japrian apalagi japrian sama Abang 🀭 karena sekali lagi, saya suka nyebar virus.. Nah yang saya share kali ini link film. Film nya keren, di jamin bikin betah nonton (plus baper) lanjut nyari buku nya buat baca lengkap 😍


[11/5 15.03] Merasa sudah bisa ke masjid lanjut ke pasar trus weh ke rumah Mamah, kirain will be fine. Qodarullah wamaa syafaa, Allah Maha Elok dalam mengatur rencana, sebenarnya sudah dibilang sih, "teteh ambil bedrest yang baik dan bener ya teh, kecuali mau nginep di rumkit!" Becandanya luar biasa pisan nya, but here it is benar saja langsung demam dan seolah remuk seluruh sendi. But, ini tentu tak seberapa.. Ada yang jauh lebih sakit dari saya, ya.. Mereka disana yang selama sekian

[11/5 15.08] Depok, 1992. Tadi coba-coba bikin musikalisasi puisi ini (tetap gayanya Bunda Helvy sih) but 'alaa kulli haal qodarullah nafasnya masih tetap belum kuat. Padahal tadi sudah merasa baikan, bisa berangkat bayar fitrah ke masjid Al Furqan diantar Umar, trus ke pasar diantar Abang, trus ke Mamah.. Qodarullah mungkin masih harus berdiam diri. But InsyaAllah kali ini benar-benar sebentar, hanya butuh beberapa menit sebelum lari ke dapur buat masak. Oh ya, kenapa musikalisasi puisinya fi sabilillah? Yang merasa kenal banget sama saya (ehem ) pasti tahu donk alasannya. 'Alaa kulli haal Palestina, duka mu adalah duka kami 😭


[11/5 15.43] Tiba-tiba kepikiran buat ngasih tips bagi ibu-ibu yang sering khawatir timbangannya nganan terus. Dulu aku pernah di posisi khawatir kalau lihat timbanganteh, khawatir ke kiri terus. Soalnya tiap kali ditimbang justru ke kiri wae sampai-sampai sempat ada yang bilang kurang gizi lah atau ya you know it just aku yang sakit-sakitan.. Hee but it's ok, saat ada yang bilang itu kalimat yang bikin nyelekit, aku tetap merasa happy aja. Kenapa? Ternyata dibandingkan khawatir timbangan (mau ke kiri atau ke kanan) ada yang harus lebih disyukuri sekaligus dikhawatirkan; hidup kita ini sebenernya buat apa dan apa saja yang sudah kita lakukan selama hidup ini?. 

Saya bersyukur masih memiliki kesempatan menghirup udara hari ini yang dengannya bisa beramal semampu dan semaksimal yang bisa dilakukan. But, saya khawatir dengan diri saya sendiri.. Apa kabar diri saya dihadapan Allah? Khawatir akan amal yang tidak diterima,khawatir ini dan itu.Tapi saya ingat bab niat dalam Syarh RiyadushShalihin bahwa kita hanya perlu berusaha


[11/5 21.31] Tadinya mau disembunyiin, tapi tetap saja kelihatan πŸ˜… kalau pas menggigil teh sambil muncul juga memar-memar,area nya nggak tentu.Kadang di kening, dada,kaki,tangan persis kayak habis kejeduk dan semacamnya weh. Kenapa bisa gitu? Dulu sih pernah penasaran banget alasannya, cari tahu kenapa begini dan begitu.Pokoknya cari tahu what happened to me? All about.. Sampai akhirnya cari tahu dan setelah tahu saya mulai menyadari bahwa, hmm percayalah sahabat,kadang tidak tahu apa-apa bisa jadi lebih baik 🀭kecuali kalau kita sudah cukup siap menerima kenyataan.Saya awalnya shocked,enggan mengakui apalagi menerima kenyataan.Tapi akhirnya memilih berdamai dan menerima kenyataan,ya udah itu mungkin sudah jadi bagian sejarah saya tinggal milih kisah seperti apa yang menjadi warna selanjutnya.Ikhtiar seperti apa yang harus dilakukan sampai bab bagaimana saya harus menjalani hidup agar ujian ini tidak berubah menjadi musibah tapi justru membawa kebaikan, menjadi hujjah dihadapan Allah kelak. #writingishealing #catatandefa


[11/5 21.43] Penampakannya memang nggak seciamik pisang ambon, tapi pisang ini enak pisan MasyaAllah. Saya nggak tahu nama pisangnya, ini dikirim Emak plus pisang muli dan pete.. Btw tentang pete, katanya lagi mahal ya. Saya nggak update harga pete cause nggak makan pete, yang dikirim Emak juga nggak nyicipi soalnya ada sorot mata lembut yang bikin nggak tega buat nggak jaga menu makan πŸ˜… (aslinya sih emang saya nya aja yang belum berani). FYI, pisang katanya bagus pisan buat kesehatan lambung.. Hmm seorang muslim memang tidak makan sesuatu karena nafsu atau keinginan semata ya. MasyaAllah, sungguh sangat baik kehidupan seorang muslim.. Makannya, minumnya dan semua yang dilakukan adalah kebaikan untuknya selama Allah menjadi satu-satunya alasan dan tujuan. #catatandefa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah Muhasabah Wisuda Tahfidz