Minggu, 12 September 2021

Baca Tanpa Nanti (bagian 1)

MasyaAllah finally here it is first day event ini di mulai. Karena buku yang saya baca setebal 690 halaman, saya putuskan untuk membaca 23 halaman setiap harinya sambil mikir apa yang mau di tulis sebagai insight bacaan di IG nanti. 

Menjejak dulu atuh di sini, untuk apa? Untuk membuka fikiran kata apa yang akan dijadikan pembuka di hari pertama event ini. 

Saya mulai dari mukaddimah sebanyak 20 halaman dari biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu ini. Tiga lembar berikutnya berisi penjelasan nama, nasab, nama kuniyah, nama laqab (julukan), gambaran dan ciri-ciri fisik, keluarga dan potret kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq pada masa Jahiliyyah. Hanya sebagiannya saja karena InsyaAllah progress bacanya di cicil untuk bikin insightnya sesuai jadwal yang saya pilih. 

Nama Buku nya Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan penulis Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi. Judul aslinya Abu Bakar Ash-Shiddiq; Syakhshiyatuhu Wa 'Ashruhu diterbitkan oleh Dar Al-Ma'rifah, Beirut-Lebanon. Buku yang saya baca sendiri merupakan buku terjemahan dengan pak Masturi Irham dan Muhammad Aniq sebagai penerjemah. Pak Muhammad Yasir, Lc sebagai editor dan menjadi cetakan ketujih dari penerbit al kautsar. MasyaAllah terbitan ketujuh, luar biasa keren ya 😍. 

Buku ini diawali dengan surah Al lail ayat ke 17-20 yang artinya, "Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. (Al-Lail : 17-21).

Membuka lembar selanjutnya saya menemukan seekor semut yang lumayan besar sudah kering disini, sepertinya semut itu terjebak diantara lembar ini. Lembaran ini salah satu bagiannya kosong tidak ada tulisannya, bagian kanannya berisi kata persembahan bahwa buku ini dipersembahkan, "Kepada para ulama yang mengamalkan ilmunya, para juru dakwah yang tulus, para penuntun ilmu yang bersungguh-sungguh dan segenap putera-puteri umat Islam yang memiliki antusiasme dan semangat, aku persembahkan buku ini seraya memohon kepada Allah dengan Asma'ul Husna-Nya dan sifat-sifatNya yang luhur semoga karya ini tulus ikhlas murni hanya karena-Nya semata."

Saya termasuk yang mana? Semoga masuk kedalam barisan para penuntut ilmu meskipun usia saya sudah tidak muda lagi. Menuntut ilmu kan bukan tentang usia. Aamiin yaa Allah. 

Lembar selanjutnya berisi pengantar dari penerbit, "Dalam pelataran sejarah Islam, Abu Bakar Ash-Shiddiq bukanlah nama yang asing untuk disebut-sebut. Sosok yang satu ini seperti tak pernah kering untuk dijadikan inspirasi dan ilmu bagi banyak orang. Tentu saja, ini tidak terlalu berlebihan, karena memang khalifah pertama dalam urutan Khulafa'ur Rasyidin ini memiliki keutamaan yang melimpah, kebaikan yang banyak, keadilan yang memenuhi ruang langit, kebersahajaan yang mengundang simpati, kontribusinya dalam dunia islam sangar luar biasa. 

Tentu, kehadiran Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai pengganti Rasulullah sangatlah tepat, hal itu bisa dilihat dari kesuksesan beliau menghadapi masa transisi, memberi semangat baru kepada kaum muslimin atas wafatnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam. Beliau juga berhasil memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat, memerangi orang-orang yang mengaku nabi dan juga berhasil mengembalikan kembali orang-orang yang murtad ke dalam pangkuan Islam. 

Buku ini, benar-benar menghadirkan kebesaran Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam ruang kehidupan, menyingkap kecerdasaannya, mengutarakan kemuliaan dan kezuhudannya, menampilkan kedermawanannya. Juga, menempatkan posisinya secara obyektif dan proporsional sebagai seorang khalifah bukan nabi." -hal ix

Lembar selanjutnya berisi daftar isi, sekitar 4 lembar dipenuhi daftar isi buku ini. Saya jatuh cinta dari mulai judul, sampul, lembar pertama sampai terakhir (ketahuan sudah baca sampai akhir halaman 🤭). Sejak dulu pengen banget baca buku ini, Alhamdulillah biidznillah Allah berikan kesempatan pada waktu yang paling tepat menurut Allah. 

Jalannya memang luar biasa, namun saat buku ini akhirnya sampai dalam pelukan rasanya seperti MasyaAllah sungguh luar biasa nikmat Allah saat kita mensyukurinya sebagai nikmat. 

Well, kita berlanjut ke muqoddimah di halaman pertama. Penulis menuliskan surat Ali Imran ayat 102, An-Nisa ayat 1, dan Al Ahzab ayat 70-71 sebagai dasar penulis beliau. 

Pada Bab Muqoddimah ini beliau juga menjelaskan awal antusiasme dan ketertarikannya kepada sirah (biografi) Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dimulai sejak beliau masih kanak-kanak yang gandrung membaca dan mendengarkan tentang sirahnya. Hingga kemudian Allah berkehendak mengantarkan beliau mencari ilmu di Universitas Islam Al-Madinah Al-Munawwarah yang diantara materi yang diajarkan dalam mata kuliah sejarah Islam adalah sejarah Al-Khulafa'urrasyidin. 

Dosen pengajarnya menyuruh beliau dan teman-temannya untuk mempelajari kitab, "Al Bidayah wa An-Nihayag" Karya Ibnu Katsir dan kitab, "Al-Kamil" Karya bin Al-Atsir pada catatan biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq, tidak hanya buku, "At-Tarikh Al-Islami" Karya Mahmud Syakir saja. 

Menurut beliau, penulisan buku ini adalah salah satu tujuan dan prioritas terbesar beliau sehingga beliau rela begadang sampai malam tanpa mempedulikan berbagai rintangan, hambatan dan kesulitan. 

Dalam satu syair beliau mengatakan, "Horor dan kengerian ada di jalanku dan didepanku, namun aku tetap berlalu tanpa gentar dan takut. 
Aku sekali-kali tidak merasa lemah, atau memiliki keraguab kepada Tuhanku. 
Dalam kematian tidak ada suatu apapun yang aku takuti, dan Allah-lag seluruh tujuan dan harapanku."

Masih banyak yang ingin saya tuliskan namun keterbatasan mata ini membuat saya harus menghentikannya sampai di sini. Well, MasyaAllah selamat mengarungi samudera indahnya sejarah islam dengan membaca sirah 

Balananjeur, 13 September 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh