Jumat, 17 September 2021

Kita, Hari Itu di Majalengka

Dari sekian photo yang di ambil, ini salah satu yang paling ummi sukai..meski gambarnya buram, 
You know why, kang Ridwan?
I... I don't know why...heee...

"Hati seorang istri itu istimewa." katamu..

"Dimana letak istimewanya?" Saya bertanya penuh rasa ingin tahu
Versinya, bukan versiku.

"Hatinya terluka hingga air mata bercucuran dan tersedu seolah dunia ambruk saat itu, 
Tapi kemudian semua kembali termaafkan dan terlupakan dan kembali tenang seperti biasa.."

"Seperti itukah?" tanyaku lagi

"Ummi lebih tahu dari abi." ujarmu sambil tertawa renyah..

"Ummi lihat pohon Pinus disana?"

"Ya. Ada apa dengan Pinus itu?"

"Suatu hari nanti, abi akan mengajak ummi dan anak-anak kesana, insyaAllah."

"Aamiin... InsyaAllah. Ada cerita apa tentang Pinus itu?"

"Ada banyak cerita , dan insyaAllah akan banyak cerita baru tentang kita, pada waktunya, insyaAllah."

Akan banyak cerita baru tentang kita,
Kalimat itu memberiku sebuah harapan tentang hari esok.
Hari esok yang masih misteri
Dan tak tahu apakah itu akan terlalui atau justru tak kan pernah kita jumpai..

Kang,
Kisah itu disana,
Di puluhan tahun yang lalu, saat matahari belum lah muncul dari arah timur sana
Waktu shubuh yang dinginnya masih terasa menusuk

Diantara pohon-pohon Pinus yang berdiri rapi itu
5 orang anak laki-laki kecil menerobos semak
Tanpa mengenal takut ataupun dingin yang seolah sudah biasa dan menjadi hal biasa
Menapaki jalan-jalan setapak yang bisa di lalui para pejalan
5 anak laki-laki kecil yang hanya tahu cara berjalan dan menyusuri bebukitan kemudian mencari jalan kembali ke rumahnya masing-masing

Langkah-langkah kecil itu lalu membawanya pada deretan dan barisan 'tangkal-tangkal' teh yang berjejer rapi
Pohon-pohon Pinus dan jejeran teh diam membisu sedang mereka memuji Robbnya sambil menyaksikan 5 raut letih dari 5 anak yang tidak tahu mereka sedang ada dimana..

Di hari nanti,
Disana,
Kita berjalan bersama disana..
Dan kita sama-sama telah tahu
Akan arah yang kita tuju..

Hari ini,
Kita duduk disini memandang kesana
Menerka hari yang belum tentu terjadi
Sambil membuka memori akan hari yang telah lama berlalu...

Tetapi,
Semua yang pernah kita pahat itu seluruhnya kelak kan berakhir
Bukan tertinggal di buku catatan kita
Bukan pula di buku sejarah yang bisa di baca generasi kita
Bukan pada lembar buku, kecuali lembar catatan yang kelak akan di pertanyakan
Di pertanggung jawabkan
Karena semua cerita,
Karena semua kisah,
Telah berakhir..

Karena dunia,
Bumi ini,
Sudah tak lagi memiliki ceritanya
Kecuali semuanya bersiap menanti keputusan Allah 
Di hari tak ada alasan kosong
Di hari tak ada alasan so' cerdas dari kita yang dhaif ini
Di hari semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing
Di hari air mata sesal dan penyesalan tak lagi berguna
Di hari semua pertalian terlupakan, 
Itulah hari Akhir. 

Saya merinding mengingat 
Mengingat hari tak berguna lagi semua yang kita banggakan dan elu kan di hari ini, "Rabbi, masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang Engkau cintai dan Mencintai-Mu! Jauhkan kami dari siksa kubur, siksa api neraka dan fitnah dajjal! Lindungi kami yaa Rabb!"

Tulisan ini di catat di Majalengka, 29 Desember 2016.
Di tulis ulang untuk di simpan di sini, hari ini jam 5.56 pagi hari Sabtu, 18 September 2021 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh