Sabtu, 16 Oktober 2021

Tujuh

Apa kabar hatiku hari itu? 

Pertanyaan ini artinya saya mengingat dan merenung kembali, membuka kembali buku catatan harian dimana saya sering menuliskan perasaan saya disana selain hal-hal yang saya alami di hari itu. 

Banyak tangis saat mendampingi para balita, ya itu lah kenyataannya.. Tangis apa? Saat anak sakit, nangis khawatir anak kenapa-kenapa sedang kami tinggal jauh dari orang tua tempat 'pakumaha' kata orang sunda mah (saya bingung kalau harus nranslate). 
Saat anak-anak tidur, nangis sesal, "sepanjang siang teh ngapain aja sama anak-anak teh?" Apalagi kalau siang atau sebelum tidurnya habis marahi anak-anak, luar biasa sesalnya. 

Saat anak-anak jauh, misal waktu adik Umar ingin tinggal dulu sama Mamah di Tasik, nangis rindu. 

Banyak pisan alasan tangisnya. Eh ini mah saya yaa, ibu yang memang mudah nangis tapi InsyaAllah tangis cinta 😅. 

Apa kabar hatiku hari itu? 

Mudah letih. Itu juga yang saya baca di buku catatan harian yang sekarang sampulnya sudah kusam ini. 

Bagaimana bisa? Kan happy? Iya saya memang senang saat mendampingi anak-anak, tapi bukan berarti nggak ada letih. Saya kesulitan mengingat letih seperti apa hari itu, setelah berlalu mah rasa letih teh hilang bahkan nggak ingat sama sekali gimana rasanya, yang paling diingat adalah bahwa masa itu luar biasa ngangenin, itu saja. 

Bahwa setiap kisah di masa itu menyenangkan, sangat menyenangkan. 

Namun saya akan coba mengingat letih seperti apa yang kira-kira pernah hadir.. 
Kisah ini sekaligus kabar untuk anda, ummahat dengan balita, saat engkau merasa letih.. Semua ummahat juga merasakan itu, anda tidak sendirian. InsyaAllah Allah akan kuatkan anda dan jadikan pengalaman letih itu jadi sarana tarbiyah yang membuat anda dan anak-anak anda menjadi pribadi yang lebih baik, InsyaAllah. 

#renungandefa
#throwbackparentingdefa 
#day7 
#270kata
#catatandefa 
#parenting 
#menjadiibu

Balananjeur, 7 Oktober 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh