Saya memiliki banyak cita-cita terutama terkait pendidikan, MasyaAllah setiap kali suami saya bercerita gagasan-gagasan Ummi dan tarbiyah yang Ummi jalankan, saya merasa , "masyaAllah hadza min fadhli Rabbi, seolah do'a yang Allah kabulkan."
Saya sering mengatakan pada suami saya, dimanapun dia berada, tebarkanlah kebaikan. Saya menyaksikan setelah kehadiran Ummi Romi semuanya saling menguatkan, saling bersinergi dalam kebaikan.
Semuanya pasti berduka, Ummi yang mereka sayangi, Ummi yang saya sayangi juga, yang akan selalu saya tanyakan setiap kali Kakang pulang dari SDIT akan sulit kami jumpai karena jarak. Namun InsyaAllah kami ikhlas untuk kebaikan Ummi. Kami semua mencintai Ummi Romi karena Allah.
Hati kami berlinang dengan duka perpisahan namun harapan dan benih-benih kebaikan yang Ummi taburkan menjadi motivasi dan ghirah kami untuk melangitkan semua yang Ummi ajarkan.
Ummi, kami bersaksi untuk semua kebaikan Ummi, keshalehan Ummi. Ummi sudah sangat maksimal mendampingi anak-anak baik anak-anak Ummi maupun anak-anak yang Allah amanahkan di SDIT. Ummi selalu menjadi inisiator kebaikan dan menjadi inspirasi kebaikan bagi yang lain, bagi kami.
Sungguh skenario Allah sangatlah luar biasa, seringnya didapati sesuatu yang membuat hati meringis namun Allah maha tahu setiap detail tubuh kita dan semua yang terbaik bagi kita tanpa kecuali. Seringnya ujian berupa sesuatu yang tidak menyenangkan hati, seolah menghancurkan semua cita yang di susun namun harapan akan selalu ada, harapan untuk tetap menjadu pribadi yang menebarkan kebaikan dalam kondisi apapun.
Ummi shalihah yang InsyaAllah dimuliakan Allah..
Saya sangat memahami bagaimana berat dan shocked nya, bagaimana khawatir nya, bingung dan segala rasa yang semisal. Saya sangat faham..
Semoga Allah kuatkan Ummi, lapangkan hati Ummi, berikan berlipat kekuatan dan kesabaran. Tak ada yang mustahil bagi Allah.
Ummi, saya memiliki teman di kota tasik. Beliau terkena PJB (penyakit jantung bawaan) sejak lahir. Dokter memperkirakan usia beliau tidak lama, qodarullah sekarang beliau masih bersama kami. Memiliki 1 putra yang sekarang sudah kelas 11 dengan segudang prestasi.
Beliau melahirkan banyak pemegang medali Olimpiade matematika dan sains, melalui anandanya dan anak-anak sekitar yang beliau bina. Sekarang Allah titipkan seorang anak perempuan berusia 15 tahun yang berasal dari keluarga tidak mampu, beliau sekolahkan di pesantren al kautsar bersama putra beliau.
Beberapa bulan yang lalu Allah uji dengan stroke, katup jantungnya bocor. Saya menangis mendapat kabar itu sedang saya tidak bisa menjenguk karena beliau di rawat di bandung. MasyaAllah sungguh maha besar Allah, teman kami ini kembali pulih dari stroke.
Beliau tetap dalam keterbatasan bergerak karena katup jantungnya. Namun Allah maha kuasa atas segala sesuatu, tak ada yang mustahil bagi Allah. Beliau tetap bersama kami, membangun negeri dengan cara kami masing-masing sekemampuan kami.
Teman lainnya dari Ciamis, Allah uji dengan leukimia. Mungkin sudah lebih dari 10 tahun beliau pulang pergi ke rumah sakit di Bandung untuk pengobatannya. Beliau juga menjadi salah satu bukti dan saksi bahwa harapan akan selalu hidup bersama kita yang tak putus harapan. Sungguh Allah Maha luar biasa hebatnya dalam mengatur skenario, teman kami sering drop karena leukimia nya, keluarganya di ujung harapan setiap kali teman kami ini drop namun beliau tetap berprestasi dengan kondisinya dalam bidang literasi.
Dan inilah juga yang saya katakan pada diri saya sendiri yang sekian tahun di uji sakit jantung dengan auto imun, "duhai aku, tubuhmu sakit, sangat sakit, tapi jangan sampai hatimu juga sakit. Jangan sampai hari-harimu sakit tak bermakna, jangan sampai duniamu hancur saat engkau harus kembali. Duhai aku, ."
Ummi, Saya ingin sehat, tubuh saya mungkin saja sakit, kalau boleh saya katakan sangat sakit hingga sering berulang kali tak sadarkan diri saat menahan sakitnya. Namun, saya tidak ingin memiliki hati dan pikiran serta waktu yang sakit.. Saya tidak ingin usia yang sakit, usia yang tidak memiliki arti kecuali sekedar pernah hidup dan menjadi bagian dari masyarakat tempat saya tinggal atau sekedar ada dalam ingatan orang-orang yang mengenal saya, "oh iya, dede ya." Hanya itu..
Saya ingin ada kebaikan yang bisa dilakukan, kebaikan yang menjadi rantai kebaikan yang tiada terputus meski jasad tlah menyatu dengan tanah.
Tubuh saya mungkin sangat sakit , tapi saya akan menjadi Dede yang merdeka dalam berpikir dan bersikap. Merdeka itu bukan hidup sakahayang sorangan tapi tetap dengan aturan ya sahabat.
Saat tubuh saya sakit sekalipun, saya InsyaAllah akan tetap bahagia dan meyakini ada kebaikan dalam sakit yang dirasakan.
Ummi Romi yang InsyaAllah dicintai Allah, saya tidak tahu apakah ini akan membantu ummi ataukah tidak. Saya hanya ingin mencoba membantu menguatkan Ummi. Tidak apa-apa jika ingin menangis, menangis karena kita makhluk yang lemah lalu Allah kuatkan kita. InsyaAllah akan ada saat airmata itu berganti senyum lagi..
Ada satu nasyid yang ingin saya sampaikan, nasyid dari izzatul islam buat ustadzah yoyoh, "duhai permata tarbiyah, anggun dalam keteduhan. Duhai penyemai bunga dakwah, harum mewangi buana."
Hatur nuhu atas setiap jejak langkahnya Ummi, kami akan meneruskan jejak kebaikan itu InsyaAllah.
Cepatlah pulih, hayu urang ka pangandaran tea. Di antos deui di mathlaul falah ku guru-guru yang akan selalu merindukan ummi.
Semangat pulih, semangat untuk kuat, semangat untuk ikhlas dan sabar, semangat membangun negeri seperti cita-cita Ummi.
Semangat ya Mi, Allahu Akbar
Balananjeur, Ahad, 31 Oktober 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar