Senin, 03 Januari 2022

Day 3

Hari ke-3 ini saya seperti sedang berseteru dengan waktu. Kosakata macam apa ini? Hanya asal nulis saja? Nggak sih, tiba-tiba saja terpikir hal seperti ini.

Why? Sebabnya adalah banyaknya pekerjaan di hari ini namun tubuh tidak mengizinkan untuk terlalu memporsir diri. Jadinya mulailah bertemu letih yang sangat, bahkan setelah mencoba diistirahatkan dengan teknik rebahan pun tak jua berhasil membuat lelah berlalu. Ini lelah yang membuat nafas terasa sesak, bukan hanya sekedar terasa tapi memang benar-benar sesak.

Bukan pekerjaan yang menghabiskan energi fisik tapi pikiran yang membuatnya seperti itu, beberapa hari ini saya belum jua berhasil meleraikannya. Menguraikan beban pikiran memang membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan mengistirahatkan fisik yang lelah karena pekerjaan fisik ...

Asa pabaliut kieu ini teh. Well, abaikan saja yang dirasa pabaliut nya yaa! Hee... 

"It's my dream, not her." Kalimat ini sedang booming saat ini, meski saya rasa ada yang kurang dalam pelafalan (juga penulisannya 🤭). Apa itu? It's my dream, not hers, her nya pakai s yaa. Untuk penjelasannya bisa di searching di google atau nanti saya buat postingan tersendiri insyaAllah.

Capadocia. Saya baru tahu ada nama ini, jangan jauh-jauh ngomongin perjalanan saya yang hanya sampai Jakarta sebagai perjalanan terjauh saya, tapi tepatnya mungkin karena bacaan saya yang masih sangat kurang. Selama ini saya hanya mengetahui ada tempat bernama ini dan itu, seperti ini dan seperti itu melalui bacaan. Selebihnya, saya tidak tahu karena sekali lagi perjalanan terjauh saya baru sampai di Jakarta.

Saya tidak tahu Yogyakarta itu seperti apa kecuali melalui cerita yang saya dengar dan saya baca, Surabaya, Semarang, banyak yang belum saya tahu. Bahkan keseluruhan daerah Tasikmalaya saja belum saya sapa... Apalagi Capadocia yang baru pertama kali saya dengar dan baca melalui berita yang lagi viral.

Wait, sejak kapan ngikuti berita viral? Selama ini memang nggak pernah ngikuti berita viral, tapi tetap saja tahu, hanya saja saya berusaha menahan diri untuk tidak latah membahas sesuatu yang viral. Kali ini juga tidak sedang ingin membahas latar berita viral itu, hanya sedikit tertarik membahas , "it's my dream, not hers (saya pakai s yaa )" 

Well, here it is about dream. What is your dream?

What is my dream? Saya bertanya-tanya pada diri saya sendiri, apa impian saya? 

"Udah usia segitu masih mikirin impian?" Pernah baca kalimat seperti itu yang ditujukan pada orang-orang di usia kami, hee.. hmm apakah impian (baca: harapan) sudah tidak boleh kami genggam? Saya rasa tidak, karena impian (harapan) harus tetap hidup bersama kita yang masih hidup. Apapun impiannya, apapun harapannya, ia akan menggerakkan kita untuk bersemangat meraihnya. Menjadikan kita tetap hidup dalam segala keterbatasan kita. Membuat kita tetap optimis dan memandang hidup sebagai tempat untuk menabur amal... Ya,karena impian membuat kita tak henti beramal untuk mewujudkannya.

Saya membuat kerangka impian saya sendiri; impian tertinggi (orientasi hidup) dan impian semasa hidup. Impian tertingginya adalah masuk syurga sekeluarga, bersama semua yang saya cintai... Ah saya menangis menuliskan ini karena tidak tahu kiranya amal apa yang bisa membantu saya meraihnya. Sedang dosa, terus menerus dilakukan 😭

Saya pernah dan sering katakan ini pada anak-anak saya, "jika visi atau orientasi hidup kita sudah diazzamkan. Misal visi kita adalah akhirat oriented, bahagia di syurga Allah, maka kita tinggal menentukan misi yang akan mengantarkan kita kesana. Kita akan fokus dan beramal sungguh-sungguh untuk menggapai Ridha Allah karena Ridha Allah yang menjadi kunci masuknya. Semua amal yang kita lakukan akan kita lakukan karena Allah, kita tidak akan mengeluhkan segala hal tentang hidup kita karena kita yakin semua yang terjadi akan menjadi tarbiyah dan kita akan berhujjah atasnya dihadapan Allah kelak. Kita juga tidak akan epesmeer, merasa rendah diri dihadapan manusia, ngeyel dengan dunia. Menjadi apapun kita semasa hidup, kita akan berusaha menjadi sebaik-baiknya kita. Menjadi hamba Allah yang baik, menjadi anak yang baik, murid yang baik, tetangga yang baik, teman yang baik... Semua yang terbaik tanpa menjadikan kebaikan orang lain sebagai standar kebaikan kita. Nak, kebaikan itu bukan saat orang berbuat baik lalu kalian membalas kebaikannya. Balaslah kebaikan orang yang berbuat baik pada kalian dengan berlipat kebaikan, dan tetaplah berbuat baik meskipun itu pada orang yang tidak menunjukkan kebaikannya untuk kalian. Berbuat baiklah karena Allah dan untuk Allah, dengan begitu kalian sungguh-sungguh dengan visi yang kalian ucapkan."

Impian semasa hidup? Yang ini banyak banget. Namun saat ini saya hanya akan menuliskan beberapa diantaranya adalah backpacker an ke Yogyakarta by train. Bukan Capadocia tempat yang baru saya tahu namanya, tapi ke Yogyakarta. Mungkin bagi yang sudah pernah ke Yogyakarta atau pernah naik kereta atau bagi orang yang tinggal di Yogyakarta impian saya ini bukan lagi impian bagi mereka karena sudah menjadi hal biasa, namun bagi saya itu impian yang mahal untuk saya gapai.

Capadocia, nama yang baru saya tahu, saya tertarik kesana tapi impian saya saat ini jika itu tentang tempat yang ingin dituju itu adalah Yogyakarta by train dan berangkat dengan orang-orang terkasih. Just it? No, buat saya itu bukan hanya karena itu impian dan setiap orang menganggap impian sebagai sesuatu yang wah bukan sekedar.

Kenapa Yogyakarta? Kenapa by train? Kenapa backpacker an? Impian itu seringkali susah dicarikan alasannya. Tapi nanti saya akan coba ceritakan alasannya di postingan tersendiri insyaAllah.

Impian saya yang lainnya adalah... Saya ingin sehat agar bisa masak setiap hari, bisa beres-beres rumah setiap hari, bisa berkebun setiap hari, bisa bermain bersama anak-anak setiap hari, bisa mendampingi suami setiap hari, bisa tertawa bersama setiap hari, bisa masak air di tungku setiap hari, bisa main dan ngobrol sama mamah dan emak setiap hari, bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa saya lakukan saat saya sakit. 

Impian lainnya adalah saya ingin membuatkan pakaian untuk suami dan anak-anak saya. Pekerjaan paling sulit bagi saya selain beres-beres rumah dan mencuci adalah menjahit. Saya tidak ahli dalam tiga hal itu tapi saya menyukai ketiganya..

"Pakaian mah tinggal beli aja!" Saya pun berpikir seperti itu. Tapi saya juga ingin jemari ini yang memilihkan kain untuk mereka, memotongnya dan membuatnya menjadi pakaian yang akan mereka pakai.


What is your dream? Masih banyak.. namun saya hanya ingin menuliskan ini untuk hari ini.

Well, how about you? What is your dream?

Balananjeur, Senin, 3 Januari 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh