Senin, 03 Januari 2022

Setiap Kisah itu Istimewa

Bagi saya,
Setiap kisah memiliki nilai yang istimewa. Apapun jenis kisahnya, menyenangkan atau sebaliknya, semua tetap memiliki keistimewaannya masing-masing. Nilai spesialnya masing-masing. Karena itulah saya sering mengatakan pada anak-anak, "semua itu, salah satu harta yang sangat berharga untuk ummi."

Saya kini, tidak sedang membuat dongeng atau menyusun kepingan puzzle, tapi sedang menunaikan tugas yang tak mengenal kata 'nanti' karena waktu cabut yang pastinya semakin dekat. Berusaha membuat catatan amal tidak berakhir sebagai raport merah, raport yang di berikan dalam bentuk Mizan/timbangan amal yang menentukan nasib kita selanjutnya.

Sahabat,
Saya tidak bisa menulis kisah fiksi (meski ingin bisa) atau naskah drama romantika atau apapun yang tidak saya rasakan sendiri.
Saya juga tidak bisa menulis sesuatu yang menurut saya tidak seharusnya saya tulis, sesuatu yang tidak saya ketahui dan yakini kebenarannya, atau hal-hal lainnya yang tidak saya yakini atau bisa saya buktikan kebenarannya.

Kenapa?
Karena saya tidak bisa, hanya itu.
Itulah kenapa tulisan saya hanya berkutat tentang apa yang saya rasakan, apa yang saya pikirkan, anak-anak, suami, orang-orang disekitar saya, dan hal-hal lainnya yang saya saksikan sendiri dan saya dengar kabarnya melalui orang-orang yang insyaAllah Hanif dan saya yakini kebenarannya di tempat manapun dan siapapun serta apapun.

Sahabat,
Saya hanyalah seorang hamba dengan sepaket jatah hidup yang seimbang, ada kelebihan dan kekurangan. Ini jatah hidup yang seringkali membuat hati tak adil menyikapinya, terutama saat pms datang.

Tak adil? Hati condong lebih menginginkan sesuatu yang excellent, sempurna segala-galanya.. Sempurna kebaikannya, kelebihannya dan hal-hal yang lebih di sukai hati lainnya.
Sehingga kita lupa, bahwa kita manusia yang tak luput dari kekurangan, kelemahan, khilaf dan lupa.

Saya juga pernah terluka dan menangis, saya sakit kemudian mengadu, tapi sapertos saur kang Jeje (Allohu yarham), "jangan pernah merasa bahwa kau yang paling sengsara!" serta, "kabarkanlah setiap kegembiraan!" karena itu, saya mencoba membalut setiap luka yang pernah ada dengan hamparan kisah yang membuat bibir dan hati sinkron dalam senyum.

Adapun kisah duka, semua itu datang sebagai wujud tarbiyah bagi jiwa. Semua itu adalah cara Allah menempa kita agar lebih kuat dan lebih shabar serta lebih baik lagi dalam segala hal. 
Semua itu tarbiyahNya, meski seringkali saya tidak jua mengambil intisari hikmah dan pelajarannya, hanya menyibukkan diri dengan berbagai aduan dan berbagai macam keluhan.

Menuliskan hal-hal membahagiakan bukan berarti selamanya kita hidup bertemankan tawa, tapi seperti yang selalu saya katakan, "saya akan menerima yang sedikit dan menitipkan harapan lainnya pada Allah."

Kalau setiap hari lurus-lurus saja dipenuhi gelak tawa mah atuh dimana ujian duka nya? Ujian yang melahirkan tangis lebih sering hadir sampai membuat kita meringis kesakitan, kan? Asal tidak sampai menyalahkan takdir apalagi sampai mempertanyakan ke Maha Rahman an Allah, tak ada yang salah dengan air mata karena ia juga bagian dari kehidupan. Ini pembenaran bagi saya saat ingin menangis karena suatu sebab.

Setiap orang memiliki kisah dukanya,
Setiap orang memiliki cara untuk bangkit dari duka dan mengambil ibrah dari peristiwa yang membuatnya berduka,
Setiap orang memiliki alasan kenapa dia menangis,
Dan setiap orang memiliki kesempatan untuk kembali tersenyum setelah ia menangis

Balananjeur, 4 Januari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh