Apa kabar anda pagi ini, sahabat?
Sudah hampir beberapa Minggu ini kampung kami di datangi ular kobra seukuran jari telunjuk orang dewasa (orang dewasanya saya, jadi jarinya kecil :D ), dan panjangnya sekitar dua jengkal tangan orang dewasa (tangan orang dewasanya tangan saya, jadi tidak terlalu panjang :D ).
Di depan rumah kami, di rumah mamah, di jalan depan rumah mang oni, di dekat Hawu dapur kami, dan di jalan menuju ke makam.
Dan tadi malam, ular itu berkunjung ke dekat kamar mandi kami yang kebetulan tempatnya masih berada di luar area rumah yang sedianya menyatu dengan dapur dan ruang makan (tapi masih pondasi, heee....)
Agak takut, bukan hanya karena kobranya tapi karena saya ngeri melihat ular.
Pagi saya sahabat,
Membuka gorden dan daun jendela ruang tamu untuk memasukkan udara segar pagi hari ke dalam rumah setelah Umar dan Aufa berangkat ke masjid Al Furqon untuk tahfidz Qur'an.
Pagi ini Aufa dan Umar sangat bersemangat untuk berangkat. Umar dengan raket dan kok serta Al Qur'an dan kartu tahfidz dan Aufa dengan Al Qur'an dan kartu tahfidz nya.
Biasanya, pulang nanti nasi panas dan lauk Pauk atau sayurannya harus sudah tersedia di meja, anak-anak kurang bisa mengelola lapar kecuali saat shaum.
Seperti beberapa hari yang lalu, Umar yang selalu mengalahkan abi dan teman-temannya bermain catur, tersisihkan saat seleksi untuk perlombaan catur di sekolahnya. Alasannya, "perut Umar lapar, Umar sulit konsentrasi kalau lapar."
Memang berbeda kondisi lapar ketika shaum dan tidak, ya sahabat.
Lapar saat shaum justru semakin menguatkan konsentrasi dan ingatan. Berbeda jika lapar karena selainnya...
Saya senang saat melihat anak-anak tersenyum mendapati makanan telah siap menyambut kepulangan mereka, karena itu nasi panas dan makanan favorit mereka kini sudah tersedia menunggu mereka dengan manis... InsyaAllah sejam lagi mereka sudah kembali ke rumah...
Pagi saya sahabat,
Tidak banyak pekerjaan yang bisa saya handle di saat tamu bulanan yang membuat saya harus istirahat karena mulas yang sangat datang. Mulas yang mengingatkan saya pada mulas melahirkan... Kurang lebih seperti ini, ah tapi tidak, melahirkan itu lebih dari ini..
Nonton daqu movie present di share channel pilihan kami pagi ini. Sambil sesekali mengedarkan pandangan dan tangan pada pekerjaan yang bisa dilakukan sambil duduk...
Apa film favorit anda, sahabat? Film favorit kami diantaranya film-film yang di buat oleh darul Qur'an itu.
Pagi ini judulnya 'cinta shubuh.'.
Ada satu scene ini yang tetap membuat saya tertawa meski sering menontonnya, yaitu saat beberapa tahun sejak Angga tidak bertemu pujaan hatinya, secara tidak sengaja mereka bertemu di masjid sedang si akhwat mengejar dan kemudian menggendong anak kecil yang Angga sangka anaknya si akhwat... Cerita selanjutnya bisa disaksikan di share atau di cari di YouTube :D
Saya suka kisah-kisah yang di suguhkan oleh daqu movie present.. Di laptop, suami menyimpankan banyak film yang di produksi oleh daqu karena istrinya menyukainya.
Sahabat,
Menikah dan membangun keluarga itu sekaligus juga saling mengenal kebiasaan dan kesukaan serta hal-hal yang tidak disukai suami atau istri kita. Kemudian saling menghormati kebiasaan yang mungkin berbanding terbalik dengan kebiasaan kita... Saling mengingatkan dan meluruskan saat mendapati sesuatu yang melanggar syari'atNya...
Ada sebagian orang yang mungkin berpikir bukan hal yang penting memahami kebiasaan, kesukaan ataupun hal-hal yang tidak di sukai suami/istri dan anak-anaknya.
Tentang ini, saya memiliki kisah dari laki-laki yang Allah hadirkan memegang tangan saya itu,
"Awalnya abi pikir agak terkesan 'kurang macho' dan seperti bukan abi jika harus belajar memahami kebiasaan dan hal-hal yang menarik perhatian anggota keluarga yang terdiri dari ummi dan anak-anak." dia mulai percakapan sambil menatap lurus ke luar jendela, seolah di luar jendela itu ada banyak kenangannya yang tertinggal.
"Abi lahir sebagai bungsu dari 4 bersaudara dan tak pernah berusaha belajar 'memahami' orang lain secara detail, tidak pada Emak dan bapak ataupun pada teteh dan kedua kakak laki-lakikl abi. Mungkin karena sebagai adik paling kecil, kakak-kakak abi memperlakukan abi dengan istimewa hingga abi tumbuh dalam zona nyaman seperti itu.. Dan abi sendiri tidak menuntut diri untuk belajar memahami hal-hal yang kelihatan sepele seperti itu." dia diam sejenak..
"Sampai akhirnya abi merasa bahagia saat kebiasaan, dan hal-hal yang menarik untuk abi di fahami ummi. Dan ummi tahu secara detail semua kebiasaan abi dibanding abi sendiri. Anak-anak sepertinya juga menyukainya. Dan abi mulai menyadari, memberi kebahagiaan itu ternyata sangat mudah. Diantaranya dengan memahami hal yang kelihatan sepele itu."
Sahabat,
Hidup berumah tangga itu mengajarkan kita banyak hal. Mengajak kita untuk belajar banyak hal. Mengajak kita untuk selalu bershabar dan bersyukur atas banyak hal. Mengajak kita untuk saling mengikhlaskan atas banyak hal.
Belajar dan berproses yang tak pernah memiliki kata selesai kecuali saat selesainya kehidupan satu diantaranya atau dua-duanya atau karena hal lain yang membuatnya harus selesai.
Sahabat,
Semoga pagi hari ini menjadi awal yang baik untuk semakin mendekat padaNya :)
5 Februari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar