Setiap kali memanen sesuatu dari pekarangan yang bisa saya jadikan menu makanan ataupun sebagai obat herbal saya ajak kakang untuk berterima kasih, "sayang, katakan terima kasih! Terima kasih krn tlah membantu meringankan beban Abi! Terima kasih karena membantu Abi dengan menjadikan cukup berapapun yang Abi berikan!" Dan beliau mengikutinya hingga akhirnya saya tak lagi mengajaknya mengatakan itu karena beliau sudah melakukannya tanpa saya minta.
Untuk apa saya melakukan itu? Saya tahu bagaimana naik turunnya hati wanita, hmm mungkin wanita lain cukup tangguh namun saya tidak setangguh itu. Saya khawatir dengan diri saya sendiri kalau-kalau suatu saat menuntutnya berlaku atau berucap sesuai harapan saya namun beliau tak tahu caranya. Saya Khawatir dengan hati saya sendiri tempat bersemayam ikhlas disana.
Saat saya ikhlas berbuat alangkah baiknya kalau beliau ikhlas memperlakukan saya dengan baik sesuai harapan saya. Dan saya malas menuntut juga malas mendebat waktu, "kalau saja dulu saya katakan bahwa saya ingin diperlakukan seperti yang saya harapkan atau saya tuntun dia untuk memperlakukan saya sesuai harapan saya!"
Mungkin saja tipe suami anda tipe yang juga bisa diajak kompromi, "A, saya ingin Aa bilang i love you sehari 100×" misal. Katakan saja langsung, atau, "A, katakan i love you.".Setiap kali anda ingin dia mengucapkan i love you. Meski seiring waktu bahasa cinta bukan lagi sekedar kata 'i love you.'
Dan inilah syukur yang saya panjatkan hari ini,sore ini saat saya membawa bunga Telang dan telur ayam juga lalapan dari pekarangan, lelaki yang mengucap ijab hampir 20 tahun yang lalu ini memelukku sambil mengucapkan kalimat ajaib ini, "Sayang, terimakasih sudah menjadi istri Abi.Abi bersyukur atas ummi.Smg Allah berkahi keseluruhan waktu Ummi. Hapunten beberapa hari ini Abi membuat Ummi bernafas sendirian! Membuat ummi letih menangis dan menyimpan resah sendirian!"
MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi
Balananjeur, Jum'at, 25 February 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar