Jalan kaki? Iya, saya senang saat jalan kaki karena bisa berjumpa dan bertegur sapa dengan siapapun yang berpapasan. Saling mengucap salam, MasyaAllah ini kalimat terindah yang saya dengar setiap kali ada yang menjawab salam, "wa'alaikumsalam." Apalagi sampai sempurna, "wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." MasyaAllah kalimat terbaik dan paling membahagiakan.
Sepanjang jalan tidak terlalu banyak kendaraan, saya melaluinya sambil tilawah juz 18 yakni surah Al Mukminun ayat 1 sampai surah Al Furqon ayat 20. Juz ini terdiri dari 202 ayat. Ayat pertamanya qod aflahal mukminuun, Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman. MasyaAllah permulaan ayat yang membuat hati berdebar dengan kabar gembira ini. Kabar gembiranya apa? Bahwa orang beriman itu beruntung dan insyaAllah kita sudah masuk kriteria pertama yakni mukmin.
Trus mukmin yang beruntung teh yang kayak gimana? Di ayat selanjutnya disebutkan beberapa ciri mukmin yang beruntung yaitu:
1. Mukmin yang khusyuk dalam shalatnya
2. Mukmin yang menahan diri dari obrolan yang tidak berguna
3. Mukmin yang menunaikan zakat.
4. Mukmin yang menghindari zina
5. Mukmin yang amanah dan menjaga hak baik hak dirinya maupun hak orang lain
6. Mukmin yang menjaga shalatnya dengan baik.
Hey Defa, bagaimana kabarmu dari semua kriteria itu?
Kembali ke perjalanan tadi, sesampainya di Pagerageung langsung nyeberang eh tapi ada yang lupa mau beli sesuatu buat Emak, MasyaAllah saya yang kesulitan nyeberang akhirnya nunggu lama buat nyeberang lagi karena sesuatu yang mau dibeli itu ada di toko seberang. Lalu lalang kendaraan cukup banyak di depan pasar tadi..
Setelah mendapat yang dicari langsung ke rumah Emak, bertemu pak Jajang suaminya Mbak Uci di gank dekat rumah Pak Guru Amad Almarhum, "salam ti Abi kanggo Mbak Uci nyaa." Titip saya pada pak Jajang.
Mampir sebentar di rumah Iseu, teman Mts saya, kebetulan disana sedang ada teh Lilis yang berdagang pakaian, mukena, juga aneka makanan, "ayo dipilih, neng!" Ujar teh Lilis sambil menyodorkan satu stel mukena berwarna putih.
Saya tersenyum menerima mukena itu, melihat-lihat dulu sebentar lalu mengembalikannya, "sudah mau tarawih, teh! Mukena baru!" Bujuk teh Lilis. Saya hanya tersenyum sambil menimpali dengan canda, "iya ya teh, buat tarawih sama shalat Ied." Kami pun tertawa.
Saya tidak sedang dalam mode ingin membeli sesuatu, pakaian atau apapun, hanya senang saja kalau melihat ada saudara kita yang berniaga lalu barang perniagaannya laku teh. Seneeeng banget. Tapi sayang, saya bukan salah satu yang bisa melariskan jualannya. Hanya ikut berdoa semoga Allah lancarkan dan mudahkan ..
Emak baru selesai mengerjakan shalat Dhuha saat saya sampai disana, dengan wajah sumringah saya cium punggung tangan emak dan ucapkan salam terbaik untuknya, "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, emak damang?" Saya ingin emak melihat bahwa saya senang berjumpa emak dan ingin tahu kabar emak.
"Wa'alaikumsalam warahmatullah. Nyai kadieu ngahaja? Jeung Saha?" Tanya emak.
"Muhun, sengaja angkat nyalira hoyong tepang sareung Emak."
"Atuh panas?"
"Muhun tapi teu sawios, asal tiasa tepang sareung Emak. Pami tiasa tiap hari mah abiteh bade tiap hari kadieu mengunjungi emak, tapi sayang kayaknya kaki nya sudah mulai bertambah usia, Mak. Sudah mulai kenalan sama ngareuy."
Emak tertawa, "sing sehat we nyai."
Sejak kembali ke kampung halaman, saya bertekad untuk lebih sering mengunjungi Mamah dan emak, sengaja berbincang atau melihat atau berbagi kisah dan menjadi pendengar mereka. Karena jarak ke rumah Mamah hanya selangkah dari dapur saya usahakan untuk sering melihat mamah atau sekedar duduk menyimak mamah yang menceritakan apapun yang ingin mamah ceritakan. Namun jarak rumah Emak mulai agak berat dilalui dengan berjalan kaki dalam kondisi sakit-sakitan jadi saat sehat saya akan bersegera memaksimalkan kesempatan mengunjungi emak meski harus dengan berjalan kaki.
Hari ini saya katakan pada Emak bahwa saya menyukai pindang telur buatan emak. Saya suka sop, gorengan tempe dan juga puding jagung yang dulu biasa Emak masak.
Saya katakan pada Emak bahwa saya bersyukur menikah dengan putra bungsu Emak, bersyukur menjadi menantu Emak. Saya juga ceritakan tentang ayam dan pohon belimbing pemberian emak, "MasyaAllah Mak, shodaqoh jariyah buat Emak insyaAllah."
Emak tipe yang jarang bicara, dan saya tipe yang senang bercerita 😁.
Kegiatan emak sehari-harinya mengurus ayam. Pernah beberapa kali di pacok hingga lebam kakinya, pernah juga di tangannya. Tapi emak menyukai aktivitas itu jadi tidak pernah mengeluhkan sakitnya pacokan ayam. Kegiatan lainnya adalah masak air di tungku kayu, tertatih emak tetap melakukannya meski dalam kondisi sakit sekalipun.
MasyaAllah emak..
Saya pamit pulang setelah menikmati nasi dengan ikan jaer goreng, "emak, Abi hoyong lauk nyaa!" Sambil mengambil piring saya minta izin emak, meski sudah hampir 20 tahun menjadi menantu Emak saya masih terbiasa minta izin 🤭
"Enya sok, pan ceuk emak Oge emam heula!"
Saya hanya ingin membuka obrolan 😅
Karena khawatir de Olin sudah pulang dari sekolah maka saya bergegas pulang, kembali jalan kaki melewati jalan yang sama ketika saya pergi. Ke toko Tirna dulu sebentar untuk membeli makaroni bantat kesukaan de Olin dan 2 bungkus Indomie soto lalu cepat-cepat menembus terik agar cepat sampai di rumah.
Rintik dalam terik siang ini membuat saya semakin bersemangat, saya senang melalui hari ini atau berjalan kaki seperti ini. Saya senang bisa berjumpa banyak orang, berjumpa emak, bertegur sapa dengan mereka dan wait, MasyaAllah Alhamdulillah melihat de Olin yang baru pulang dari sekolah.
Saya berlari mendekatinya, dia tidak menyadari kehadiran saya, sesekali berlari namun setelah sampai di depan rumah Ceu Eha kang Uju dia kembali berjalan. Saya yang masih di depan rumah wa Iah berlari lebih kencang lagi lalu setelah dekat memanggil namanya, dia menoleh dan berlari senang.. MasyaAllah senang sekali melihatnya lalu berjalan bergandengan tangan dengannya. Mendengar dia bercerita dan pulang ke rumah berdua.
MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi. Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat.
Balananjeur, Sabtu, 19 Maret 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar