Kakang menikmati susu coklat panasnya sambil nonton PPT,salah tiga dari sinetron yang disukai kang @wawanridwan75 . Yang lainnya TOP dan preman pensiun,tapi bukan rasa suka yang membuatnya merasa harus selalu nonton.Kalau ada waktu saja,jadi tidak mengagendakan untuk sengaja nonton.
Dari kemarin ngobrolin tontonan yaa 😅
"Jika tontonan itu bisa menjadi tuntunan, why not?" Itu prinsip saya dalam membuat standar tontonan sendiri.
Samar terdengar para lansia menjawab pertanyaan tentang Surga dari bang Jack, "Ingin masuk Surga?"
Jawabnya kurang lebih,
1. "Saya ingin masuk syurga." Dengan penuh keyakinan dan harapan tinggi.
2. "Saya ingin, asal bisa merasakan makan sop iga." Apa yang diharapkan seseorang yang selama hidupnya kesulitan materi dan ingin merasakan rasanya sop iga?
3. "Iya deh, ingin deh ingin." Inimah hayu-hayu aja,nggak punya keyakinan.
4. "Ingin aja deh, asal bisa bawa harta kesana." Seumur hidupnya fakir lalu tiba-tiba dikasih harta sama Allah,belum tahu cara menggunakan harta,belum sempat menikmati hartanya dan malah di 'keukeupan' terus.Harapannya bisa bawa hartanya saat mati.
5. "Entar deh di pikir-pikir dulu." Yang ini mah bener-bener nggak tahu dia mau apa atau harus apa.Shalat aja masih nanya, "kenapa harus shalat."
Well,kritik sosial yang keren sih menurut saya mah.
Ngomongin tentang harta, ini bisa menjadi lahan pahala atau malah ladang sengsara.Seperti pak Jalal yang hartanya menjadi ladang pahala baginya.Pak Nasib yang diliputi ketakutan dan kecemasan hartanya dirampas orang,pak Netral yang hartanya membuat anak-anaknya berebutan warisan harta saat dia nya sendiri masihlah ada.
But, nggak punya harta juga bisa jadi ladang pahala atau malah sengsara.Coba deh kita simak sejarah atau kisah di sekitar!
Sebagai Aghnia ataupun memiliki kekurangan harta,keduanya tetaplah sesuatu yang akan dipertanggungjawabkan pada akhirnya.
Adik Umar yang biasanya bangun cepat lanjut membuat jus wortel hari ini bangunnya tepat saat kami bersiap sahur, begitupun dengan de Olin. Aa Quthb sedang menikmati mie rebus sebagai menu sahurnya saat saya menghubunginya via tlp WA.
Oh ya, Abi bergegas ke pasar membeli tempe untuk membuat mendoan. Abi membuat adonan dan memasaknya sendiri.
MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat..
Apa kabar, teteh Aufa?
Balananjeur,Selasa,5/4/2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar