Senin, 04 April 2022

H-83

Meneruskan cerita perjalanan awal pernikahan.

Hmm dulu teh sampai mana, ya? Oh ya, sampai bab ngontrak pertama dan pindah ngajar ke MI Al Inayah ya? Hee.. saya sedang bermonolog dengan diri saya sendiri.

Well, menginjak tahun ke 3 berumah tangga Allah titipkan bayi mungil nan lucu yang kami namai Umar, Aa Quthb yang saat itu berusia 2 tahun terlihat paling antusias menyambut adiknya. Hmm, cerita kelahiran Quthb dan 3 adiknya saya tuliskan terpisah ya. Kali ini mau nulis bab pindah kontrakan.

Karena akan hadir anggota baru serta tiadanya kakus jadi kami memutuskan pindah ke rumah yang lebih besar, pilihan jatuh ke rumah kang Komar (sekarang sudah almarhum). 

Rumah lama dengan 3 kamar, 1 ruang tamu besar, ruang tengah, dapur dan WC+KM. Halaman rumahnya lumayan besar jadi bisa untuk tempat Quthb bermain dan tempat anak-anak belajar.

Sebenarnya rumahnya terbilang agak menakutkan 🤭 ruangan kamarnya seukuran risbang tempat tidur saya yang berukuran 2 × 2 Meter. Kamar depan menyatu dengan kamar tengah, pintu keluarnya dari ruang tengah jadi pintu ke kamar depan itu harus melalui kamar tengah. Saya menyimpan kasur di kamar depan, lemari di kamar tengah dan kasur single anak-anak juga lemari napolly di kamar belakang.  

Ada kursi dan bufet di ruang tamu, kami tidak memiliki televisi namun Alhamdulillah Allah berikan kesempatan menikmati berita atau acara dongeng dari radio Polytron yang kami beli di bulan pertama pernikahan.

Setiap jam 7 an kami biasanya mendengarkan dongeng si rawing dengan iklan susu bantal real good nya dari sana. Saya tahu susu bantal dari sana, hahaha.. tapi hari itumah belum ada di warung-warung di daerah kami jadi hanya sekedar tahu.

Kalau pagi hari, kami mendengar siaran berita El Shinta news and talk. 

Terus menakutkannya dimana?

Itu rumah lama yang cukup besar. Kalau mau ke WC teh harus melalui ruang tengah yang tempatnya paling sunyi diantara tempat lainnya serta dapur yang lumayan besar, bulu kuduk sering merinding kalau melewati dua tempat itu. Lampu di dua ruang itu sering mati tanpa sebab pasti jadi kalau mau ke WC malam-malam teh harus diantar kakang karena nggak berani pergi sendiri. Rumah yang berada tepat di belakang rumah kami tidak berpenghuni, tempatnya tepat berdempetan dengan dapur kami. Hari itu saya masih penakut jadi tinggal disana adalah masa-masa kalau ke WC teh pasti diantar kakang 🤭

Balananjeur, Senin, 4 April 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh