Sabtu, 30 April 2022

Kenalan Lagi, Yuk!

Sebagian di media ini mengenal saya secara langsung; tahu, pernah ngobrol, pernah ketemu atau bahkan sering interaksi. Tahu juga bagaimana keseharian bahkan hal-hal buruk tentang saya.

Namun izinkan saya berkenalan dengan anda, sahabat yang belum pernah bertatap dan berjabat tangan secara langsung 🤗

Nama saya Defa S Hidayat, Defa itu singkatan dari Dede Fatimah, S nya Shalihah dan Hidayat adalah nama ayah saya. Saya menggunakan nama Defa sejak kelas 1 SMA akhir tahun 90 an awalnya buat nama pena tapi kemudian teman-teman lebih mengenal nama ini dibanding Dede. Kalaupun mengenal Dede pasti manggilnya panjang, Dede Fatimah Shalihah, jadi bukan Dede nya 🤭 jadilah untuk menghemat waktu memanggil saya membiarkan teman-teman memanggil saya Defa.

Saya istri kang @wawanridwan75 dan sering mengatakan padanya bahwa saya memintanya untuk tidak melihat wanita lain untuk dijadikan istri kedua, ketiga ataupun keempat selama saya masih hidup sebagai istrinya. Oh No, jangan katakan saya tidak taat syariat karena kalimat itu cukup menyakitkan. Memilih untuk tidak dipoligami bukan berarti tidak taat syariat, bukan? Yang tidak taat syariat mah menikah tapi mendzolimi. Itu sih hanya pemikiran saya.

Saya ibu dari 4 anak, tiga diantaranya sudah remaja dan yang paling kecil sudah mulai abg. 

Kalau sedang ngdate berdua dengan kang @wawanridwan75 saya merasa masih muda 🤭 namun saat mulai berkumpul bersama anak-anak baru deh saya sadar kalau usia saya sudah beranjak tua.

Saya senang ngobrolin pemikiran (ngobrolin diri sendiri juga kayaknya 😅), nulis dan baca. Namun diantara semua itu saya sangat senang saat berkumpul bersama anak-anak, saya senang saat anak pulang ke rumah lalu saya bisa menyiapkan kebutuhan mereka. Itu hal yang membahagiakan bagi saya.

Saya juga senang saat ngobrol dengan anak-anak, baik sebagai pendengar atau ikut asyik berbagi cerita, itu sangat membahagiakan.

Saya senang menyapa dan berkenalan, cenderung sksd alias so' kenal so' dekat. Hidup ini hanya sebentar, saya hanya ingin bersegera melakukan sesuatu yang masih bisa saya lakukan karena kalau nyawa sudah ditenggorokanmah nggak bisa nyapa lagi, nggak bisa sksd lagi sedangkan saya meyakini bahwa menyapa dan mengucapkan kalimat yang baik adalah shodaqoh. Saya tidak ingin menyesal..

Saya senang saat disapa, dan saya berpikir boleh jadi orang lain pun senang saat disapa. Semoga Allah bahagiakan hati mereka melalui lisan atau jemari ini, itu juga harapan saya.

Balananjeur, Ahad, 1 Mei 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh