Lha, ilmu itu kan tidak tersekat bangku kuliah? Memang benar, tapi ayolah kita tidak sedang membahas hal itu karena yang ingin saya ceritakan disini lebih kepada pesan saya untuk anak-anak; carilah ilmu sampai titik dimana Allah sampaikan ke titik yang membuat kalian harus berhenti.
Hmm.. ini karena saya sangat mencintai ilmu dan saya tularkan itu ke dalam hati mereka. Saya ingin anak-anak tahu betapa besar rasa cinta saya pada ilmu.
"Kenapa ummi tidak pernah kuliah?" Tanya si bungsu suatu hari.
Ah, Nak, andai engkau tahu bahwa ummi pun merindukan hal itu namun ini bukan untuk ditangisi atau disesali, kenapa ummi membicarakan kuliah pada kalian juga bukan karena ummi ingin tapi karena kecintaan ummi pada kalian. Ummi berharap Allah tinggikan derajat kalian dengan ketaqwaan dan ilmu kalian, bukankah kita sama-sama meyakini bahwa nilai seorang hamba itu terletak pada ketaqwaannya dan Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Seperti firman Allah yang kita yakini, itu juga harapan ummi untuk kalian. Cinta ummi untuk kalian karena tingginya derajat yang Allah janjikan itu bukan hanya dihadapan makhluk yang fana namun disisiNya dimana kelak buahnya adalah syurga yang lebih baik daripada dunia dan segala isinya.
Kenapa kuliah yang diperbincangkan? Sekali lagi itu hanya kalimat pembuka sekaligus pengantar karena setelah itu akan ada diskusi panjang yang tak pernah berakhir sejak kami membuka percakapan di saat mereka kecil hingga hari ini saat salah satu dari keempat anak kami masuk bangku kuliah.
"A, nanti mau kuliah dimana?" Saya masih ingat jawaban Aa saat itu. Usianya masih 6 tahun saat ia menunjuk nama suatu universitas lalu menceritakan akan menjadi apa ia di masa depan. Kami membicarakan tentang ia yang akan memberikan manfaat seperti apa kelak bagi ummat ini. Meski dikemudian hari universitas yang di tunjuk bukan tempat ia mencari ilmu tapi tetap saja obrolan di hari itu insyaAllah menjadi salah satu pintu pembuka jalan kecintaan mereka akan ilmu.
"Dik, mau kuliah dimana?" Sebenarnya tidak sampai disana, sih. Tapi lanjut ke jurusan, "mau ambil jurusan apa?" Lalu mengajaknya berpikir manfaat yang akan dipersembahkannya bagi ummat ini saat ia kelak mengimplementasikan ilmunya.
"Teteh mau kuliah dimana?" Sambil mengajaknya melihat jauh ke dalam dirinya; seperti apa dia, apa yang paling dia minati dan mengajaknya berpikir bidang apa yang tepat untuknya dan bagaimana caranya menjadi khairunnaas. Khairunnaas anfa'uhum linnaas, lalu manfaat seperti apa yang akan dia persembahkan bagi ummat ini?
"De Olin mau kuliah dimana?" Sekali lagi tak masalah jika universitas yang ditunjuknya hari ini bukan universitas tempat ia mencari ilmu di kemudian hari, saya hanya ingin dia ingat bahwa saya mengajaknya berpikir untuk dirinya dimasa depan dan mencintai ilmu. Tak usah pikirkan kata orang yang mengatakan, "hey, nyari ilmu itu tak harus dengan kuliah!" Karena pecinta ilmu tak kan memandang remeh ilmu.
Balananjeur, Senin, 23 Mei 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar