Rabu, 01 Juni 2022

Day 152

1.

Saya memulai pagi dengan masak nasi, kebetulan hari ini anak-anak libur jadi selama masak teh saya bisa duduk disini sambil melihat adik Umar yang sedang mengerjakan tugasnya. Dia tidak membolehkan saya membereskan kertas-kertas ini, tapi saya ibu yang tidak mau tahu alias tetap saja dibereskan meski dia protes 😂

Hari ini tugas opsih diberikan pada anak-anak karena kondisi kesehatan kembali ngedrop, tidak terlalu ngedrop sih hanya .. imunnya mulai protes saja, imun ini sedang bekerja lebih aktif menyerang dibanding hari-hari sebelumnya. Lalu saya akan memilih diam dulu sejenak dan membiarkan anak-anak menyelesaikan tugas opsih..

Tapi saya sedang ingin mencuci pakaian, jadi saya akan menunggu sampai hari tidak terlalu dingin untuk mulai mencuci. Karena jika memaksakan dalam kondisi ini seolah ngundang alergi.. Allohumma 'aafinii..

Oh iya, adik Umar sedang membuat rancangan suatu bangunan dan menghitung RAB nya. 



2.
Jadwal selanjutnya.

Hmm saya mulai merasakan keanehan menjadi ibu seperti yang sering saya ceritakan pada anak-anak, "jadi ibu itu aneh, nak."

Dimana letak keanehannya?

Diantaranya adalah..ibu merasa senang saat diberikan kesempatan mencucikan pakaian, sepatu ataupun tas anak-anak. 

MasyaAllah, tahukah anda,sahabat? Saking senangnya saya sampai menangis. Ini tangis kegembiraan..

Saat saya meminta izin pada anak-anak untuk mencucikan sepatu dan tas juga pakaian mereka lalu mereka mengizinkan, MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi, itu adalah anugerah yang sangat besar dari Allah. Sudah cukup lama sejak mereka mulai mencuci pakaian mereka sendiri dan tidak mengizinkan saya mencucikan untuk mereka.

Nah, aneh kaan? Waktu anak-anak kecil biasanya ibu mengeluhkan cucian yang selalu menumpuk dan seolah ada lagi dan lagi tapi tetap saja senang saat mencucikan nya. Lalu setelah anak-anak besar dibuat senang dan rindu dengan cucian.

Well, sudah menyapa ibunda di rumah kah? Sudah bertanya kabar hatinya atau sekedar mendengar ceritanya? Saya kini seorang ibu dan memahami rasa itu ..
Telponlah jika jauh dan bertanyalah kabarnya serta dengarkan suara hatinya atau berceritalah padanya! Izinkan ia mendengar suara anda..


3.
Kadang bertemu orang yang seneng banget bilang, "makanya punya sawah sendiri biar nggak usah beli beras!" Atau, "makanya jadi petani biar nggak perlu beli ini itu."

Hmm, pada orang yang enggan menyaring kata seperti itu kadang pengen jawab dengan kalimat yang pedas sepedas sambal geprek yang saya ulek tadi. Tapi saya tidak pandai mengurai kalimat pedas jadi hanya bisa mendoakan siapapun yang pernah mengucap kalimat seperti itu agar Allah selalu memudahkan dan melancarkan segala urusannya.

Well, ini drama ibu yang berasnya harus beli dan banyak orang di luar sana yang mengalami hal serupa. Kalau tinggal di kampung mah tak jarang ketemu kalimat yang sama, "makanya ..." 

Tak jarang..

Untuk anda, semoga Allah urusan anda dan kita semua. 

Mari tahan lisan untuk tidak mengomentari kesulitan orang lain dengan hal-hal yang tidak solutif untuk mereka! Hmm, tak perlu juga mengomentari cara orang lain dalam mengatur rumahnya! 
Mari diam dan saling mendoakan saja!

Tak jarang yang selanjutnya..

Hmm apa ya 🤔🤔 sebentar, saya ingat-ingat dulu. Oh iya, tak jarang selanjutnya adalah berjumpa orang yang akan bilang, "masa gitu aja nggak bisa!"

"Masa gitu aja nggak bisa!" Bisa dalam urusan apa saja, saya kesulitan mengingat-ingat apa yang kira-kira bisa dijadikan contoh 🤭

Oh iya, ada yang punya banyak balita di rumah trus rumahnya berantakan and then netizen pun dengan leluasa berkomentar, "masa gitu aja nggak bisa." Atau kalau dalam bahasa Sunda mungkin akan ada yang bilang "ni teu boga kahayang pisan. Cing atuh beresan Imah teh." Atau kalimat lain yang lagi-lagi saya masih kesulitan membuat contoh kalimat kecuali 2 kalimat itu yang pernah saya dengar dari cerita orang lain 😁.

Tak jarang,

Untuk anda yang berada di posisi dikomentari, peluk hangat dari saya, Anda mungkin mengalami hal berat selama mengurus para balita dan rumah. Jangan khawatir, jangan merasa gagal, jangan bersedih hati.. bukan hal buruk jika rumah berantakan oleh anak-anak, tak apa-apa untuk mengambil istirahat meski rumah akan menjadi bak kapal pecah. Tubuhmu butuh istirahat, kesehatan mentalmu pun butuh di jaga, biarkan engkau berusaha menjaga kewarasan untuk menjadi ibu yang bahagia dan mendampingi anak-anak dengan bahagia. Maafkanlah mereka yang membuatmu mengurut dada! Semoga Allah melapangkan dan memudahkan segala urusan anda!"

Dan untuk yang menjadi komentator, MasyaAllah semoga Allah memuliakan anda dengan lisan yang membawa keberkahan.

Tak jarang..

Balananjeur, Rabu 1 Juni 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh