Alasannya?
Boleh jadi kisah kita akan menginspirasi seseorang meski kita nggak tahu pada siapa kisah itu bermuara dan menjadi inspirasi atau penyemangat baginya.
Siapa tahu..
Seperti kita yang tak jarang terinspirasi dengan kisah seseorang atau merasa terbantu setelah membaca kisah hidup seseorang.
Siapa tahu..
Menulis untuk menguatkan; menguatkan diri sendiri maupun orang lain.
Tak jarang kita bertemu kisah yang membuat kita berurai air mata lalu Allah bantu kita keluar dari kondisi itu sebagai seorang pemenang. Lalu kita bertemu kondisi yang kembali membuat dada bergetar resah, tulisan kita akan membantu menguatkan dan menjadi kabar gembira, "dulu, kamu pun menangis lalu Allah bantu memudahkan urusanmu sampai akhirnya kamu keluar sebagai orang yang tersenyum!"
Lalu ada orang yang bertemu kondisi serupa, ia tak tahu bagaimana cara keluar dari persoalan itu hingga Allah sampaikan kisahmu padanya dengan caraNya hingga luruh resah dihatinya, "aku tak sendirian, aku juga akan keluar dari persoalan ini dengan senyum kemenangan sebagaimana ia yang menuliskan kisahnya ini "
Menulis adalah cara kita mendengarkan dan mengenal diri kita sendiri.
Menjadi pendengar itu bukan hal yang mudah, dan yang jauh lebih tidak mudah adalah menjadi pendengar bagi diri sendiri.
Bagaimana caramu mengenali dirimu? Dengarkanlah dirimu sendiri!
Bukan tak mungkin kita memiliki luka batin yang tak jua sembuh. Luka yang tak ingin kita akui hingga akhirnya menyakiti diri sendiri.
Menulis membantu menyembuhkan luka itu.
Mau bukti? Menulislah!
Menulis adalah mewariskan sesuatu yang abadi untuk orang-orang yang ditinggalkan.
Menulis adalah mewariskan peradaban.
Menulis adalah mewariskan sesuatu yang tak akan jadi bahan pertengkaran karena rebutan.
Balananjeur, Rabu, 29 Juni 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar