Satu suara berbisik pelan, ah tidak, itu tidaklah pelan karena bisa terdengar banyak orang didalam kendaraan, "MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal."
Semua mata memandang, memicing tajam seolah berkata, "kita salah arah, ini musibah, kenapa mengucap Hamdallah?" Hingga suara protes mengucap tegas, "kok malah Alhamdulilah sih?" Kurang tepat dituliskan tanda tanya karena itu lebih tepatnya sebuah pernyataan bukan pertanyaan.
"Alhamdulillah 'alaa kulli haal, dzahirnya kita memang tersesat, namun hakikatnya Allah sedang memberikan kita kesempatan untuk mendekap sabar dan syukur secara bersamaan. Bukankah Allah mencintai orang-orang yang bersabar?! MasyaAllah lihatlah, kita sedang diajarkanNya untuk bersyukur dalam setiap keadaan; saat mendapat sesuatu yang menyenangkan hati, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengajarkan untuk mengucap Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat. Dan saat mendapati sesuatu yang kurang menyenangkan maka kita diajarkan untuk mengucap Alhamdulillah 'alaa kulli haal, segala puji bagi Allah atas segala sesuatu. MasyaAllah, kita jadi tahu tempat ini, bukankah ini nikmat lainnya?"
Tak ada kalimat yang menentramkan bagi hati yang gemuruh. Hati, butuh kesiapan dari dirinya sendiri untuk menerima..
Balananjeur, Jum'at, 17 Juni 2022
Baiklah ini rangkaian catatan saya yang terakhir untuk hari ini 🤠semoga menjadi amal shalih yang Allah Ridhai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar