Rabu, 13 Juli 2022

Day 195

"jangan dipikirkan terus!" Kalimat ini tak jarang didapati saat kita sharing tentang sesuatu yang tidak mengenakkan, apalagi saat kondisi kita sakit ada saja yang mungkin mengomentari sakit karena ketaksiapan mengendalikan ingatan.

"Makanya jangan dipikirin terus, jadinya sakit kaan." 

Well, saya ingin membahas hal ini karena saya pun pernah mengalaminya 🤭.

Suatu hari saya terbaring sakit yang cukup berat, dihari kesekian mendapat kabar kondisi ananda yang tinggal jauh ternyata juga qodarullah sakit. Saya menangis sejadi-jadinya sebagai luapan emosi saya karena tidak hadir saat ia membutuhkan saya. Rasa lain pun bermunculan semisal merasa bersalah dan sebagainya. Untuk melerai rasa diputuskanlah untuk berbagi cerita dengan harapan dapat mengurai duka, sekonyong-konyong datanglah komentar, "makanya jangan dipikirin terus jadi dua-duanya sakit." Oh 'Well done', MasyaAllah kalimat yang cukup baik untuk mengubah emosi sedih menjadi emosi yang semakin sedih.

But seperti itu juga lah kita, enggan menata empati dan memilih mengomentari sesuai lintasan pikiran kita saja hingga tak jarang membuat ia yang terluka semakin terluka dengan komentar kita.

Balananjeur, Rabu, 13 Juli 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh